inspirasi

Sejarah Plague Doctor, Pahlawan Bermasker Paruh Burung Saat Wabah Black Death

Penulis:   | 

Pernahkah kamu mendengar tentang sejarah Plague Doctor? Namanya terkenal sejak ada wabah black death di Eropa. Kostumnya sangat ikonik dan lengkap mulai dari jubah, masker, penutup mata, sarung tangan, dan tongkat.

Meskipun mereka dokter, tapi justru lebih terlihat seperti pemain teater yang akan melakukan atraksi panggung.

Sebagai seorang tenaga kesehatan, Plague Doctor sering membuat masyarakat takut. Beberapa di antara mereka juga masih bisa tertular wabah mematikan.

Baca juga: Keutamaan Bulan Sya’ban, Ketika Catatan Perbuatan Manusia Diserahkan pada Allah

Pertama kali, desainnya dibuat oleh dokter kerajaan dengan setelan lengkap   

Sejarah Plague Doctor, Bermasker Paruh Burung saat Wabah Black Death

(foto: alamy)

Plague Doctor adalah para dokter yang bertugas merawat pasien yang terkena wabah. Wabah black death di Eropa pada abad ke-14 memang mematikan, sehingga para dokter melindungi dirinya sedemikian rupa.

Pakaian yang dikenakannya saat itu memang unik dan tampak mencolok.

Jika pada umumnya dokter memakai seragam putih, pada masa wabah black death di Eropa, dokternya memakai satu set jubah unik yang didominasi warna hitam.

Kostum Plague Doctor didesain oleh Charles de L’Orme, seorang dokter dari Prancis yang sehari-hari bertugas di kerajaan.

Desainnya yang tidak lazim memang secara khusus jadi tanda untuk dokter yang menangani pasien yang terkena wabah black death.

Bukan hanya kostum yang berbentuk jubah tebal, ada juga masker berbetuk paruh burung yang selalu dipakai ketika bertugas.

Bentuk kostum jubah dan masker paruh burung kemudian masih terkenal dalam budaya pop di zaman modern.

Menginspirasi penggunaan masker dan baju hazmat di kemudian hari

Sejarah Plague Doctor, Bermasker Paruh Burung saat Wabah Black Death

(foto: saltwire)

Ternyata kostumnya bukan untuk bergaya atau menarik perhatian. Di dalam masker paruh burung terdapat zat-zat pengharum seperti herbal dan sari bunga agar aroma busuk dari luar tidak terhirup.

Meskipun saat dipakai terasa pengap, tapi para dokter tetap setia memakainya. Bentuk masker paruh burung dalam sejarah Plague Doctor memang tidak bertahan lama karena bentuk dan bahannya dinilai kurang efisien dan saat itu kostumnya masih tradisional.

Tapi ternyata setelan yang menutup seluruh tubuh sudah mencerminkan perlindungan aman bagi tenaga kesehatan, sebagaimana baju hazmat di era pandemi Covid-19.

Bukan hanya jubah dan masker, keberadaannya juga semakin ikonik dengan tongkat. Kadang juga terlihat seperti tukang sihir, tapi sebenarnya memiliki tujuan agar tidak perlu bersentuhan dengan pasien.

Baca juga: Kisah Hidup Ip Man, Mengajar Wing Chun Sampai Akhir Hayat

Sempat terjadi malpraktik yang mematikan karena Plague Doctor sangat tertutup

Sejarah Plague Doctor, Bermasker Paruh Burung saat Wabah Black Death

(foto: shutterstock)

Di balik kostumnya yang menutup rapat, ternyata sering terjadi malpraktik karena ilmu pengetahuan yang belum maju.

Tenaga kesehatan pada saat itu belum bisa menentukan dengan pasti, seperti apa ciri-ciri seorang pasien yang terkena wabah black death yang berbahaya dan yang terkena flu biasa.

Sejarah Plague Doctor yang melakukan malpraktik tidak lepas dari fakta tentang kualitas dari kostumnya. Desain karya Charles de L’Orme dari lingkungan kerajaan memang terjamin bagus, tapi tidak demikian untuk penerusnya.

Rata-rata kostumnya dibuat oleh dokter muda yang belum banyak pengalaman, tapi sekadar menjalankan tugas pemerintah.

Pekerjaan dokter muda setelah membuat kostum hanya mencatat angka kematian, dan tidak ikut mengobati para pasien.

Ternyata kostum ini justru berpotensi untuk disalahgunakan. Karena wajahnya tidak terlihat, banyak yang nekat ‘memeras’ para pasien kaya dengan meminta bayaran yang mahal.

Terkesan mistis sampai masyarakat menjulukinya sebagai ‘malaikat maut’

Sejarah Plague Doctor, Bermasker Paruh Burung saat Wabah Black Death

(foto: reddit)

Peristiwa malpraktik dalam sejarah Plague Doctor menjadikan masyarakat Eropa semakin takut. Seolah ada kesan mistis dalam diri Plague Doctor yang sedang memakai kostum serba hitam.

Banyak yang kemudian menjulukinya ‘malaikat maut’ atau pencabut nyawa karena tidak sedikit pasien tewas karena salah penanganan.

Penutup muka yang begitu rapat dan membentuk seperti kepala burung ternyata menyulitkan untuk berkomunikasi yang diperlukan untuk pekerjaannya.

Tidak sedikit para Plague Doctor sendiri yang tertular wabah dan kemudian meninggal. Awalnya memang Plague Doctor diberi kepercayaan mengurus pasien wabah black death yang sudah parah.

Sampai akhirnya kematian terus bertambah dan menjadi momok di masyarakat. Kostumnya juga menjadi alasan Plague Doctor dikucilkan dan ditakuti.