inspirasi

Kisah Burung Garuda, Bebaskan Ibunya Sampai Jadi Lambang Negara

Penulis:   | 

Burung Garuda memang sangat terkenal di Indonesia sebagai sebuah lambang negara. Bukan hanya di Indonesia, Garuda juga digunakan sebagai lambang negara Thailand.

Wujudnya adalah perpaduan antara burung dengan manusia. Anggota tubuhnya memiliki kaki mirip manusia, tapi juga punya sayap, moncong, dan kepala yang mirip elang.

Sayapnya sangat besar, sampai diibaratkan bisa menjadi pelindung seluruh negeri. Postur tubuhnya yang tegak dianggap menjadi simbol ketangguhan.

Walau sebenarnya Garuda adalah makhluk mitologi, ternyata ada sebuah kisah di baliknya yang menginspirasi manusia.

Baca juga: Siapa Imam Mahdi, Sosok Pemimpin yang Muncul Sebagai Tanda Kiamat

Menjadi anak berbakti yang melindungi ibunya di dalam perang saudara

Kisah Burung Garuda, Bebaskan Ibunya sampai Jadi Lambang Negara

(foto: tamilandvedas)

Kisah burung Garuda berasal dari mitologi Hindu. Garuda merupakan keturunan dari Resi Kasyapa yang punya dua orang istri. Istri pertama bernama Kadru dan istri kedua bernama Winata.

Dari istri yang pertama, Resi Kasyapa mendapat keturunan Naga, dan dari istri kedua mendapat keturunan Garuda. Dikisahkan bahwa istri pertama merasa iri dengki kepada istri kedua sehingga ada maksud untuk menyingkirkan.

Istri kedua ditantang istri pertama untuk berperang. Sayangnya istri pertama curang dan menjadikan istri kedua sebagai budak.

Garuda yang berbakti tidak tinggal diam melihat ibunya diperbudak, justru berani melindungi sang ibu. Naga pun ternyata juga dilibatkan dalam peperangan. Alhasil, perang saudara pun terjadi dan kedua pihak sama tangguhnya.

Tidak sengaja bertemu Dewa Wisnu saat terbang jauh untuk mencari air suci  

Kisah Burung Garuda, Bebaskan Ibunya sampai Jadi Lambang Negara

(foto: glorious)

Peperangan tidak mudah untuk dihentikan walau Garuda sudah mencoba tawar menawar. Setelah melalui proses yang panjang, Naga dan pihak ibunya akhirnya setuju.

Tapi dengan syarat bahwa Garuda wajib menyediakan air suci yang dipercaya bisa memberi keabadian.

Terbanglah burung Garuda demi mencari air tirta suci amertha sari. Sebenarnya tujuan utamanya adalah untuk membebaskan dan melindungi ibunya. Air suci yang diminta Naga ternyata susah didapat.

Sampai akhirnya di dalam perjalanan, ternyata Garuda bertemu Dewa Wisnu. Dewa Wisnulah yang membantu untuk menemukan tirta suci amertha sari. Burung Garuda pun jadi tunggangan Dewa Wisnu.

Garuda memang kuat dan rela berkorban untuk melindungi ibunya, meskipun jalannya sangat berat. Itulah mengapa Bung Karno dahulu memilihnya sebagai lambang negara Republik Indonesia.

Baca juga: Ayam Kate, Bulunya Unik dan Dipelihara Sebagai Hewan Hias

Ada kemiripan dengan burung elang, walau sebenarnya hanya ada di mitologi

Kisah Burung Garuda, Bebaskan Ibunya sampai Jadi Lambang Negara

(foto: shutterstock)

Tentang kisah burung Garuda yang menjadi lambang negara Republik Indonesia ternyata tidak langsung tampil seperti yang kita lihat sekarang.

Jambul di kepalanya pada awalnya tidak ada, perisai dan pitanya berwarna lain, dan terdapat gambar mirip sinar matahari.

Tapi, melalui musyawarah akhirnya tampilan Garuda diganti sedemikian rupa. Tentang makna dan filosofinya masih sama, yaitu menjadi lambang  kebesaran, kekuatan, sikap gigih, dan berani berkorban untuk ibu pertiwi.

Setelah mengetahui kisah lengkapnya, mungkin banyak yang masih bertanya-tanya. Benarkah Burung Garuda hanya makhluk mitologi atau sebenarnya ada di dunia nyata.

Kalau spesies bernama Garuda memang tidak ada, tapi melihat bentuknya agak mirip dengan burung elang. Ciri-ciri fisiknya memang dibuat lebih berkarakter agar bisa memberi kesan mengagumkan.

Arca Garuda dibangun di beberapa wilayah, sampai menjadi magnet wisata yang unik

Kisah Burung Garuda, Bebaskan Ibunya sampai Jadi Lambang Negara

(foto: shutterstock)

Di beberapa wilayah di Indonesia dapat ditemukan arca-arca Garuda, misalnya pada candi Kedhaton, candi Prambanan, candi Sukuh, candi Penataran, dan beberapa candi lain yang semuanya diciptakan dengan artistik.

Semua arca Garuda memiliki cerita tentang peristiwa yang spesifik. Seperti di Candi Kedhaton misalnya, Garuda digambarkan sebagai pemangsa sosok jahata atau Nasadha.

Di Candi Sukuh, bahwa Garuda seperti memangsa hewan kura-kura berukuran raksasa.

Di Prambanan, Garuda diletakkan berdekatan dengan arca Dewa Wisnu karena memang keduanya punya latar belakang kisah yang menarik ketika mencari air suci. Pengunjung candi banyak yang tertarik untuk melihatnya.

Lain lagi dengan di Bali yang memiliki satu ikon wisata terkenal, yaitu patung GWK (Garuda Wisnu Kencana).

Di Bali, sosok Garuda dianggap mulia sampai dijuluki ‘raja yang agung dari bangsa burung’ atau ‘tuan dari segala makhluk yang bisa terbang’.