inspirasi

Jadi Observatorium Tertua, Cheomseongdae Berkontribusi pada Ilmu Astronomi Dunia

Penulis:   | 

Selain terkenal dengan budaya KPop, semenanjung Korea juga terkenal dengan banyak hal. Satu hal yang mungkin masih jarang diketahui tentang Korea adalah kontribusinya pada astronomi dunia.

Salah satu kontribusi yang terlihat adalah Cheomseongdae, observatorium tertua di dunia. Dalam bahasa Korea, Cheomseongdae artinya ‘menara bulan dan bintang’.

Sebagai warisan kerajaan Silla di wilayah Gyeongju, Cheomseongdae memang  sudah tidak aktif lagi. Tapi sejarahnya cukup panjang dan berkontribusi untuk perkembangan astronomi di Asia Timur.

Baca juga: Death Valley, Padang Pasir di California yang Memiliki Suhu Tertinggi di Bumi

Cheomseongdae dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok

Mengenal Cheomseongdae, Observatorium Tertua di Dunia yang Sudah Berumur 1400 Tahun

(foto: ancient-origins)

Cheomseongdae dibangun di tempat yang pada waktu itu masuk ke wilayah kekuasaan Kerajaan Silla. Silla adalah salah satu dari tiga kerajaan adat utama di semenanjung Korea pada saat itu.

Pembangunan Cheomseongdae terjadi pada 634 Masehi. Dibangun di kota Gyeongju, ibu kota Kerajaan Silla pada masa pemerintahan Ratu Seondeok (632-647 M).

Pada abad ke-7, Silla diperintah oleh Raja Jinpyeong. Jinpyeong tidak memiliki penerus laki-laki yang dapat menjadi raja.

Tapi putrinya, Seondeok, adalah sosok yang cerdas dan memiliki status sosial yang tepat, jadi terpilih sebagai ratu pada tahun 632 M.

Dahulu orang Korea kuno banyak mendirikan dolmen, yang sejalan dengan berbagai keperluan astronomi. Di momentum inilah Cheomseongdae dibangun dengan mengadopsi bentuk dolmen.

Masih bertahan dengan wujud aslinya sejak dibangun 1.400 tahun lalu

Mengenal Cheomseongdae, Observatorium Tertua di Dunia yang Sudah Berumur 1400 Tahun

(foto: crowncity)

Cheomseongdae memiliki tinggi 9,17 meter, terdiri dari stylobate, menara seperti botol, dan puncak persegi.

Fondasinya terdiri dari 12 batu dengan jumlah tiga di empat sudutnya. Hal itu berarti mewakili 12 bulan dalam setahun dan 4 musim.

Bagian atas persegi tampaknya telah dirancang untuk mewakili karakter tertentu dari budaya China.

Sejak dibangun 1.400 tahun yang lalu, Cheomseongdae masih mempertahankan wujud aslinya.

Menaranya terdiri dari 27 tingkatan batu, sebuah desain yang melambangkan Ratu Seondeok telah menjadi raja ke-27 Kerajaan Silla.

Observatorium bermanfaat untuk produksi pertanian dan astrologi

Mengenal Cheomseongdae, Observatorium Tertua di Dunia yang Sudah Berumur 1400 Tahun

(foto: trippose)

Masyarakat Korea kuno sangat mengandalkan pertanian. Untuk mengoptimalkan produksi pertanian membutuhkan pengetahuan tentang datangnya musim.

Pengetahuan tentang musim sangat terbantu oleh pengetahuan astronomi. Para raja pun memberi perhatian besar pada astronomi.

Astronomi tidak hanya penting untuk pertanian, tetapi juga astrologi. Karena alasan ini, observatorium juga memiliki kepentingan politik.

Tidak hanya membangun observatorium, kerajaan juga membuat biro astronomi dan memberdayakan astronom profesional untuk melakukan observasi.

Sejak dibangun di abad ke-7, Cheomseongdae bermanfaat untuk mengamati benda-benda langit sekaligus memahami alam semesta.

Baca juga: Moguicheng, Kota Iblis Penuh Misteri yang Jadi Wisata Anti Mainstream

Pembangunan observatorium di Korea banyak belajar dari intelektual di China

Lembaga Astronomi dan Sains Korea

(foto: visitourchina)

Astronomi di Korea tidak berdiri sendiri. Dahulu, Ratu Seondeok mengirim kaum intelektual dari kerajaannya untuk belajar di China.

Para intelektual Korea banyak belajar dan berinteraksi dengan intelektual China. Mulai dari astronomi sampai agama Buddha.

Banyak ide dari peradaban China diterapkan di Korea, termasuk tentang pembangunan observatorium.

Sementara itu, para astronom di Korea melakukan pengamatan astronomi dan sistematisasi pengetahuan secara signifikan mengadopsi China.

Pada abad ke-7, tradisi astronomi Korea hampir sama majunya dengan tradisi astronomi di China.

Cheomseongdae melambangkan sejarah panjang tradisi ilmiah di Korea

 Observatorium Tertua di Dunia yang Sudah Berumur 1400 Tahun

(foto: e-architecs)

Dimulai pada abad ke-17, para astronom Korea mengenal astronomi Barat melalui komunikasi dengan para intelektual Jesuit saat ada misi ke Asia.

Tidak butuh waktu lama, gagasan kosmologi Barat menjadi populer. Setelah itu Cheomseongdae tidak aktif lagi.

Meski tidak aktif lagi, adanya observatorium di zaman kerajaan Korea telah mewakili tonggak sejarah arkeologi untuk Asia Timur sebagai salah satu observatorium ilmiah tertua.

Cheomseongdae kini menjadi daya tarik wisata yang melambangkan sejarah panjang tradisi ilmiah di semenanjung Korea.

Saat ini, astronom Korea terus berkontribusi untuk pengetahuan tentang alam semesta melalui organisasi seperti Institut Astronomi dan Ilmu Luar Angkasa Korea Selatan.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.