inspirasi

Mengenal Basa Arekan, Dialek Jawa Suroboyoan yang Terkesan Lebih Tegas

Penulis:   | 

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa yang paling banyak penuturnya di Indonesia. Sebagai bahasa lokal, bahasa Jawa punya beragam dialek yang khas, misalnya dialek Jawa Timuran.

Dialek Jawa Timuran sendiri masih terbagi lagi menjadi banyak variasi di beberapa kota. Salah satu yang terkenal adalah basa arekan atau dialek Surabaya yang terdengar lebih tegas.

Bukan hanya di kota Surabaya, tapi dialek ini juga dituturkan di daerah sekitarnya seperti Gresik dan Sidoarjo. Menurut tingkatannya, basa arekan ini dianggap paling kasar.

Baca juga: Banyak Rahasia, Deep Web Tidak Bebas Diakses Pengguna Internet

Dituturkan dengan fasih oleh orang-orang Surabaya, dan ada tingkatannya

Mengenal Basa Arekan, Dialek Jawa Suroboyoan yang Lebih Tegas

(foto: pinterest)

Dialek Suroboyoan atau basa arekan sudah lama berkembang dan dituturkan masyarakat di Surabaya dan sekitarnya. Masyarakat dari berbagai kalangan dan usia bisa menuturkannya dengan fasih.

Bahkan orang-orang pendatang di Surabaya juga sering ikut-ikutan bicara bahasa Jawa. Penuturannya untuk yang sebaya dan yang lebih tua tidak sama, dan tergantung situasi juga.

Meski basa arekan terkesan tegas dan kadang agak kasar, sebenarnya masih ada tingkatan dalam pengucapannya.

Masyarakat penuturnya menggunakan bahasa yang halus untuk kata-kata tertentu.

Bahasa yang halus di sini disebut dengan bahasa krama dan digunakan saat bicara dengan sosok yang jauh lebih tua atau orang yang dihormati. Cara berkomunikasi seperti ini menjadi bentuk sopan santun.

Ada banyak kosakata yang berbeda, serta beberapa kata-kata tidak baku

Mengenal Basa Arekan, Dialek Jawa Suroboyoan yang Lebih Tegas

(foto: kumparan)

Selain soal intonasi bicaranya, apa lagi yang membedakan antara dialek Surabaya dan dialek-dialek lainnya? Tentu saja kosakatanya yang khas.

Pilihan kosakata yang berbeda ini sering memicu salah paham saat berkomunikasi, misalnya dengan orang Jawa Tengah.

Itulah mengapa seringkali sesama orang Jawa pun lebih sering bicara dengan bahasa Indonesia. Karena memang karakter manusia adalah sangat dinamis, begitu juga kosakata yang dipilih dalam berkomunikasi sehari-hari.

Selain kosakata baku, masih ada lagi kata-kata slang atau kata-kata tidak baku yang diucapkan dalam situasi santai.

Bukan sekadar santai, kelompok masyarakat di wilayah tertentu juga sering punya gaya berkomunikasi yang hanya dipahami oleh kelompok mereka sendiri.

Seringkali faktor tren atau hal-hal kekinian memberi pengaruh pada bahasa.

Baca juga: Apa Itu Pedagogik, Ilmu yang Wajib Dikuasai oleh Para Guru

Inilah beberapa contoh kosakata basa arekan dan artinya dalam bahasa Indonesia

Mengenal Basa Arekan, Dialek Jawa Suroboyoan yang Lebih Tegas

(foto: jagad)

Apa saja kata-kata yang menjadi ciri khas basa arekan? Sebenarnya ada banyak, tapi di sini kita tidak perlu sebutkan semuanya. Berikut ini adalah contoh kosa kata basa arekan beserta artinya dalam bahasa Indonesia.

  • Ae artinya saja, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah wae.
  • Arek artinya anak, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah bocah.
  • Babah artinya biar atau terserah, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah ben.
  • Bois atau mbois artinya keren, cool atau maskulin. Ini termasuk kata yang tidak baku dan termasuk bahasa pergaulan.
  • Cangkruk artinya nongkrong, sedangkan di Jawa Tengah lebih sering disebut thenguk-thenguk.
  • Cak adalah panggilan untuk kakak laki-laki, sama seperti panggilan mas atau kang.
  • Dhukur artinya tinggi, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah dhuwur.
  • Embong artinya jalan, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah dalan.
  • Kathuken arti kedinginan, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah kademen.
  • Koen (diucapkan kon) artinya kamu, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah kowe. Kadang agar lebih sopan, beberapa orang menggantinya dengan awakmu.
  • Laopo atau lapo artinya sedang apa atau ngapain, sedangkan dalam bahasa Jawa standar ngopo.
  • Mene artinya besok, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah sesuk.
  • Waras artinya sehat atau sembuh, sedangkan di Jawa Tengah waras adalah kondisi sehat atau sembuh dari sakit jiwa.
  • Yok opo  artinya bagaimana, sedangkan dalam bahasa Jawa standar adalah kepiye atau piye.

Bahasanya bersifat dinamis, karena ada kosakata baru dalam setiap generasi

 Dialek Jawa Suroboyoan yang Lebih Tegas

(foto: wikipedia)

Sampai sekarang, penutur basa arekan masih banyak. Banyak yang menganggap dialek Jawa yang satu ini lebih ekspresif.

Meski dalam beberapa hal terkesan keras, tapi memang itu adalah ciri khas intonasi yang sudah dikenal secara turun temurun.

Keunikan basa arekan adalah bahwa kadang-kadang sebuah kata tidak bisa diwakili dengan kata apapun dalam bahasa Indonesia.

Mungkin juga dibalik, bahwa satu kata bahasa Indonesia bisa diungkapkan ke beberapa kata bahasa Jawa arekan.

Misalnya untuk kata pukul yang bisa sangat beragam; pongor, waso, seprok, gibeng, gepuk, tonyo, bogem, tunjek, sodhok, atau antem.

Bahasanya juga bersifat dinamis karena setiap generasi bisa memunculkan kosakata baru yang bisa bertahan lama ataupun kata-kata yang musiman atau karena tren.