inspirasi

Siapa Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa Penuh Makna Filosofis

Penulis:   | 

Wayang adalah salah satu warisan budaya nenek moyang Indonesia yang sangat bernilai. Banyak sekali nilai-nilai positif dalam kisah pewayangan yang masih relevan hingga zaman sekarang.

Meskipun barangkali tidak banyak masyarakat modern yang tahu banyak soal cerita dan tokoh pewayangan. Bukan hanya untuk hiburan, tapi wayang juga pernah menjadi sarana dakwah.

Di zaman Sunan Kalijaga, wayang berhasil mengajak masyarakat untuk lebih mengenal nilai agama dan filosofi hidup yang bisa diteladani.

Salah satunya adalah kisah Punakawan yang tampak jenaka dan mewakili kondisi manusia dengan segala karakternya. Beginilah kisah punakawan selengkapnya.

Baca juga: Sering Jadi Bahan Bercanda, Logo Kumon Punya Makna Inspiratif

Sifatnya seperti manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya

Kisah Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa Penuh Makna Filosofis

(foto: gnfi)

Nama Punakawan berasal dari dua kata, yaitu puna dan kawan. Puna artinya susah, dan kawan artinya teman. Sosok Punakawan melambangkan sosok teman yang ada di saat susah.

Tokoh dalam kisah Punakawan ada empat tokoh, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Empat karakter diciptakan dengan keunikan masing-masing untuk dapat mewakili atau menunjukkan sifat manusia kebanyakan dengan segala kurang lebihnnya.

Sebelum dimodifikasi oleh Sunan Kalijaga, kisah Punakawan sudah muncul di karya sastra kuno Ghatotkacasraya dari Mpu Panuluh.

Pada umumnya, Punakawan tampil dalam pementasan, entah itu wayang kulit, wayang golek, atau wayang orang.

Punakawan yang jenaka punya tugas mengabdi dan harus memahami perasaan gelisah dari tuannya. Keberadaannya memang menjadi kelompok yang menebarkan humor atau mencairkan suasana.

Semar memiliki karakter bijaksana, walau postur tubuhnya tidak ideal

Kisah Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa Penuh Makna Filosofis

(foto: kompas)

Semar digambarkan sebagai sosok ayah bijak dan disegani walau tampilan fisiknya tidak ideal atau terlalu besar.

Jari telunjuk yang terlihat menuding ke bawah bermakna tentang keinginan kuat untuk mewujudkan sesuatu, sedangkan mata yang sipit menunjukkan keseriusan dan ketelituan dalam tingkah laku.

Konon namanya berasal dari samara yang berarti bergegas atau bersegera. Dalam pewayangan, sosok Semar yang rendah hati, jujur, dan penuh kasih begitu disegani siapa pun, entah itu kawan atau lawan.

Bisa dibilang kalau Semar menjadi rujukan ketika ada yang ingin minta nasihat atau petunjuk untuk menghadapi peperangan. Oleh karena itu, posisi Semar sangat terhormat.

Gareng adalah wujud dari karakter manusia yang punya banyak teman

Kisah Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa Penuh Makna Filosofis

(foto: wikipedia)

Gareng adalah anak pertama dari Semar. Namanya berarti pujian, sanjungan, atau didapatkan dengan cara memuji. Nama aslinya Nala Gareng yang berasal dari frasa nala khairan yang artinya mendapat kebaikan.

Gareng adalah tokoh dalam kisah Punakawan yang bicararanya tidak teratur, serba salah, tapi sangat lucu.

Orang-orang di sekelilingnya pun jadi terhibur. Itulah mengapa Gareng punya banyak teman meski dirinya banyak kekurangan.

Fisiknya tidak sempurna, misalnya punya mata juling, berkaki pincang, dan tangannya pun cacat. Kondisi fisiknya mengajarkan pada manusia agar menerima segala ketentuan Tuhan, walau tidak sesuai keinginan.

Baca juga: Kisah Nabi Ismail, Awal Mula Ibadah Haji dan Kurban

Petruk punya penampilan yang menarik dan pandai berbicara

Kisah Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa Penuh Makna Filosofis

(foto: wikipedia)

Petruk adalah anak Semar yang nomor dua. Namanya berasal dari kata fat ruk, yang artinya tinggalkanlah. Dalam kisah pewayangan, sosok Petruk punya karakter pandai dan sedikit nakal.

Secara fisik, Petruk terlihat menarik dengan postur tinggi, hidung mancung, dan senyum manis. Caranya bicara pun sangat baik, sampai bisa menyindir ketidakadilan di sekitarnya.

Yang paling menonjol sebenarnya adalah tangan dan kakinya yang panjang, tubuh yang langsing dan tinggi, serta hidung yang mancung. Filosofinya adalah agar manusia punya pikiran panjang, sabar, dan tidak tergesa-gesa.

Bagong memberi inspirasi agar manusia lebih rileks menghadapi dunia

Kisah Punakawan, Tokoh Pewayangan Jawa Penuh Makna Filosofis

(foto: wikipedia)

Bagong merupakan anak bungsu Semar. Namanya berasal dari kata-kata Al ba gho ya atau bermaka perkara buruk. Dikisahkan bahwa Bagong merupakan tokoh yang diwujudkan dari baying-bayang Semar.

Karena itulah, Bagong juga tumbuh dengan fisik yang besar seperti Semar. Bagong juga tumbuh dengan karekter seperti dua kakaknya yang senang bercanda. Dalam menghadapi masalah serius pun Bagong masih bisa bercanda.

Sifat lainnya lancang dan berlagak bodoh. Tokoh seperti Bagong ini sangat santai dan rileks menghadapi segala hal, sederhana, dan tidak mudah terpedaya hal-hal duniawi.