inspirasi

Sejarah Bridal Shower, Berawal dari Kisah Cinta Terhalang Restu

Penulis:   | 

Menikah adalah salah satu momen bahagia dalam kehidupan seseorang. Tentu saja momen ini bukan hanya hari bahagia untuk dua orang yang akan menikah saja.

Aura bahagianya juga menular kepada orang-orang terdekatnya. Keluarga, sahabat, teman, dan rekan kerja pun pasti ingin turut serta dalam hari bahagia yang hanya terjadi sekali seumur hidup.

Hal yang menjadi tren saat ini di kalangan anak muda Indonesia untuk merayakan hari bahagia sahabat adalah bridal shower. Konon katanya ini adalah pesta melepas masa lajang seseorang dengan sahabat dekatnya.

Modernisasi telah membantu budaya ini menjadi tren di kalangan muda Indonesia.

Baca juga: Beda Ghosting, Haunting, dan Zombieing dalam Hubungan Asmara

Bridal shower berawal dari kisah cinta yang tidak direstui

Sejarah Bridal Shower, Berawal dari Kisah Cinta Terhalang Restu

(foto: advantour)

Sejarah awalnya kemunculan bridal shower  bermula pada tahun 1890 tepatnya di Belanda, Amerika, dan New Zeeland.

Dikisahkan bahwa ada seorang pemuda baik hati yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi ingin mempersunting pujaannya.

Keinginannya untuk menikahi gadis pujaan hatinya tidak mendapatkan restu dari sang ayah, mengingat bahwa gadis itu berasal dari keluarga kaya raya.

Karena kondisi finansial sang pemuda, maka ayah gadis pujaannya menolak lamaran yang diajukan. Kondisi ini menjadi perhatian bagi teman-teman si pemuda.

Mereka mengumpulkan uang dan barang yang dibutuhkan agar pemuda tersebut dapat meminang gadis pujaannya. Akhirnya lamaran pun diterima sang ayah dan mereka berdua menikah.

Sebuah pesta melepas masa lajang bersama teman-teman dekat

Sejarah Bridal Shower, Berawal dari Kisah Cinta Terhalang Restu

(foto: pinterest)

Bridal shower saat ini sering diartikan sebagai perayaan untuk melepaskan masa lajang menjelang hari pernikahan. ‘bridal’  atau bride artinya pengantin wanita, sedangkan ‘shower’ artinya pancuran atau dihujani.

Jadi dari sini, bridal shower memiliki makna calon pengantin yang dihujani oleh kebahagaan, hadiah, wejangan atau nasihat untuk menjadi seorang istri dan memulai rumah tangga.

Acara ini biasanya diadakan oleh teman-teman dari pengantin perempuan dengan berkumpul di suatu tempat.

Mereka berkumpul dan masing-masing memberikan hadiah kepada calon pengantin atau satu hadiah istimewa yang disepakati bersama. Kemudian bermain game dan berfoto bersama.

Hari seperti ini adalah momen bersama sahabat sebelum dia berumah tangga yang mungkin setelah menikah waktu kebersamaan mereka akan berbeda.

Tidak jarang juga ini menjadi waktu yang tepat untuk mengerjai sahabatnya sebelum berganti status.

Baca juga: Mengenal Tas Noken, Kerajinan Asal Papua yang Diakui UNESCO

Inilah yang harus diperhatikan ketika merencanakan bridal shower

Sejarah Bridal Shower, Berawal dari Kisah Cinta Terhalang Restu

(foto: pinterest)

Konsep kejutan dalam bridal shower tentu perlu direncanakan dengan matang karena menjadi hari yang paling berkesan untuk semuanya terutama bagi calon pengantin.

Sebelum memutuskannya, ajak teman-teman terdekat dari calon pengantin untuk merencanakan hal ini.

Pastikan juga setiap orang yang terlibat kemungkinan besar diundang di acara pernikahan. Dan waktu penyelenggaraan acara bisa 3 bulan sampai 3 minggu sebelum pernikahan.

Tentukan lokasi acaranya, bisa di café, rumah makan, atau tempat istimewa yang sering dibuat kumpul bersama.

Brider shower tidak harus diselenggarakan dengan mewah, tapi bisa dengan konsep yang sederhana.

Yang terpenting kebersamaan dan kebahagiaan dapat tercipta. Dan calon pengantin dengan senang hati menghadiri acara ini.

Karena biasanya mengerjai teman habis-habisan bukannnya membuat senang calon pengantin, justru sebaliknya. Jadi sewajarnya saja ya, mengonsep acaranya. Tidak membuat malu teman sendiri.

Bolehkah kalau calon pengantin laki-laki mengikuti acara bridal shower?

Sejarah Pesta Lepas Lajang, Berawal dari Kisah Cinta Terhalang Restu

(foto: kumparan)

Selama ini acaranya memang dibuat hanya untuk perempuan, tapi bolehkah kalau calon pengantin ingin mengikuti acaranya?

Sebenarnya bukan masalah boleh atau tidak, hanya saja ini tergantung aturan yang berlaku di masing-masing daerah.

Tradisi yang berasal dari budaya luar tidak selalu bisa diterapkan secara menyeluruh dalam tradisi lokal.

Di Indonesia dikenal juga istilah pingitan, yang melarang calon pengantin perempuan dilarang untuk bertemu dengan calon pengantin laki-laki sampai acara pernikahan tiba.

Pastikan untuk menghormati aturan ini ya. Jika calon pengantin mempercayai ini, tentu sebagai sahabat bisa mentoleransi hal ini. Yang terpenting momen bahagia bisa terselenggara dengan sahabat tercinta.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.