inspirasi

Mengenal Burung Enggang, Punya Paruh Seperti Tanduk dan Dianggap Keramat

Penulis:   | 

Burung enggang termasuk salah satu spesies unik yang hidup di Indonesia. Tempat hidupnya cukup luas di banyak negara, mulai dari Asia Tenggara sampai ke Afrika.

Di Indonesia sendiri, burung enggang banyak ditemukan di hutan Kalimantan.

Populasinya sangat dilindungi karena memang memiliki manfaat besar bagi lingkungan. Selain itu, keberadaannya juga dianggap keramat oleh Suku Dayak Iban.

Baca juga: Jarang Diketahui, Begini Sejarah Umbrella Girl Pembawa Payung di Sirkuit Balap

Termasuk hewan yang setia dan memiliki paruh unik berukuran besar

Mengenal Burung Enggang, Punya Paruh Seperti Tanduk dan Dianggap Keramat

(foto: backyard)

Burung enggang juga dikenal dengan sebutan rangkong. Sejauh ini, di dunia ada lebih dari 57 spesies burung enggang. Dilansir dari Scientific American, masa hidupnya di alam liar bisa mencapai 70 tahun.

Keunikannya adalah paruhnya yang kuat, besar, dan mirip tanduk sapi. Berat dan ukuran badannya bisa terbilang cukup besar. Burung yang termasuk ke dalam family Bucerotidae ini termasuk pemakan segala (omnivora).

Makanannya mulai dari buah-buahan, hewan kecil seperti kadal, serangga, tikus, sampai beberapa jenis ular.

Dibandingkan burung lain, tingkat reproduksinya tidak terlalu tinggi. Rata-rata hanya sanggup bertelur sejumlah 2-6 butir telur sepanjang hidupnya.

Uniknya, burung ini termasuk hewan yang setia karena tidak akan meninggalkan pasangannya setelah bertelur. Tentu hal tersebut tidak dijumpai pada unggas lainnya.

Membuat sarang di pohon-pohon besar agar anaknya terhindar dari predator

Mengenal Burung Enggang, Punya Paruh Seperti Tanduk dan Dianggap Keramat

(foto: pixabay)

Tidak banyak spesiesnya yang hidupnya di tanah. Entah itu burung jantan maupun betina, keduanya sama-sama membuat sarang dengan campuran bahan lumpur.

Sarang mereka dibangun pada pohon-pohon tinggi besar berongga. Tempat hidupnya di pohon-pohon menjadikan anaknya jauh dari ancaman predator.

Anak-anaknya akan terus diberi makan sampai tumbuh lebih besar dan siap untuk meninggalkan sarangnya.

Habitatnya mendapat ancaman tersendiri karena pohon-pohon yang diameternya besar hanya tumbuh di hutan belantara.

Padahal luas hutan belantara semakin berkurang. Keberadaannya pun bisa jadi langka dan terancam punah.

Baca juga: Abdul Qadir Jaelani, Ulama Besar dan Tokoh Sufi Pendiri Tarekat Qadiriyah

Ada denda bagi pemburu, karena burung enggang termasuk hewan yang dilindungi

Mengenal Burung Enggang, Punya Paruh Seperti Tanduk dan Dianggap Keramat

(foto: helloindonesia)

Mengingat keberadaannya yang terancam punah, maka statusnya pun jadi termasuk hewan yang dilindungi.

Di beberapa negara telah diberlakukan hukum pidana yang berat untuk siapapun yang memburu burung enggang di alam tanpa ada izin dari pihak yang berwenang.

Di Kalimantan, Suku Dayak Iban yang menjaga hutan juga bersikap tegas tanpa ada kompromi. Para pemburu hewan yang dilindungi di hutan akan terkena sanksi  hukuman denda.

Dendanya bisa dibilang berat menurut warga sekitar Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Jumlah denda bisa berlipat ganda jika pemburu tidak ada itikad baik.

Dianggap sebagai jelmaan panglima burung dan menjadi penjaga hutan Kalimantan

Mengenal Burung Enggang, Punya Paruh Seperti Tanduk dan Dianggap Keramat

(foto: great-hornbill)

Mengapa burung enggang begitu dikeramatkan oleh Suku Dayak Iban? Masyarakat Suku Dayak Iban juga menganggapnya sebagai jelmaan panglima burung yang menguasai hutan Kalimantan.

Konon, panglima burung merupakan makhluk gaib yang hanya hadir ketika perang akan terjadi. Karena itulah burung enggang tidak boleh diburu, dikoleksi atau dikonsumsi.

Kecuali kalau ada seekor burung enggang ditemukan mati, maka tubuhnya akan dibiarkan saja tidak dikubur atau dibuang.

Dari segi ilmiahnya, burung enggang bisa menebarkan biji atau benih tumbuhan yang tumbuh di hutan. Setelah makan buah-buahan liar di hutan, sistem pencernaannya bekerja sekitar satu jam.

Dalam waktu satu jam itulah, burung enggang menjelajah hutan dan membuang kotorannya sekaligus menjatuhkan biji-biji yang akan jadi tumbuhan baru.

Burung enggang yang memencarkan biji-bijian agar membantu proses regenerasi di hutan, sehingga alam pun lebih seimbang.