inspirasi

Mohenjo daro, Peradaban Kuno yang Disebut Paling Damai di Muka Bumi

Penulis:   | 

Di dunia ini pernah ada banyak peradaban besar yang terkenal di zaman kuno. Beberapa di antaranya masih terlihat jejak peninggalannya sampai sekarang.

Misalnya peradaban Yunani, Romawi, Mesopotamia, Sungai Indus, dan masih banyak lagi. Sisa-sisa peninggalan berupa reruntuhan kota tampaknya menyimpan nilai historis tersendiri.

Seperti yang ada pada Peradaban Mohenjo daro di lembah Sungai Indus.

Mulai dari gaya bangunannya sampai jenis barang-barang peninggalannya bisa menceritakan karakter masyarakatnya. Peradabannya menyimpan banyak hal yang menarik untuk ditelusuri.

Baca juga: Hy Brasil, Pulau Berkabut di Lepas Pantai Irlandia yang Hilang dari Peta

Bangunan kotanya rapi dan dibuat dengan perencanaan tingkat tinggi

Mohenjo daro, Peradaban Kuno yang Disebut Paling Damai di Muka Bumi

(foto: sci-news)

Dilihat dari peninggalan arkeologisnya, Mohenjo Daro memiliki pusat pemerintah kota dan perumahan yang dibuat dengan batu dan lumpur.

Kondisi alamnya berupa bukit yang terdapat di dataran Larkana, negara Pakistan dengan iklim sub-tropis.

Nama Mohenjo daro sendiri artinya gundukan orang mati (mound of the dead). Sampai saat ini masih terlihat gundukan tinggi yang mengelilingi banyak bangunan kecil di dalamnya.

Diperkirakan peradaban ini berkembang hampir bersamaan dengan peradaban Mesopotamia, Mesir Kuno, dan Peradaban Yunani Kuno.

Mohenjo daro menjadi peradaban yang maju meskipun beberapa kali diterjang banjir besar Sungai Indus.

Detail bangunan kotanya terstruktur rapi dan dibuat dengan perencanaan tingkat tinggi.

Dilihat dari pola simetri yang masih cukup jelas di reruntuhannya, menunjukkan bahwa masyarakatnya terampil dalam hal arsitektur dan kesenian.

Masyarakatnya produktif dan menghasilkan banyak peninggalan peradaban

Mohenjo daro, Peradaban Kuno yang Disebut Paling Damai di Muka Bumi

(foto: sutori)

Pada masa kejayaannya, Mohenjo daro menjelma jadi kota kuno paling maju di Asia Selatan. Masyarakatnya mengandalkan pertanian karena memang tanahnya subur.

Selain pertanian, perdagangan juga banyak dipilih menjadi mata pencaharian masyarakat. Sisa-sisa porselin, patung-patung kecil, dan perhiasan menjadi komoditas penting.

Dari peninggalan arkeologis yang ditemukan, masyarakatnya sudah menguasai teknik untuk menuang logam, contohnya untuk membuat piala emas.

Selain produktif secara ekonomi, masyarakatnya juga sudah mengenal tradisi literatur meskipun masih berupa huruf pictograph atau huruf yang berbentuk gambar.

Di antara peninggalan peradaban yang penting adalah berupa anak panah, tombak, dan pedang, tapi jumlahnya sedikit dan kualitasnya tidak terlalu tinggi.

Baca juga: Kisah Mpu Nala, Sosok Dibalik Tangguhnya Angkatan Laut Kerajaan Majapahit

Cenderung cinta damai dan tidak banyak membuat senjata perang

Mohenjo daro, Peradaban Kuno yang Disebut Paling Damai di Muka Bumi

(foto: dharmatoday)

Minimnya penemuan benda-benda untuk senjata perang menunjukkan kalau masyarakatnya cenderung damai dan tidak punya riwayat pertempuran.

Meskipun disebut berperadaban tinggi, di Mohenjo daro tidak ada istana atau monumen megah yang menandakan adanya kemenangan tertentu setelah menyerang daerah lain.

Menurut Andrew Robinson dalam karyanya Indus: Lost Civilizations (2015) kelompok bangsa Asia Selatan tidak punya penguasa tunggal ataupun riwayat peperangan.

Tidak hanya identik dengan bangunan dan tata kota yang baik, warisan penting yang ditinggalkan oleh peradaban ini adalah perdamaian.

Para sejarawan dan arkeolog yang juga meneliti peradaban lain menilai bahwa Mohenjo daro termasuk yang paling damai di dunia.

Banyak spekulasi yang beredar tentang runtuhnya Mohenjo daro

Mohenjo daro, Peradaban Kuno yang Disebut Paling Damai di Muka Bumi

(foto: ancient-origins)

Memang Mohenjo daro terkesan aman dan jauh dari perang yang mematikan, jadi seharusnya tidak masalah dengan harapan hidup di sana. Tapi pada akhirnya runtuh juga.

Penyebab runtuhnya Mohenjo Daro tidak lepas dari spekulasi. Jika memang berjalan damai, mengapa bisa runtuh dan musnah? Banyak dugaan yang muncul, misalnya faktor alam seperti banjir atau justru kekeringan.

Jika memang terjadi banjir besar dari Sungai Indus, seisi kota bisa tenggelam.

Atau jika terjadi kekeringan sampai menyebabkan gagal panen berkepanjangan, masyarakat terkena dampaknya seperti kelaparan, kekeringan, dan penyakit.

Tapi setelah diteliti bertahun-tahun ternyata yang dianggap paling tepat adalah wabah penyakit yang tersebar melalui air dan tidak kunjung ditemukan obatnya.