inspirasi

Kisah Nabi Yahya, Pribadi Penyayang dan Pembela Kebenaran

Penulis:   | 

Nabi Yahya adalah putra dari Nabi Zakaria yang kelahirannya sangat dinantikan puluhan tahun lamanya.

Kelahirannya benar-benar istimewa karena sebelumnya Nabi Zakaria merasa hampir mustahil untuk memiliki keturunan.

Sampai suatu hari Malaikat Jibril memberikan kabar gembira tentang kelahiran Yahya.

Sebagai seorang nabi, namanya disebut 5 kali dalam Alquran, yaitu di Surat Ali Imran ayat 39,  Al An’am ayat 85, Al Anbiya ayat 90 dan di Surat Maryam ayat 7 dan 12.

Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik, misalnya tentang kasih sayangnya kepada semua makhluk hidup dan juga keberaniannya menegakkan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim.

Baca juga: Mengenal Sigale-gale, Boneka Sakral Warisan Nenek Moyang Samosir

Merupakan putra Nabi Zakaria yang pandai dan menyayangi semua makhluk hidup

Kisah Nabi Yahya, Pribadi Penyayang dan Pembela Kebenaran

(foto: pinterest)

Selain dikenal sebagai putra satu-satunya dari Nabi Zakaria, Nabi Yahya juga merupakan sepupu  dari Maryam binti Imran. Arti nama Yahya adalah berarti hidup. Sebelumnya belum pernah ada seseorang yang bernama Yahya.

Nama tersebut merupakan pemberian yang langsung dari Allah SWT dan disampaikan melalui Malaikat Jibril. Beberapa riwayat menyebut ia lahir tiga bulan lebih awal daripada Nabi Isa, putra Maryam.

Sejak kecil, pribadinya sangat baik, cerdas, dan pandai mengendalikan hawa nafsu. Sikap baiknya tidak hanya ditujukan untuk manusia, tapi juga makhluk ciptaan Allah lainnya.

Pada suatu ketika, ia mengingatkan kawan-kawannya yang sedang bermain sambil menyiksa burung. Ia minta agar kawan-kawannya membebaskan burung tersebut.

Termasuk golongan orang saleh seperti nabi-nabi lain yang diutus untuk Bani Israil

Kisah Nabi Yahya, Pribadi Penyayang dan Pembela Kebenaran

(foto: kuliahislam)

Saat diangkat sebagai nabi, ia menjadi seorang pemimpin (sayyidan) yang sangat disegani kaumnya, Bani Israil.

Ia juga memiliki kepribadian terpelihara (hashuran), bisa menahan diri dari berbagai rayuan dan godaan, termasuk dari perempuan.

Seperti nabi-nabi lain di tengah kaum Bani Israil, Nabi Yahya pun diperintah untuk tetap berpegang teguh pada Kitab Taurat. Dalam Alquran, namanya disebutkan bersama ketiga nabi lain sebagai orang-orang yang saleh.

Ia berdakwah mengikuti sang ayah yang menyeru pada Bani Israil yang masih saja banyak bermaksiat. Ia menganjurkan orang untuk bertobat dan mandi besar di sungai Jordan.

Mandi besar dilakukan untuk dapat menyucikan diri dari dosa-dosa. Pada ajaran Nasrani, mandi besar seperti ini dikenal sebagai pembaptisan.

Baca juga: Kisah Nabi Zakaria, Sabar Puluhan Tahun Memohon Keturunan

Keberadaannya tidak disukai oleh Raja Herodus yang terkenal zalim

Kisah Nabi Yahya, Pribadi Penyayang dan Pembela Kebenaran

(foto: suaramuhammadiyah)

Kehadirannya yang bersikap santun dan bijaksana di tengah masyarakat ternyata membuat Raja Herodus tidak senang. Karena ajaran yang dibawanya menjadikan Bani Israil mulai berpaling dari pengaruh Raja Herodus.

Suatu hari Raja Herodus memiliki rencana. Raja memanggilnya untuk dimintai sebuah pendapat. Konon, Raja Herodus berniat menikahi seseorang yang sebenarnya tidak halal untuknya, Putri Herodia.

Ada yang menyebut bahwa perempuan tersebut merupakan anak tiri dari Raja Herodus, tapi sebagian yang lain menyebutnya keponakan dari Raja Herodus.

Sikapnya tegas dan mengatakan bahwa pernikahan sedarah itu adalah larangan Allah SWT.

Ia juga menyebut bahwa akan ada azab jika pernikahan tetap dilaksanakan. Tapi Raja Herodus tetap bersikeras dengan pilihan sendiri dan menunjukkan sikap marah dan tidak terima dengan perkataannya.

Berani membela kebenaran di depan pemimpin yang zalim walau harus bertaruh nyawa

Kisah Nabi Yahya, Pribadi Penyayang dan Pembela Kebenaran

(foto: flckr)

Walau awalnya ia dimintai pendapat, tapi Raja Herodus malah mengurungnya di penjara. Bahkan Putri Herodia pun tidak senang dengannya dan meminta agar Raja Herodus menghukumnya dengan cara memenggal kepalanya.

Ia pun akhirnya dibunuh ketika usianya masih muda yaitu 32 tahun. Ternyata Allah benar-benar menurunkan azab kepada Raja Herodus beserta pengikutnya.

Tidak selesai di situ, Raja Herodus juga berencana membunuh Nabi Zakaria. Tapi atas seizin Allah SWT, maka Nabi Zakaria bisa bersembunyi di sebuah pohon. Pohonnya diteban oleh orang suruhan Raja Herodus.

Pada akhir hayatnya, Nabi Yahya dan Nabi Zakaria akhirnya meninggal dalam kondisi syahid karena telah membela agama Allah.

1 KOMENTAR

  1. desi

    22 April 2021 at 02:17

    menarik

    infonya

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.