inspirasi

Sempat Memanas, Begini Perkembangan Konflik Antara Azerbaijan dan Armenia

Penulis:   | 

Konflik antara negara Azerbaijan dan Armenia cukup memicu keresahan global. Meskipun sudah dimulai sejak lama, konflik antara Azerbaijan dan Armenia pada akhir tahun 2020 adalah yang terparah.

Perang yang dipicu sengketa wilayah Nagorno-Karabakh telah menelan korban jiwa, termasuk warga sipil kedua negara. Kekuatan personel militer dan persenjataan kedua negara sudah dipersiapkan sedemikian rupa.

Baca juga: Kisah Nabi Daniyal, Menjinakkan Singa dan Makamnya Dirahasiakan

Mulai terjadi konflik antar etnis setelah Azerbaijan dan Armenia merdeka dari Uni Soviet

Sempat Memanas, Begini Perkembangan Konflik antara Azerbaijan dan Armenia

(foto: researchgate)

Sejak tahun 1920-an, Azerbaijan dan Armenia adalah bagian dari Uni Soviet. Wilayah Nagorno-Karabakh menjadi salah satu yang didominasi oleh etnis Armenia.

Awalnya, Nagorno-Karabakh yang merupakan dataran tinggi yang sejuk dan cenderung damai.

Daerahnya yang dikelilingi oleh hutan lebat dipakai untuk perkebunan dan peternakan. Tapi, keadaannya banyak berubah sejak pihak Uni Soviet menyerahkan kendali wilayah Nagorno-Karabakh pada Azerbaijan.

Otoritas Azerbaijan sejak dahulu berusaha untuk menekan Armenia yang menguasai Nagorno-Karabakh.

Situasi menjadi rumit dan memicu bentrokan antar etnis setelah Azerbaijan dan Armenia memerdekakan diri dari Uni Soviet. Tidak terhindarkan, pecahlah perang antara kedua negara.

Dunia internasional sudah menyerukan kedua negara untuk gencatan senjata

Sempat Memanas, Begini Perkembangan Konflik antara Azerbaijan dan Armenia

(foto: thereference-paris)

Konflik yang terbaru di antara Azerbaijan dan Armenia terjadi pada September-Desember 2020. Ada upaya dari beberapa negara lain seperti Rusia, Prancis, Turki, dan Amerika Serikat untuk mendukung gencatan senjata.

Perang tetap memanas meskipun Dewan Keamanan PBB sudah memerintahkan agar konflik dihentikan.

Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO (North Atlantic Treaty Organization) pun khawatir dengan perkembangan konflik antara Azerbaijan dan Armenia.

Saat ketegangan meningkat, baik pemerintah Azerbaijan maupun Armenia memberlakukan status darurat militer serta memerintahkan ‘mobilisasi umum’.

Lebih dari setengah populasi Nagorno-Karabakh melarikan diri pada saat perang berlangsung.

Baca juga: Kota Gaib Wentira, Dibangun Berlapis Emas dan Dianggap Paling Angker

Berdasarkan indeks kekuatan militernya, Azerbaijan lebih unggul dari Armenia

Sempat Memanas, Begini Perkembangan Konflik antara Azerbaijan dan Armenia

(foto: thenewhumanitarian)

Pada minggu pertama Desember 2020, disebutkan bahwa jumlah total tentara kedua negara yang tewas ada lebih dari 5000.

Hampir 2.800 tentara Azerbaijan dan lebih dari 2300 tentara Armenia yang tewas pada peperangan di Nagorno-Karabakh. Sementara itu, ada lebih dari 100 orang tentara yang dilaporkan hilang.

Jadi sebenarnya, pihak mana yang lebih kuat? Menurut data PwrIndx atau indeks kekuatan kemiliteran dunia, dari 138 negara, Azerbaijan berada di peringkat 64 sedangkan Armenia berada di peringkat 111.

Dalam hal ini terlihat bahwa menurut indeks kekuatan militer, Azerbaijan mengungguli Armenia.

Jumlah tentara yang dikerahkan Azerbaijan ada 126.000, sedangkan Armenia ada 45.000 tentara. Begitu juga, untuk tentara cadangan Azerbaijan juga masih melebihi Armenia.

Pada akhirnya, Rusia menengahi gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia

Sempat Memanas, Begini Perkembangan Konflik antara Azerbaijan dan Armenia

(foto: cgtn)

Turki mempunyai pengaruh kuat di Azerbaijan, begitu juga Rusia yang berpengaruh pada Armenia. Tapi, Azerbaijan Azerbaijan menyatakan tidak membutuhkan pasukan asing karena sudah memiliki pasukan yang profesional.

Meskipun mengklaim tidak membutuhkan bantuan asing, salah satu alat yang mendukung kekuatan Azerbaijan adalah drone Harop buatan dari Israel dan drone Bayraktar TB2 buatan dari Turki.

Sementara itu, Armenia mengandalkan artileri, tank, dan sistem pertahanan udara untuk menghadapi perang.

Pada tanggal 8 November 2020, Azerbaijan menyatakan bahwa pihaknya telah merebut wilayah Shusha, menembak helikopter milik militer Rusia, dan memenangkan peperangan.

Armenia sempat mengalami krisis, dan Azerbaijan sempat mengumumkan permintaan maaf.

Kurang dari 24 jam kemudian, yakni pada tanggal 9 November 2020, Azerbaijan dan Armenia sepakat berdamai dan gencatan senjata total yang ditengahi oleh Rusia.