inspirasi

Dianggap Kena Azab, Kota Kuno Pompeii Lenyap Akibat Letusan Gunung

Penulis:   | 

Kota kuno Pompeii di Italia pernah berjaya pada masanya. Posisinya yang strategis menjadikan Pompeii sebagai pusat perdagangan. Banyak juga bangsa lain yang singgah ke kota ini untuk berbisnis atau sekadar bersenang-senang.

Di masa kejayaannya, Pompeii adalah sebuah pusat hiburan yang begitu digandrungi orang-orang Eropa sampai Mediterania.

Sampai pada saatnya kota ini dihantam tragedi mematikan akibat letusan gunung berapi Vesuvius pada bulan Agustus tahun 79 Masehi.

Diperkirakan lava panas yang dimuntahkan gunung Vesuvius mencapai 1,5 juta ton setiap detiknya. Sejak saat itu, lebih dari 2000 penduduknya tewas terkubur hidup-hidup dan menjadi batu. Kota ini pun porak poranda dan lenyap terkubur ke perut bumi.

Selain faktor alam, bencana yang meruntuhkan kota ini juga disebut sebagai azab bagi penduduk kota.

Baca juga: Qanat, Sistem Irigasi Masyarakat Iran Kuno yang Diakui UNESCO

Pompeii tidak dibangun lagi setelah terkena bencana

Dianggap Kena Azab, Kota Kuno Pompeii Runtuh karena Letusan Gunung Berapi

(foto: planetware)

Gunung berapi Vesuvius kini termasuk ke wilayah Napoli, Italia.  Letusannya di tahun 79 Masehi terbilang sangat dasyat dan mematikan seluruh denyut kehidupan kota.

Tidak seperti daerah lain, kota kuno Pompeii tidak dibangun lagi setelah terkena bencana karena kerusakan yang parah dan efek tragedi yang dianggap membahayakan.

Ratusan tahun kemudian banyak penjarah yang datang ke Pompeii dengan cara menggali terowongan kemudian mengambil kekayaan kota yang masih tersisa.

Jasad korban di Pompeii terkubur menjadi batu dalam posisi yang aneh

Dianggap Kena Azab, Kota Kuno Pompeii Runtuh karena Letusan Gunung Berapi

(foto: pinterest)

Setelah sekian lama ditelan bumi, Pompeii mengundang minat para peneliti untuk menguak rahasia yang terpendam di dalamnya.

Para peneliti terkejut saat menemukan puing-puing bangunan kota yang berdiri tegak. Yang lebih mengejutkan adalah penemuan ratusan jasad korban tewas yang berubah jadi batu.

Banyak korban yang bergelimpangan dalam posisi aneh dan mengundang tanya. Itulah yang kemudian menjadikan para peneliti juga mencari fakta terkait kehidupan masyarakatnya sebelum terkena letusan.

Baca juga: Al Idrisi, Ilmuwan Muslim yang Membuat Peta Dunia Paling Akurat

Letusan Gunung Vesuvius dianggap sebagai azab bagi penduduk kota

Dianggap Kena Azab, Kota Kuno Pompeii Runtuh karena Letusan Gunung Berapi

(foto: pompeii-ticket)

Terhitung sudah 2000 tahun lebih jasad orang-orang Pompeii menyatu dengan abu vulkanik dan terkubur di perut bumi. Beragam posisi mereka menjadi misteri sekaligus spekulasi.

Meski kini termasuk situs bersejarah yang bernilai tinggi, ternyata Pompeii juga lekat dengan citra negatif. Penduduknya menyembah dewa Phalus dan Palic yang dihubungkan dengan hal-hal erotis.

Bencana besar yang menghancurkan kota Pompeii di abag ke-1 dianggap sebagai azab bagi penduduk yang membangun kota dari bisnis prostitusi.

Setelah digali dan diteliti bangunannya, kota ini banyak memiliki rumah-rumah bordil yang disebut dengan lupanar dan pusat pemandian kota. Beragam lukisan vulgar pun ditemukan di antara reruntuhan dindingnya.

Ramai kunjungan wisata, kondisinya kini cukup mengkhawatirkan

Dianggap Kena Azab, Kota Kuno Runtuh karena Letusan Gunung Berapi

(foto: visitpompeii)

Karena riwayat sejarahnya yang dianggap menarik, Pompeii menjadi salah satu situs wisata yang sering dikunjungi di Italia, setelah Colosseum Roma.

Namun kondisinya cukup mengkhawatirkan. Beberapa tembok di dalam situs arkeologi terkenal dunia ini mulai ambruk.

Dilansir dari BBC, banyak kalangan yang menyerukan untuk bertindak cepat menyelamatkan warisan kota kuno Pompeii.

Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa Gunung Vesuvius bisa kembali meletus meskipun sudah lama berlalu.

Gunung Vesuvius yang terakhir meletus tahun 1944 masih dianggap sebagai gunung api di Eropa dengan status aktif.

Para ahli sepakat bahwa letusan yang dahsyat bisa saja terjadi di kemudian hari. Bahayanya jelas lebih besar karena ada 2 juta penduduk yang kini tinggal di sekitarnya.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.