inspirasi

Kisah Nabi Muhammad SAW, Teladan Bagi Pemimpin dan Pribadi Jujur

Penulis:   | 

Nabi Muhammad SAW adalah sosok nabi terakhir yang wajib diimani oleh umat Islam. Kisahnya sering disampaikan dalam berbagai momen seperti khutbah Jumat, pengajian, atau mungkin di rumah sebagai cerita untuk anak-anak.

Banyak sekali hal yang bisa diteladani dari kisah Nabi Muhammad SAW sebagai seorang nabi, pemimpin, pedagang, dan juga seorang kepala keluarga.

Perjalanan hidupnya sejak sebelum diangkat menjadi nabi pun tidak selalu mudah. Dari kehidupannya, kita juga bisa belajar untuk menjadi pemimpin yang baik dan pribadi yang jujur.

Baca juga: Kisah Nabi Syamu’il, Memberi Teladan dalam Memilih Pemimpin

Memimpin dan mengatur masyarakat secara adil seperti saat hijrah ke Madinah

Kisah Nabi Muhammad, Teladan bagi Pemimpin dan Pribadi Jujur

(foto: shutterstock)

Alquran telah mengabadikan kisah Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin dan teladan yang baik.

Kepemimpinan dan kemampuan manajerialnya sangat tinggi, terlihat dari cara mengatur dan memposisikan anggota masyarakat dengan adil sehingga bisa mewujudkan masyarakat madani dengan landasan nilai-nilai kesantunan.

Contohnya adalah saat baru hijrah ke Madinah dan membentuk Piagam Madinah yang terperinci.

Kepemimpinannya sangat menjunjung akhlak mulia yang bisa diteladani anak cucu.

Seperti yang diakui cucunya yaitu Husain bin Ali, bahwa karakternya menyenangkan secara pribadi, komunikatif dengan siapa saja, sopan, tidak asal mencela, tidak pernah mengeluh, dan tidak terburu-buru.

Berperan penting dalam peletakan Hajar Aswad dan dijuluki dengan Al Amin

Kisah Nabi Muhammad, Teladan bagi Pemimpin dan Pribadi Jujur

(foto: wallpaperlist)

Dalam Sirah Nabawiyah disebutkan tentang kisah Nabi Muhammad yang dijuluki Al Amin atau yang dapat dipercaya. Saat itu sedang ada renovasi ka’bah setelah terkena banjir di Makkah.

Orang-orang Qurays segera membagi sudut ka’bah dan secara khusus menyediakan bagian untuk setiap kabilah. Setiap kabilahnya menghimpun batu-batu di suatu tempat, baru kemudian merenovasi.

Saat renovasi selesai dan sampai di batu Hajar Aswad, ada perselisihan pendapat mengenai siapa yang punya hak meletakkan Hajar Aswad pada tempat semula.

Perselisihan berlanjut dan hampir memicu peperangan di tanah suci. Setelah Nabi Muhammad SAW memahami permasalahan, beliau minta sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad di bagian tengah kain, lalu beliau minta masing-masing pemimpin kabilah untuk dapat memegang setiap ujung-ujung kain.

Para pemimpin kabilah mengangkat Hajar Aswad bersama-sama kemudian Nabi Muhammad mengambil Hajar Aswad lalu meletakkan di tempat asalnya. Itulah cara penyelesaian masalah yang jitu dan diterima  setiap orang.

Baca juga: Kisah Nabi Sami’un, Peristiwa Penting sebelum Turun Surat Alqadr

Sudah menjadi pedagang sejak usia remaja dan selalu bersikap jujur dalam setiap transaksi

Kisah Nabi Muhammad, Teladan bagi Pemimpin dan Pribadi Jujur

(foto: wallpaperlist)

Selain seorang pemimpin yang dapat dipercaya, beliau juga seorang pedagang yang jujur.

Kisah tentang kejujurannya, bahkan sudah terlihat sejak usia 12 tahun dan sering ikut pamannya berdagang sampai ke Syam atau Suriah.

Tidak seperti pedagang lain yang cenderung hanya menginginkan keuntungan semata, beliau tidak pernah menipu dan tidak mengurangi timbangan.

Setiap transaksi dilakukan dengan menyampaikan kondisi yang riil suatu barang yang dijualnya. Kejujurannya kemudian didengar oleh seorang wanita saudagar kaya yang bernama Siti Khadijah.

Karena adanya kepercayaan, kerjasama pun berlanjut bahkan Siti Khadijah menjadi pendamping hidupnya yang setia menemani dakwah ketika sudah menjadi nabi

Menerima wahyu pertama di Gua Hira dan kemudian berdakwah kepada umat Islam

Kisah Nabi Muhammad, Teladan bagi Pemimpin dan Pribadi Jujur

(foto: icmi-travel)

Kisah Nabi Muhammad SAW selanjutnya adalah masa-masa menjelang kenabian yang ditandai oleh wahyu pertama dalam Alquran.

Saat itu usianya 40 tahun dan ber-uzlah atau menyendiri di Gua Hira, tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia.

Beliau pun beribadah di Gua Hira selama beberapa hari. Sampai pada tanggal 17 Ramadan, malaikat Jibril datang kepadanya

Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama berupa surat Al Alaq ayat 1-5. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Nuzulul Quran yaitu turunnya Alquran ke bumi untuk pertama kali.

Malaikat Jibril berkata ‘iqra’ yang artinya bacalah, lalu Nabi Muhammad tidak bisa membaca. Kemudian malaikat Jibril membimbingnya.

Ketika beliau sudah bisa melafalkan ayat yang baru saja turun, malaikat Jibril pun pergi. Malam itu Nabi Muhammad SAW pulang dalam perasaan gelisah serta menggigil.

Yang pasti, peristiwa tersebut mengukuhkan statusnya sebagai seorang nabi dan rasul yang mendapat perintah kemudian menyampaikan kepada umatnya.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.