lifestyle

Fenomena Gaslighting, Sikap Manipulatif dalam Hubungan Tidak Sehat

Penulis:   | 

Mungkin kamu sudah sering mendengar tentang istilah toxic relationship atau hubungan tidak sehat. Hubungan yang tidak sehat bisa disebabkan oleh hal-hal tertentu, misalnya fenomena gaslighting.

Seseorang yang melakukan gaslighting cenderung bersikap manipulatif dan penuh taktik yang rumit dan menjadikan pasangannya jadi korban.

Bentuk sikap manipulatif pelaku gaslighting bisa membuat seseorang yang jadi pasangannya menjadi lemah dan mempertanyakan diri sendiri.

Gaslighting juga bisa berupa sikap menyalahgunaan kekuasaan karena ingin mendominasi orang lain.

Baca juga: Apa Itu BB Cream, Foundation, Concealer, dan CC Cream? Apa Bedanya

Istilah gaslighting awalnya mulai populer karena sebuah judul film

Fenomena Gaslighting, Sikap Manipulatif dalam Hubungan Tidak Sehat

(foto: pixabay)

Pada dasarnya, gaslighting  adalah taktik seseorang untuk mengontrol orang lain. Orang lain yang jadi korbannya jadi meragukan diri sendiri.

Ternyata fenomena ini bukan hal baru, karena sudah mulai dipopulerkan oleh sebuah judul film Gaslight yang tayang pada tahun 1940-an.

Dalam film Gaslight. ada seorang tokoh suami dengan sifat licik yang memanipulasi istrinya Sang suami membuat beberapa perubahan di lingkungannya dan menjadikan istri percaya seolah-olah dirinya gila.

Bukan cuma mengacaukan lingkungan dan meyakinkan bahwa istri sendiri sudah gila, sang suami pun melecehkankan, mengendalikan, dan memisahkan istrinya dari teman-teman dan keluarga.

Alhasil istri jadi mempertanyakan diri sendiri terus menerus tentang perasaan, pandangan, dan juga ingatannya. Sebagai korban gaslighting, istri pun makin tidak nyaman dengan kehidupannya.

Gaslighting bisa terjadi pada siapa saja dan berisiko bagi kesehatan mental

Fenomena Gaslighting, Sikap Manipulatif dalam Hubungan Tidak Sehat

(foto: couplefamilyinstitute)

Para psikolog sepakat bahwa fenomena ini sering menimpa orang-orang yang kurang percaya diri atau orang yang sulit berkata tidak.

Tapi orang yang berpotensi melakukannya bisa siapa saja. Tidak hanya pasangan, tapi juga mungkin atasan, teman, orang terkenal, sampai netizen yang tidak dikenal bisa melakukan gaslighting.

Pelakunya sangat mungkin punya kelainan psikologis gangguan kepribadian narsistik yang membuat mereka merasa sebagai orang yang terpenting dan tidak mengakui kesalahan.

Tapi, yang populer adalah fenomena gaslighting pada hubungan romansa yang tidak sehat.

Karena berbahaya bagi mental seseorang, korbannya bisa mengalami kecemasan, rasa tidak tidak aman (insecurity), bahkan sampai depresi.

Baca juga: Mengenal Istilah Sun, Moon, dan Rising Sign pada Zodiak Manusia

Pelakunya suka menyangkal dan memutarbalikkan fakta untuk membela dirinya

Fenomena Gaslighting, Sikap Manipulatif dalam Hubungan Tidak Sehat

(foto: thrivingmarriage)

Stephanie A. Sarkis Ph.D dalam bukunya Gaslighting: Recognize Manipulative and Emotionally Abusive People and Break Free, telah menyebutkan beberapa ciri-ciri pelaku gaslighting.

Salah satunya adalah sikap memutarbalikkan fakta dan kebohongan yang disengaja.

Mulai dari hal remeh sampai hal besar, pelakunya akan cenderung gampang berbohong dan terus menerus menanamkan keraguan pada orang lain yang menjadi korban.

Misalnya terkait dengan risiko atau tanggung jawab, pelaku sebisa mungkin akan menyangkal dengan pembelaan diri yang sebenarnya kesaksian palsu.

Apalagi jika pembawaannya cukup tenang dan punya wibawa, orang lain akan mudah untuk dipengaruhi dengan kebohongannya.

Saat korbannya bereaksi berlebihan, pelaku akan cenderung pura-pura tidak paham dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.

Efek psikologis dari fenomena gaslighting memang fatal, jadi perlu disembuhkan

Fenomena Gaslighting, Sikap Manipulatif dalam Hubungan Tidak Sehat

(foto: pixabay)

Disadari atau tidak, efeknya bahaya dan fatal untuk kondisi batin korban. Bukan hanya sebentar, tapi juga akan sangat lama sampai pelakunya sendiri sudah tidak mengingatnya.

Karena terlalu sering berada dalam situasi terintimidasi, korban gaslighting dalam hal hubungan yang tidak sehat akan sulit untuk membuka diri dengan hal baru.

Trauma emosional yang dirasakan bisa berpengaruh pada kehidupannya sehari-hari.

Karena itu, efek dari gaslighting perlu disembuhkan. Dilansir dari Psychologytoday, langkah paling baik untuk bisa sembuh setelah jadi korban adalah dengan cara belajar menyadari pola tindakan atau dari orang yang menjadi pelaku.

Tujuannya adalah agar bisa bersikap objektif dan tidak mudah dimanfaatkan orang lain.

Misalnya si pelaku menuduh pasangannya berbohong, kemungkinan besar pelaku sendiri yang sebenarnya sering berbohong.

Untuk mengembalikan rasa percaya diri pada korban juga butuh dukungan orang terdekat yang memahami atau bahkan jika perlu datang ke psikolog profesional.

Demikianlah fenomena gaslighting yang berlangsung pada hubungan yang tidak sehat. Semoga kita semua terhindar dari segala bentuk gaslighting.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.