inspirasi

Mengenal Slow Fashion, Inovasi dalam Industri Mode Dunia

Penulis:   | 

Perkembangan teknologi yang masif secara tidak langsung mendorong perilaku konsumtif masyarakat. Adanya akses yang mudah membuat banyak orang ketagihan belanja, seperti belanja pakaian misalnya.

Zaman dahulu, orang-orang memilih menjahit pakaian mereka sendiri untuk mendapatkan kualitas yang bagus. Beda halnya dengan orang-orang zaman sekarang yang mayoritas memilih untuk beli pakaian jadi.

Selain akses yang mudah, praktis dan harganya yang terjangkau, pakaian jadi saat ini juga cepat mengikuti perubahan tren.

Perubahan tren fashion yang cepat biasa dikenal dengan istilah fast fashion. Tapi, pernah terpikir tidak dampak dari fast fashion?

Dalam jangka panjang, fast fashion dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Menjamurnya berbagai brand fast fashion melahirkan sebuah kesadaran baru untuk menciptakan fashion yang lebih peduli lingkungan dan kemanusiaan.

Kate Fletcher, seorang profesor di bidang Sustainability, Design, and Fashion, University of the Arts London’s Centre for Sustainable Fashion menawarkan mode fashion baru yang dikenal dengan slow fashion.

Baca juga: Keunikan Tari Lengger, Kesenian untuk Mengingat Sang Pencipta

Bahan bakunya lebih banyak dibuat dari bahan alami

Mengenal Slow Fashion, Inovasi dalam Industri Mode Dunia

(foto: ecotextile)

Slow fashion adalah sebuah gerakan mode yang mendukung pembuatan atau penciptaan pakaian berdasarkan kualitas dan daya tahan yang mempertahankan unsur etis serta lingkungan sekitar.

Biasanya produk-produknya dibanderol dengan harga yang tinggi dan kualitasnya bagus.

Secara umum, bahan baku pembuatan produknya terbuat dari serat alami, seperti katun. Serat-serat ini dapat terurai secara alami.

Pemakaian pewarna dan bahan kimianya pun lebih sedikit. Alhasil, tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan.

Banyak orang tertarik dengan konsepnya karena dinilai meningkatkan kesadaran akan dampak industri fashion.

Apalagi, adanya perubahan iklim yang semakin besar membuat banyak label fashion memilih pendekatan slow fashion.

Konsepnya lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitas

Mengenal Slow Fashion, Inovasi dalam Industri Mode Dunia

(foto: t2tsolution)

Pada intinya, konsepnya lebih mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas. Selain memperhatikan bahan, brand slow fashion juga memproduksi pakaian secara lokal sehingga dapat memantau dan mengontrol rantai pasok serta kesejahteraan pekerjanya.

Beberapa label pakaian di dunia, termasuk Indonesia, sudah menerapkan konsep slow fashion, lho. Mana yang sudah kamu tahu?

Stella McCartney

Label Stella McCartney termasuk sebagai luxury brand pertama yang menggagas konsep eco fashion.

Prinsip label Stella McCartney yang tidak menggunakan bahan material bulu hewan dan kulit hewan sudah dianut sejak kemunculan labelnya.

Label ini terus menelurkan karya-karya yang menarik dengan menggunakan material ramah lingkungan.

AMUR

AMUR adalah nama kependekan dari A Mindful Use of Resources. Didirikan di kota New York, label ini memiliki moto hanya karena ingin tampil modis dan mengenakan pakaian yang indah tak berarti setiap orang harus mengorbankan planet kita sendiri.

Rentetan gaun-gaun malam yang disertai dengan motif dan warna-warna cerah mendominasi koleksi pakaian label AMUR.

Sejauh Mata Memandang

Sejauh Mata Memandang adalah sebuah label berkonsep slow fashion yang berasal dari Indonesia.

Setiap helai kain dan pakaian yang berasal dari label ini merupakan hasil jerih payah dari para pengrajin kain dari berbagai wilayah di Indonesia yaitu Sumba, Bali, dan Jawa.

Kain maupun pakaiannya memiliki motif  berdasarkan sebuah cerita dari berbagai penjuru dan palet, warna yang hangat menjadi ciri khas dari label ini.

Baca juga: Tradisi Nginang, Mengunyah Sirih sebagai Simbol Menjaga Lisan

Sayangi bumi, jadi kurangi belanja pakaian fast fashion

Mengenal Slow Fashion, Inovasi dalam Industri Mode Dunia

(foto: woop)

Menginginkan pakaian baru tidak berarti harus membeli baju baru. Pakaian ‘baru’ juga bisa didapatkan dari hasil bertukar, menyewa, ataupun membeli preloved atau baju bekas.

Dengan menjalankan cara tersebut kamu berkontribusi dalam memperpanjang umur pakaian hingga 9 bulan serta mengurangi emisi karbon global sebesar 20-30 persen.

Jika pada akhirnya harus membeli baju baru maka carilah brand fashion yang sudah mulai menerapkan konsep slow fashion.

Memang, mungkin harga yang ditawarkan relatif lebih tinggi, namun bukankah membahagiakan rasanya jika pengalaman membeli baju baru ternyata dapat dijadikan momen untuk berkontribusi dalam menjaga bumi?

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.