inspirasi

Dibangun dengan Teknik Canggih, Nilometer Bisa Memprediksi Perilaku Sungai Nil

Penulis:   | 

Di Mesir Kuno, Sungai Nil tidak terpisahkan dari kehidupan penduduk yang sudah membangun peradaban di sekitarnya sejak ribuan tahun lalu.

Khususnya para petani agar bisa tahu apakah akan menghadapi kelaparan atau banjir, maka dibutuhkan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur air Sungai Nil.

Bangsa Mesir kuno sudah sejak dahulu menemukan alat bernama nilometer untuk mengukur air guna memprediksi perilaku sungai.

Alat yang telah dimanfaatkan penduduk Mesir kuno dikenal canggih pada masanya dan hanya orang-orang tertentu yang diizinkan mengoperasikannya.

Baca juga: Mitos Bunga Wijaya Kusuma, Pembawa Keberuntungan yang Hanya Mekar di Malam Hari

Didesain oleh seorang ilmuwan terkenal pada masanya

Dibangun dengan Teknik Canggih, Nilometer Bisa Memprediksi Perilaku Sungai Nil di Mesir

(foto: sharmclub)

Salah satu Nilometer yang canggih dapat terlihat di Pulau Rhoda atau Rawda di Kairo. Nilometer di Pulau Rhoda berasal dari tahun 861 Masehi, berdasarkan desain oleh Afraganus, seorang ilmuwan terkenal pada masanya.

Nilometer Pulau Rhoda saat ini bertempat pada sebuah bangunan modern. Atap kerucutnya menggantikan kubah tua yang dihancurkan pada tahun 1825 selama pendudukan Prancis.

Interiornya diukir indah, dan tiga terowongan yang dulu mengalirkan air ke dalam sumur pipa pada tingkat yang berbeda.

Jenis lainnya, seperti yang dapat dilihat di Pulau Elephantine, memiliki anak tangga dengan jarak yang sama yang mengarah langsung ke Sungai Nil.

Sudah ada sejak Nabi Yusuf menjadi kepercayaan raja Mesir

Dibangun dengan Teknik Canggih, Nilometer Bisa Memprediksi Perilaku Sungai Nil di Mesir

(foto: arstechnica)

Nilometer sudah dibangun dalam periode yang sama ketika Raja Firaun membangun piramida. Lebih dari itu, diyakini bahkan alat tersebut telah ada saat zaman Nabi Yusuf menjadi orang kepercayaan raja Mesir.

Nabi Yusuf sendiri sempat bermimpi soal nasib bangsa Mesir yang akan mengalami masa kemakmuran, tapi juga diikuti masa paceklik.

Sebagai seorang nabi, mimpinya jelas dipercaya sebagai informasi dari langit. Karena itu keberadaan alat untuk mengukur air sungai ini menjadi sesuatu yang fungsional sekaligus sakral bagi masyarakat.

Di masa pemerintahan khalifah Al Ma’mun dari Dinasti Abbasiyah, alat ini sempat direnovasi.

Baca juga: Fakta Unik Gamelan, Instrumen Khas Nusantara yang Terkenal Sampai Mancanegara

Sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari penduduk Mesir

Dibangun dengan Teknik Canggih, Nilometer Bisa Memprediksi Perilaku Sungai Nil di Mesir

(foto: pinterest)

Nilometer dalam bahasa Arab disebut juga Al Miqyas. Jauh sebelum Bendungan Aswan dibangun untuk menangani banjir di sungai besar, Nilometer sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari penduduk Mesir.

Akat ini terdiri dari tiga jenis, dan ketiga jenisnya masih dapat dilihat di Mesir. Yang paling sederhana adalah kolom tinggi bertempat di struktur batu terendam yang disebut sumur pipa.

Wujudnya adalah sebuah kolom marmer segi delapan yang ditahan oleh balok kayu di bagian atas yang membentang selebar sumur.

Sumur pipa memiliki struktur tangga. Petugas yang memantaunya bisa turun dan memeriksa kolom.

Operasional Nilometer tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang

Dibangun dengan Teknik Canggih, Nilometer Bisa Memprediksi Perilaku Sungai Nil di Mesir

(foto: pinterest)

Untuk menunjukkan posisi ketinggian air pada waktu tertentu, ada tongkat pengukur yang sangat besar dan memiliki tanda di atasnya.

Ini terkait dengan informasi yang akan dipakai untuk menentukan kondisi apa yang akan terjadi di masa depan, seperti kekeringan, kondisi cukup, atau banjir.

Hasil pengukurangnya yang akurat bisa berarti hidup atau mati di setiap musim panen. Kemampuan untuk memprediksi perilaku Sungai Nil dapat membuat orang awam terkesan.

Itulah mengapa perawatan alat ini tidak dilakukan oleh sembarang orang. Begitu banyak Nilometer yang dibangun di kuil, di mana hanya tokoh penting yang dapat mengakses.

Hanya penguasa, tokoh spiritual, Raja Firaun, pemimpin Romawi atau Arab yang diizinkan untuk memantaunya.

Hasil pemantauan dapat untuk menentukan seberapa banyak uang yang perlu dikumpulkan dalam bentuk pajak.