lifestyle

Apa Overthinking? Ini Ciri, Dampak Buruk & Cara Mengatasi

Penulis:   | 

Kata overthinking pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Pasalnya, kata ini kerap digunakan oleh sebagian besar orang mulai dari remaja, hingga dewasa.

Biasanya, seseorang menggunakan kata overthinking untuk ditujukan kepada orang lain yang terlalu banyak berpikir dan khawatir serta cemas secara berlebihan. Sebutan untuk orang yang selalu overthinking adalah overthinker.

Namun, apakah kamu tahu apa arti dari istilah overthinking? Atau, kamu hanya mengikuti trend saja agar terlihat lebih gaul dengan menggunakan istilah kata tersebut?

Daripada hanya sekadar ikut-ikutan, sebaiknya kamu pahami terlebih dahulu penjelasannya berikut ini.

Baca juga: 3 Fungsi Mulut dan Bagian-bagian Penting di dalamnya

Apa itu overthinking?

Kenali Tanda-Tanda Overthinking, Dampak Buruk dan Cara Mengatasi

(foto: adobestock

Overthinking merupakan perilaku seseorang dalam memikirkan sesuatu secara berlebihan sehingga terkadang menghambat waktu untuk menyelesaikan sebuah masalah.

Tak jarang, seseorang yang mengalaminya sering kali merugikan diri sendiri dan orang lain.

Overthinking juga dikaitkan dengan rasa khawatir yang berlebihan. Sebab, ketika seseorang merasa khawatir, ia akan terus berpikir tentang suatu kejadian secara berlebihan padahal belum tentu terjadi.

Banyak orang, atau salah satunya kamu sendiri yang tidak suka jika ada orang lain berpikiran berlebihan tentangmu, apalagi orang itu adalah pasanganmu sendiri.

Salah satu contohnya adalah ketika kamu ingin pergi bersama teman-temanmu. Namun, si pasangan berpikir terlalu jauh, bahwa kamu akan selingkuh dan akhirnya menuduhmu macam-macam.

Padahal, kamu hanya sekadar main dan mengobrol saja. Tentu saja, hal itu bisa membuatmu merasa kesal.

Tanda-tanda seseorang overthinking

Kenali Tanda-Tanda Overthinking, Dampak Buruk dan Cara Mengatasi

(foto: adobestock)

Untuk mengetahui seseorang atau orang terdekatmu mengalami overthinking, ada baiknya jika kamu memperhatikan tanda-tandanya berikut ini.

1. Merasa lelah

Tanda seseorang mengalami overthinking adalah selalu merasa lelah. Sering kali kita dengar bahwa rasa lelah tidak hanya diakibatkan oleh aktivitas fisik saja, melainkan pikiran juga.

Berpikir secara berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan tubuh menghasilkan hormon kortisol, yakni hormon pemicu stres.

Karena produksi hormon kortisol yang terus menerus, maka rasa stres akan semakin bertambah. Dengan demikian, tubuh akan menjadi mudah lelah dan tidak ada gairah untuk melakukan kegiatan yang lain.

2. Susah tidur

Tidak hanya mudah lelah, seorang overthinker juga akan mengalami masalah tidur. Ia akan menjadi susah tidur bahkan tidak tidur sama sekali.

Hal itu dikarenakan otak terus dipaksa untuk berpikir negatif sehingga tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Jika terus dipaksa untuk tidur, maka akan timbul rasa cemas dan takut.

3. Rasa sakit pada fisik

Tidak hanya berpengaruh pada pikiran dan mental saja, overthinking juga bisa menyebabkan fisik menjadi sakit, terutama pada bagian kepala dan punggung.

Otak yang terus dipaksa untuk berpikir tanpa henti dapat mengalami stres. Jika dibiarkan, maka bisa terjadi penegangan pada otot kepala yang akhirnya mengakibatkan rasa sakit.

Untuk mengatasinya, berhentilah berpikir secara berlebihan dan mulailah untuk mengistirahatkan fisik dan otak.

4. Merasa takut akan hal di kemudian hari

Banyak overthinker yang merasa takut akan apa yang sudah dilakukan di kemudian hari. Mereka berpikir bahwa sesuatu yang sudah mereka capai pasti akan menimbulkan hal buruk suatu hari nanti.

Padahal, apa yang mereka lakukan sudah benar dan pencapaian yang sudah diraih bukalah hal yang harus ditakutkan.

5. Tidak percaya pada diri sendiri

Ketika sedang melakukan suatu hal atau hanya sekadar memilih pakaian, para overthinker tidak akan percaya pada pilihannya sendiri. Mereka akan selalu melibatkan pendapat orang lain.

Hal ini lantaran mereka tidak percaya bahwa sesuatu yang telah dipilih sendiri hasilnya akan bagus. Mereka selalu berpikir negatif bahwa orang lain tidak akan menyukainya.

Baca juga: 10 Manfaat Daun Kelor, Enak Dimasak & Baik untuk Tubuh

Dampak buruk overthinking

Kenali Tanda-Tanda Overthinking, Dampak Buruk dan Cara Mengatasi

(foto: adobestock)

Overthinking bisa menimbulkan dampak buruk, baik berupa fisik maupun nonfisik alias otak. Beberapa dampak buruk tersebut di antaranya:

1. Menimbulkan rasa stres

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pikiran cemas secara berlebihan dapat menyebabkan produksi hormon kortisol meningkat. Akibat dari meningkatnya hormon tersebut adalah timbulnya rasa stres.

Jika stres dibiarkan maka akan menyebabkan dampak buruk terhadap fisik berupa mual, sakit kepala, jantung berdetak kencang, napas tergesa-gesa, dan konsentrasi terganggu.

2. Gangguan mental

Jika overthinking masih tetap dilanjutkan, padahal rasa stres sudah menghampiri, maka kemungkinan besar akan mengalami depresi dan gangguan mental lain yang lebih parah.

Akibatnya, overthinker akan nekat melakukan sesuatu di luar nalar. Mereka bisa menyakiti diri sendiri bahkan orang lain. Tak jarang, seseorang yang mengalami depresi berat akan melakukan hal bodoh, yakni bunuh diri.

Jika sudah seperti itu, maka pengobatan akan susah untuk dilakukan. Kemungkinan besar untuk sembuh sangatlah kecil.

3. Risiko terkena penyakit lain

Rasa stres dan depresi yang ditimbulkan akibat berpikir terlalu berlebihan dapat menimbulkan penyakit lain yang mungkin berbahaya bagi tubuh.

Kemungkinan, para overthinker akan melakukan hal buruk seperti minum alkohol ataupun mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Kebiasaan tersebut jika terus dilanjutkan dapat merugikan diri sendiri. Akan ada penyakit lain yang ditimbulkan seperti kanker, sirosis, hepatitis, dan penyakit berbahaya lainnya.

4. Hancurnya sebuah hubungan

Tidak hanya berdampak pada fisik dan mental, overthinking juga bisa memperburuk hubungan dengan pasangan, bahkan bisa lebih buruk lagi, yakni berpisah.

Bagaimana tidak? Berpikir secara berlebihan kepada pasangan, sering kali membuat overthinker menuduh macam-macam tanpa bukti yang membuat si pasangan merasa kesal dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan.

Cara mengatasi overthinking

Cara mengatasi

(foto: adobestock)

Overthinking yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, yakni gangguan mental. Jika hal tersebut terjadi, maka tentu akan merugikan diri sendiri.

Oleh sebab itu, atasi rasa overthinking dengan cara berikut ini.

1. Selalu berpikir positif

Selalu berpikir positif merupakan usaha yang tepat untuk mengatasi overthinking. Cobalah untuk berpikir bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau terjadi pasti akan mendapatkan timbal balik yang sesuai.

Cobalah untuk selalu percaya bahwa setiap orang memiliki kebahagiaan yang sama namun dengan cara berbeda. Tetaplah untuk selalu bersyukur, hidup bahagia, dan penuh dengan cinta agar pikiran negatif hilang.

Carilah teman dekat yang tepat untuk bisa menjadi pendukungmu untuk melakukan sesuatu yang baik.

2. Istirahat yang cukup

Istirahat merupakan suatu cara untuk mengembalikan energi yang hilang. Dengan beristirahat, tubuh dan pikiran akan segar kembali.

Istirahat juga bisa menghilangkan rasa overthinking, seperti rasa cemas, lelah, dan khawatir yang dialami. Oleh sebab itu, luangkanlah waktu untuk beristirahat, baik untuk fisik maupun pikiran.

3. Mengalihkannya dengan aktivitas fisik

Menyibukkan diri melakukan aktivitas fisik mampu mengalihkan pikiran berlebihan, sehingga tidak ada waktu lagi untuk mencemaskan sesuatu secara berlebihan.

Aktivitas yang bisa dilakukan adalah seperti berolahraga, menyalurkan hobi, belajar, bepergian, dan aktivitas positif lainnya. Dengan demikian, otak akan menjadi lebih segar dan mampu menangkal pikiran negatif yang akan masuk.

Penyebab seseorang mengalami overthinking

ovt

(foto: pixabay)

1. Sikap perfeksionis

Percaya atau tidak, sikap perfeksionis yang dimiliki seseorang bisa menjadi pemicu orang tersebut untuk mengalami overthinking.

Orang yang memiliki sifat perfeksionis akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan hal-hal yang mungkin tidak sejalan dengan kemauan mereka.

Bahkan meskipun sudah menyelesaikan pekerjaan, terkadang itu masih menyisakan sesuatu untuk dipikirkan.

Misalnya saat hendak menyelesaikan laporan ataupun akan mengepos blog yang hendak dipublikasikan.

Padahal, tidak ada yang menuntut mereka untuk sempurna sebab hal-hal kecil biasanya masih bisa ditoleransi. Yang mana, bagi overthinker itu adalah sesuatu yang berarti.

2. Kebiasaan masa kecil

Selain itu, sifat overthinking juga bisa dipicu oleh kebiasaan masa kecil.

Kebanyakan orang dengan kebiasaan berpikir berlebihan yang parah akan mengembangkan kebiasaan overthinking sejak dini.

Hal itu terjadi karena itulah satu-satunya cara mereka menghadapi pengalaman yang menakutkan dan sulit.

Misalnya ketika mengalami hari yang sulit di kelas maka itu akan membuat seorang anak berpikir dan khawatir tentang hari esok yang terjadi.

Tanpa sadar, kebiasaan ini jika dibiarkan bisa berkembang seiring bertumbuh dewasa.

3. Takut konflik

Adalah hal yang wajar ketika seseorang berusaha untuk menghindari konflik. Namun terkadang, konflik bisa menjadi hal yang tak bisa dihindari namun harus dihadapi.

Namun, naluri untuk menghindari konflik itulah yang tanpa kita sadari akan membuat kita terlalu banyak berpikir.

Kurangnya pengalaman dalam mengatasi konflik bisa membuat kita kurang percaya diri dengan kemampuan kita menangani konflik dengan baik di masa depan.

Pada level tertentu, ini akan membaut seseorang selalu berusaha menghindari konflik dan memandang konflik sebagai momok yang berbahaya.

Akibatnya, mereka akan menghabiskan banyak waktu dan energi mental setiap hari untuk mencari cara menghindari konflik yang sangat kecil sekalipun.

4. Takut akan ketidakpastian

Setiap orang pasti menginginkan yang namanya kepastian. Ketidakpastian bisa membuat hati cemas dan waswas.

Namun sebaiknya, ketidakpastian suatu hal tidak terlalu dipikirkan secara berlarut-larut.

Segala sesuatunya akan terungkap seiring berjalannya waktu. Jadi, kamu sebaiknya tidak memaksakan kondisi apalagi jika itu di luar jangkauanmu.

Percayalah pada diri sendiri tentang bagaimana segala sesuatunya akan terungkap, terutama dalam situasi di mana ada banyak hal yang dipertaruhkan.

Jika memang itu tidak berjalan sesuai harapan, itu bukan akhir dari segalanya. Alih-alih overthinking, akan jauh lebih baik jika kamu melakukan persiapan untuk segala kemungkinan terburuk.

Akhir kata

Itulah pengertian, gejala, dampak buruk, penyebab, serta cara mengatasi overthinking. Kecemasan berlebihan dapat terjadi pada siapa saja, bahkan kita sendiri.

Salah satu kunci untuk mengatasinya adalah cobalah untuk selalu berpikir realistis dan percaya bahwa semua hal yang membuat cemas, belum tentu akan terjadi.

Untuk itu, berpikirlah sewajarnya saja, agar hidup lebih tenang.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.