inspirasi

Mengenal Quokka, Hewan Paling Bahagia di Dunia yang Suka Difoto

Penulis:   | 

Pernahkah kamu bertemu hewan yang selalu tersenyum dan suka diajak foto? Quokka merupakan hewan yang disebut-sebut paling bahagia di dunia dan suka foto selfie bersama manusia.

Di habitat aslinya di Pulau Rottnest Australia, quokka sudah biasa ‘berkenalan’ dengan teman baru yang mengunjunginya.

Di balik kelucuan bentuknya, ternyata masih banyak yang belum tahu tentang hewan paling bahagia ini.

Quokka yang merupakan hewan berkantung (marsupial) yang tidak boleh disentuh atau dipelihara di rumah.

Baca juga: Kisah Nabi Daud, Menjadi Raja dan Suaranya Sembuhkan Orang Sakit

Habitat aslinya di Pulau Rottness Australia sering dikunjungi turis dari seluruh dunia

Mengenal Quokka, Hewan Paling Bahagia di Dunia yang Suka Difoto

(foto: pinterest)

Jika ditanya tentang hewan khas Australia, mungkin jawaban yang biasa muncul adalah kanguru atau koala. Ternyata masih ada lagi hewan unik asal Australia yang menggemaskan bernama quokka.

Hewan ini pertama kali ditemukan oleh Williem De Vlamingh, seorang penjelajah dari Eropa yang biasa mencari pulau-pulau tersembunyi.

Lokasi penemuannya ada di pulau kecil bernama Pulau Rottness atau Rottnest Island, Australia.

Seperti di lokasi Sacred Monkey Forest Sanctuary Bali, yang sering jadi tempat foto bareng monyet, wilayah Pulau Rottnest Australia juga memberi kesempatan para pengunjung untuk foto bareng dengan hewan yang selalu terlihat ceria ini.

Sekitar 500 ribu pengunjung Pulau Rottnest setiap tahun datang jauh-jauh dengan tujuan utamanya untuk selfie bareng hewan lucu dan ikonik ini.

Bentuknya unik, cukup aktif di malam hari, dan banyak beristirahat di siang hari

Mengenal Quokka, Hewan Paling Bahagia di Dunia yang Suka Difoto

(foto: allthatsinteresting)

Saat didekati pengunjung, mereka tidak sulit didekati dan sepertinya juga tidak keberatan untuk berpose. Saat lelah, mereka punya kebiasaan untuk menggali terowongan yang ditempati untuk tidur dan bersembunyi di siang hari.

Saat bangun, mereka akan melompat seperti kanguru. Ukurannya cukup kecil seperti kucing rumahan dan gerakannya cukup lincah walau hanya dengan dua kaki belakang.

Uniknya, mereka juga punya kantung seperti kanguru yang bisa dipakai untuk melindungi anaknya.

Bentuk tubuhnya memang unik karena ukurannya sebesar kucing, termasuk satu family dengan kanguru, tapi dijuluki tikus besar (big rat) sejak awal penemuannya.

Nama pulaunya pun sebenarnya adalah terjemahan dari sarang tikus (rat nest) yang kemudian berubah menjadi rottnest. Sebagai hewan nokturnal mereka aktif pada sore hari sampai tengah malam.

Baca juga: Perampok Cerdik Johny Indo, Pernah Dijuluki Robin Hood Indonesia

Sangat dilindungi, tidak boleh disentuh, atau diberi makanan sembarangan

Mengenal Mengenal Tikus Besar, Hewan Paling Bahagia di Dunia yang Suka Difoto, Hewan Paling Bahagia di Dunia yang Suka Difoto

(foto: traveller)

Mereka termasuk herbivora pemakan tumbuhan seperti rumput dan semak belukar. Saat musim kemarau dan terjadi kelangkaan bahan makanan, mereka memanfaatkan lemak di ekornya untuk menjadi cadangan energi.

Saat persediaan air di habitat aslinya kurang mencukupi, mereka bisa bertahan hidup tanpa banyak minum sampai sebulan lamanya.

Sebagai hewan endemik populer, mereka sangat dilindungi, tidak boleh disentuh atau dipelihara di rumah.

Meskipun mudah akrab dengan manusia seperti terlihat di foto, mereka sensitif dengan aroma tertentu, sentuhan, ataupun makanan yang biasa dikonsumsi manusia.

Dilansir oleh National Geographic, sebenarnya tidak masalah untuk berfoto dengan mereka asalkan hati-hati dan tidak sembarang menyentuh atau memberi makanan.

Makanan dari manusia bisa merusak gigi dan menimbulkan infeksi rahang.

Termasuk hewan yang terancam punah, sehingga ekosistem aslinya harus tetap dijaga

Mengenal Tikus Besar, Hewan Paling Bahagia di Dunia yang Suka Difoto

(foto: escape)

Tidak sedikit yang bertanya-tanya apakah mereka dilatih untuk tersenyum? Ternyata bentuk rahangnya secara natural sudah terlihat seperti sedang tersenyum.

Keberadaan mereka di dalam ekosistem juga dijaga sedemikian rupa agar tetap alami dan tidak terganggu oleh manusia.

Itulah mengapa manusia tidak boleh sembarangan menyentuh atau memberi makan karena kebiasaan untuk memberi makanan mereka juga bisa berbahaya untuk manusia sendiri. Sebenarnya mereka tetaplah hewan liar.

Penduduk di Pulau Rottnest yang telah terbiasa berdampingan dengan mereka mengatakan bahwa risiko gigitan masih cukup banyak terjadi.

Anak-anak sering menjadi sasaran, walaupun tidak sampai berakibat cedera yang serius.

Dengan segala keunikannya, ada baiknya kalau kita tahu juga tentang kondisi mereka di Australia. Sejak tahun 1930-an, keberadaan mereka terancam oleh hewan rubah.

Pembukaan lahan, pertumbuhan kucing domestik, kebakaran hutan, serta penyakit juga membuat mereka terancam punah.