inspirasi

Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok, Ada Kisah di Baliknya

Penulis:   | 

Bagi kaum pria di Indonesia, kopiah, peci, dan songkok adalah bagian dari atribut yang penting. Penggunaannya sudah cukup terkenal semenjak awal abad ke-20.

Peci, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah penutup kepala yang terbuat dari kain dan sebagainya.

Peci umumnya berbentuk meruncing di kedua ujungnya dan biasanya digunakan oleh para pria.

Terdapat beberapa nama lain dari peci, di antaranya adalah kopiah dan songkok. Meskipun ketiganya memiliki fungsi yang sama, ternyata juga memiliki suatu hal yang berbeda-beda.

Penggunaan serta desain kopiah berkembang sebagai atribut busana resmi di kalangan pemerintah dan busana keseharian masyarakat Indonesia.

Baca juga: Sejarah Pos Ronda, Dari Zaman Kerajaan sampai Sekarang

Kopiah

Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok, Ada Kisah di Baliknya

(foto: my-best)

Secara etimologi, kata kopiah adalah istilah dalam bahasa Jawa. Istilah kopiah berasal dari bahasa Arab yaitu kaffiyeh, keffeh, atau kufiya.

Kaffiyeh mempunyai bentuk segi empat dan terbuat dari kain katun yang ditangkupkan di atas kepala. Ini biasanya mempunyai pola kotak-kotak kecil seperti jala ikan.

Kaffiyeh sering digunakan oleh tokoh pejuang Palestina, Yasser Arafat. Kaffiyeh kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu. Vokal  f berubah menjadi p, sehingga dari kufiah menjadi kopiah.

Bentuk fisik kopiah adalah lonjong, pipih di dua ujungnya serta berwarna hitam. Bagian luar kopiah dibuat dari bahan jenis beludru yang lembut.

Kopiah biasanya dibuat dibuat tanpa motif dan memiliki warna dasar dan polos. Namun sekarang telah mengalami banyak perubahan terutama terkait motifnya.

Peci

Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok, Ada Kisah di Baliknya

(foto: republika)

Peci pada awalnya diperkenalkan oleh penjajah Belanda yang sering menyebut topi tradisional dari masyarakat Melayu itu dengan nama petje.

Petje berasal dari kata pet yang diberikan tambahan je. Je di sini merupakan akhiran yang diberikan oleh orang-orang Belanda yang mempunyai makna secara harfiah yaitu kecil.

Bentuk fisik dari peci umumnya bulat, berbeda dengan kopiah yang berbentuk lonjong. Motifnya pun bisa lebih beragam dibandingkan dengan kopiah.

Asal dari peci dan kopiah berasal dari saudagar Arab yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Asia Tenggara.

Peci atau yang lebih dikenal dengan kopiah  merupakan sebuah identitas dari masyarakat Melayu.

Peci lebih digemari karena bisa dikenakan oleh semua kalangan baik muda, remaja, hingga dewasa.

Hal itu karena peci lebih modif sehingga membuat anak muda tampil lebih trendi dan lebih indah dipandang.

Baca juga: Keunikan Kotatsu, Meja Penghangat Khas Jepang untuk Musim Dingin

Songkok

Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok, Ada Kisah di Baliknya

(foto: songkoktobone)

Dalam bahasa Inggris, istilah skull cap atau nama lain dari songkok. Skull bermakna batok kelapa dan cap yang berarti topi.

Bentuk dari skull cup, yakni setengah lingkaran dan menutupi bagian ubun-ubun kepala.

Istilah skull cap mengalami perkembangan pelafalan saat wilayah Melayu dijajah oleh Inggris. Berawal dari bunyi skol-kep  menjadi song-kep dan berakhir menjadi song-kok.

Songkok terkenal bagi masyarakat Melayu di Malaysia, Singapura, Indonesia dan bahkan Thailand Selatan.

Songkok pada awalnya diperkenalkan oleh pedagang Arab dan mereka menyebarkan agama Islam ke Nusantara.

Demikian itu, membuat umat muslim pada umumnya menggunakan songkok atau kopiah untuk atribut busana keseharian dan sebagai identitas keagamaan.

Kopiah, peci, dan songkok tetap populer di Indonesia

Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok, Ada Kisah di Baliknya

(foto: republika)

Sampai di sini apakah kamu sudah bisa membedakan bukan apa itu  kopiah, peci dan songkok?

Masyarakat Indonesia sekarang ini masih mengenal kopiah, peci, dan songkok  sebagai penutup kepala bagi laki-laki.

Di Indonesia kopiah berbentuk lonjong, pipih di dua ujungnya serta berwarna hitam.

Kopiah yang awalnya dari  biasanya dikenakan oleh semua kalangan seperti peci, namun berbeda di motifnya saja. Kopiah polos sedangkan peci ada motifnya yang beragam.

Peci umumnya berbentuk bulat, lebih kecil, berbeda dengan kopiah yang berbentuk lonjong. Motifnya pun lebih beragam dibanding dengan kopiah. Peci identik dengan kegiatan keagamaan.

Songkok lebih mirip kopiah dan terkenal bagi masyarakat Melayu, Singapura, Indonesia, bahkan Thailand Selatan. Songkok dan kopiah cukup populer pada zaman Presiden Soekarno.

Songkok menjadi penutup kepala yang secara resmi digunakan ketika menghadiri upacara keagamaan, salat Jumat, upacara perkawinan, menyambut Idulfitri dan Idul Adha.

Sementara itu di wilayah Melayu, songkok digunakan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tertentu.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.