inspirasi

Kisah Nabi Musa, Melawan Raja Firaun dan Membelah Lautan

Penulis:   | 

Nabi Musa adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah di Mesir pada masa pemerintahan Firaun yang terkenal kejam. Salah satu mukjizatnya adalah kemampuannya untuk membelah laut merah.

Dengan mukjizat itulah ia dan pengikutnya menghindar dari kejaran Firaun.

Dalam kisahnya, keteguhan dan kesabarannya dalam menghadapi kezaliman menjadikannya termasuk ke dalam nabi Ulul Azmi, yaitu nabi dengan keteguhan hati atau tekad yang kuat.

Kisahnya di dalam Alquran termasuk kisah yang bisa menambah keimanan. Inilah kisah Nabi Musa sejak lahir sampai melawan Firaun.

Baca juga: Kain Sasirangan Suku Banjar, Pernah Menjadi Pengusir Roh Jahat

Terlahir ketika ada perintah Firaun untuk membunuh bayi laki-laki

Kisah Nabi Musa, Melawan Raja Firaun dan Membelah Lautan

(foto: islami)

Kisahnya tidak lepas dari keberadaan sosok Firaun. Dahulu, Mesir dipimpin raja Firaun yang sewenang-wenang kepada orang lain, dikenal sombong, memecah belah, dan memperbudak pengikutnya.

Suatu hari Firaun bermimpi melihat kobaran api dari Baitul Maqdis. Api membakar seluruh negeri Mesir, selain rumah orang-orang Bani Israil.

Mimpinya dirasa janggal, lalu para ahli tafsir dan peramal ditanya tentang arti mimpi aneh tersebut.

Peramal menyebutkan bahwa akan terlahir bayi laki-laki keturunan Bani Israil dan akan membuat penduduk Mesir binasa.

Mengetahui arti mimpinya, Firaun ketakutan dan segera membuat peraturan bahwa setiap ada kelahiran bayi laki-laki dari Bani Israil harus dibunuh.

Bayi Musa terlahir ketika ada perintah Firaun untuk membunuh bayi laki-laki. Itulah mengapa ibunya menjauh ke tempat yang lebih aman dari ancaman Firaun dan tentaranya.

Ibunya menyusui dan meletakkannya dalam peti untuk dihanyutkan ke sungai Nil.

Setelah di sungai Nil, ternyata justru diangkat anak oleh keluarga Firaun

Kisah Nabi Musa, Melawan Raja Firaun dan Membelah Lautan

(foto: kumparan)

Dalam surat Al Qashash, Allah menyebut bahwa Nabi Musa kelak akan kembali pada ibunya.

Sampai suatu hari, peti mengambang sampai ke dekat istana Firaun. Asiah, istri Firaun terkejut sekaligus tenang menemukannya. Asiah juga tidak bisa punya anak, jadi bertekad merawat dan menjaga bayi Nabi Musa.

Firaun ternyata tidak ingin membunuh bayi itu, tapi diangkat jadi anak.

Saat dirawat keluarga Firaun, bayi Musa tidak mau dususui orang lain. Dicarilah ibu-ibu yang bisa menyusui. Sampai akhirnya Musa mau menyusu pada seorang ibu yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

Baca juga: Kisah Nabi Yahya, Pribadi Penyayang dan Pembela Kebenaran

Sempat merantau ke Madyan lalu kembali ke Mesir dan menjalankan tugas kenabian

Kisah Nabi Musa, Melawan Raja Firaun dan Membelah Lautan

(foto: nuonline)

Seiring waktu, ia pun menjadi sosok yang cerdas. Saat dewasa ia merantau dari Mesir menuju Madyan.

Di sanalah ia bertemu Nabi Syuaib kemudian menikahi salah satu anak Nabi Syuaib. Sesudah 10 tahun, ia bersama istrinya kembali ke Mesir.

Setelah Nabi Musa diangkat menjadi Nabi, penduduk Mesir masih tunduk pada Firaun. Jadi sulit untuk menerima ajaran kebenaran dan tetap bersikap melampaui batas.

Sampai pada suatu hari Firaun yang sombong mengaku bahwa dirinya Tuhan. Nabi Musa selalu berdoa pada Allah seperti berikut;

Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau.

Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih” (QS Yunus: 88).

Mendapat mukjizat untuk membelah lautan saat dikejar tentara Firaun

Kisah Nabi Musa, Melawan Raja Firaun dan Membelah Lautan

(foto: viva)

Inilah bagian kisah Nabi Musa yang terkenal. Nabi Musa beserta pengikut memutuskan keluar dari negeri Mesir menuju ke Syam. Firaun memuncak kemarahannya.

Para tentara sudah disiapkan untuk mengejar rombongan Nabi Musa dan pengikutnya. Orang yang mengikuti Nabi Musa mengatakan pasukan Firaun mengejar dari belakang.

Keadaan sudah benar-benar terhimpit dan darurat. Tapi dengan iman yang kuat, Nabi Musa menenangkan pengikutnya. Lalu terjadilah keajaiban seperti firman Allah berikut ini.

’Pukullah lautan itu dengan tongkatmu’, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS:Asy-Syu’ara: 63)

Begitu lautnya terbelah, maka Nabi Musa beserta para pengikut segera melintas di tengah jalan dari laut yang terbelah.

Firaun dan tentaranya mencoba ikut melintasinya, tapi laut sudah kembali berbentuk seperti sedia kala. Alhasil, Firaun beserta pengikutnya pun tenggelam.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.