inspirasi
George Washington, Tuan Tanah yang Menjadi Presiden Pertama Amerika Serikat
Pemilihan umum presiden Amerika Serikat setiap empat tahun sekali selalu menjadi sorotan dunia. Termasuk beberapa waktu lalu, ketika Joe Biden mendapat kemenangan pada pemilu presiden Amerika Serikat ke-59.
Tapi, sudah tahukah kamu siapakah sosok yang menjadi presiden Amerika Serikat yang pertama? Ia adalah George Washington seorang negarawan yang juga termasuk pendiri negara Amerika Serikat.
Ia menjadi pemimpin perjuangan untuk meraih kemerdekaan, serta berjasa dalam merumuskan dasar-dasar pemerintahan di Amerika Serikat.
Tapi siapa sangka kalau di balik sosoknya yang dikenal sebagai negarawan, ternyata cita-citanya adalah menjadi tuan tanah.
Baca juga: Sosok Ted Bundy, Pembunuh Berantai yang Hobi Koleksi Kepala Wanita Cantik
Dibesarkan dalam keluarga yang berprofesi di bidang pertanian dan perkebunan
Lahir di daerah pedesaan Popes Creek, Virginia pada tanggal 22 Februari 1732, barangkali ia tidak berpikir untuk jadi orang nomor satu di negaranya.
Ia dibesarkan dalam keluarga yang berprofesi di bidang pertanian dan perkebunan. Para pendahulunya terkenal dengan kapasitasnya dalam hal mengelola lahan.
Ayahnya pelaut, tapi kemudian beralih profesi menjadi petani tembakau. Meski ia sempat bercita-cita jadi tuan tanah, tapi kariernya yang cemerlang dicapai di dunia militer.
Kakek buyutnya bukan penduduk asli Amerika, tapi orang Inggris yang migrasi ke koloni Virginia. Saat itu 13 wilayah di Amerika masih menjadi koloni dari Britania Raya.
Potensinya terlihat saat mengelola lahan perkebunan saudaranya
Keluarganya sempat berencana untuk mengirimnya sekolah di Inggris, tapi saat usianya 11 tahun, ayahnya meninggal.
Alhasil, ia pun menempuh pendidikan di Sekolah Anglikan Fredericksburg. Saat remaja, ia makin menguasai ilmu-ilmu seperti geografi, matematika, dan bahasa Latin.
Potensinya terlihat saat berada di kebun untuk menyiapkan lahan dan mengukur tanah. Tak heran jika ia mudah mendapat pekerjaan pertamanya menjadi peninjau atau pengukur tanah berlisensi.
Begitu kakeknya meninggal, ia mendapat warisan tanah yang luasnya 1.000 hektar di Mount Vernon.
Dengan intuisi bisnisnya yang mulai tumbuh dan dukungan keluarga, ia mengembangkan lahan itu sampai menjadi lebih dari 3.000 hektar.
Bergabung jadi tentara cikal bakal pasukan militer Amerika Serikat
Mengetahui pekerjaan saudara tirinya sebagai seorang ajudan jenderal, ia pun berminat untuk masuk ke militer. Dalam kemiliteran, makin terlihat kemampuannya dalam pemimpin.
Saat itu Amerika masih dikuasai Inggris, sedangkan Inggris sedang berseteru dengan Prancis.
Pengalamannya bertempur yang pertama adalah saat ditugaskan untuk melawan pasukan Prancis pada Perang Indian Prancis tanggal 31 Oktober 1753.
Ia sempat dilantik menjadi kolonel dan Panglima Resimen di Virginia. Sebenarnya, ia pernah ingin bergabung jadi tentara reguler dalam barisan Inggris, tapi keinginannya tidak terwujud.
Meskipun demikian, ia tetap beruntung karena memahami strategi bertempur pasukan Inggris.
Puncak kariernya di dunia militer adalah ketika ia diberi mandat sebagai panglima tertinggi dalam Tentara Kontinental yang bertempur melawan pasukan Britania Raya demi meraih kemerdekaan.
Tentara Kontinental merupakan cikal bakal pasukan militer Amerika Serikat.
Baca juga: Welwitschia Mirabilis, Tanaman Langka Afrika yang Ada Sejak Zaman Dinosaurus
Terpilih menjadi presiden ketika sudah berencana untuk pensiun
Ia sudah banyak terjun ke berbagai medan tempur, sampai akhirnya Amerika Serikat merdeka. Negaranya yang baru saja ‘terlahir’ mengalami banyak tantangan.
Saat itu usianya 57 tahun dan sudah merencanakan untuk pensiun, kemudian menikmati hari tua yang tenang di Mount Vernon.
Tapi ternyata justru mendapat mandat untuk memperkuat dasar pemerintahan. Alih-alih pensiun, ia justru mendapat jabatan baru menjadi presiden pada tahun 1789.
Saat menjadi presiden, ia sempat menolak gaji karena sudah menjadi tuan tanah seperti cita-citanya waktu kecil. Di awal pemerintahan, ada banyak figur yang berpengalaman membantunya.
Gaya kepemimpinannya menjunjung tinggi kejujuran, delegasi kekuasaan, dan mendengarkan masukan menteri-menterinya.
Berencana menghabiskan hari tua di perkebunan Mount Vernon Â
Ia terpilih menjadi presiden selama dua periode. Bahkan ada desakan supaya ia kembali memimpin periode berikutnya.
Tapi ia menolak karena kondisi kesehatan yang menurun dan ingin pulang ke Mount Vernon untuk banyak beristirahat di hari tuanya.
Kondisi kesehatannya semakin mengkhawatirkan di pertengahan Desember 1799. Ia mengeluh sakit tenggorokan kemudian kesulitan untuk bicara dan bernapas.
Seolah-olah sudah mendapat firasat, saat itu ia mengatakan kepada orang-orang terdekat bahwa hidupnya tinggal sebentar lagi.
Padahal beberapa hari sebelumnya, ia masih terlihat kuat naik kuda untuk memeriksa perkebunannya. Keesokan harinya, 14 Desember 1799 ia meninggal dunia.
Negara Inggris dan Prancis pun memberi penghormatan dengan memerintahkan masa berkabung.
0 comments