inspirasi

Apa Makna KMB Bagi Bangsa Indonesia?

Penulis:   | 

Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. KMB sendiri memiliki makna penting dalam kehidupan bangsa. Lantas, apa makna KMB bagi bangsa Indonesia?

Seperti yang kita tahu, Indonesia merdeka pada tahun 1945 setelah diperjuangkan dengan berbagai macam cara.

Namun, Belanda tidak mau mengakuinya dan tetap ingin menjajah Indonesia bersama dengan sekutu yang telah menaklukkan Jepang.

Oleh sebab itu, terciptalah Konferensi Meja Bundar (KMB). Untuk penjelasan lengkapnya, simak berikut ini.

Baca juga: 8 Contoh Konflik Antar Agama yang Terjadi di Indonesia dan Dunia

Apa Konferensi Meja Bundar (KMB)

Makna Konferensi Meja Bundar (KMB) bagi Bangsa Indonesia

(foto: minews)

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan kedaulatan negara. Dalam konferensi ini, Indonesia dan Belanda menjalin kesepakatan, yakni Belanda mau mengakui bahwa Indonesia telah merdeka.

Konferensi ini dilaksanakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949, dengan menunjukan Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi perwakilan Indonesia.

Konferensi ini ilaksanakan setelah dua perjanjian sebelumnya, yakni perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville tidak membuahkan hasil yang menguntungkan Indonesia.

Oleh sebab itu, dilaksanakanlah konferensi tersebut dengan tujuan agar kedaulatan sepenuhnya milik Indonesia.

Latar belakang dilakukannya Konferensi Meja Bundar (KMB)

Makna Konferensi Meja Bundar (KMB) bagi Bangsa Indonesia

(foto: pinterest)

Setelah Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, yang diumumkan langsung oleh Soekarno-Hatta, Belanda justru menolaknya.

Mereka ingin kembali menjajah Indonesia dengan membuntuti para sekutu yang telah berhasil menaklukkan Jepang, yang sebelumnya juga menjajah Indonesia.

Berbagai upaya dilakukan oleh Belanda untuk meredam kemerdekaan Indonesia. Bahkan, mereka sampai melakukan kekerasan dengan mengacungkan senjata kepada Indonesia.

Serangan tersebut dilakukan dua kali, yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda l dan Agresi Militer Belanda ll.

Akan tetapi, agresi tersebut bukannya mendapatkan hasil memuaskan, tapi justru sebaliknya. Mereka gagal dalam mendapatkan Indonesia kembali, sebab dunia internasional mengecam perbuatan mereka.

Kemudian, Indonesia Belanda mengadakan pertemuan diplomatis untuk merundingkan dan mencari penyelesaian masalah. Perundingan tersebut dikenal dengan perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville.

Dalam perundingan tersebut pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa meloloskan resolusi yang mengecam aksi serangan militer Belanda dan dituntut untuk memulihkan pemerintah republik.

Kemudian, pada tanggal 6 Juli 1949, menyusul perundingan selanjutnya yakni Penjanjian Roem-Roem.

Dalam perundingan tersebut, Mohammad Roem mengatakan bahwa Republik Indonesia bersedia ikut dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) untuk mempercepat kedaulatan, walaupun pemimpinnya masih diasingkan.

Setelah pemerintah yang telah diasingkan selama enam bulan, kembali ke ibu kota, mereka memastikan apakah posisi perundingan antara Republik Indonesia dan federal sama atau tidak.

Kemudian, pada tanggal 31 Juli-2 Agustus diselenggarakan perundingan inter-Indonesia yang membahas tentang kerangka dasar konstitusi.

Selain itu, mereka juga membahas tentang tempat untuk melaksanakan Konferensi Meja Bundar, yang akhirnya menetapkan Den Haag Belanda.

Tokoh-tokoh Konferensi Meja Bundar (KMB)

Makna Konferensi Meja Bundar (KMB) bagi Bangsa Indonesia

(foto: pinterest)

Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB), terdapat beberapa tokoh yang hadir, baik perwakilan dari Indonesia maupun Belanda. Adapun tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

  • Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi perwakilan Indonesia.
  • Sukyan Hamid ll sebagai delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg atau Pertemuan Musyawarah Federal), yang berhubungan dengan pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS).
  • Mr. van Maarseveen sebagai ketua delegasi perwakilan Belanda.
  • Chritchley sebagai ketua delegasi UNCI (United Nations Commission for Indonesia).

Baca juga: Apa Hubungan Persatuan dan Keberagaman?

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)

Makna Konferensi Meja Bundar (KMB) bagi Bangsa Indonesia

(foto: poskata)

Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang terbilang cukup lama dan alot ini, menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan Indonesia. Hasil kesepakatan tersebut ialah:

  • Belanda mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) dan menerima fakta bahwa Indonesia telah merdeka. RIS terdiri dari 15 negara bagian yang dibentuk langsung oleh Belanda.
  • Menunggu waktu satu tahun setelah pengakuan untuk membahas tentang Irian Barat.
  • Selama Konferensi Meja Bundar, delegasi perwakilan Republik Indonesia dan BFO akan mengatur pemerintahan RIS yang diatur dalam konstitusi.
  • Ratu Belanda menyepakati adanya Uni Indonesia-Belanda, dimana di dalamnya terdapat kesepakatan kerjasama secara sukarela
  • Seluruh hutang Hindia Belanda dari tahun 1942, harus dibayar sepenuhnya oleh Republik Indonesia Serikat.

Setelah hasil kesepakatan tersebut diumumkan, perwakilan Indonesia dan BFO menandatangani persetujuan tersebut, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 1949.

Hasil dari perundingan tersebut, bukan serta merta langsung disutujui oleh indonesia. Sebab, ada dua hal yang membuat Indonesia marah, yakni masalah hutang Belanda, dan permasalahan mengenai Papua Barat.

Pada awalnya, Indonesia merasa marah karena harus melunasi semua hutang Belanda. Sebab, hutang tersebut digunakan oleh Belanda untuk menyerang Indonesia.

Namun, pada akhirnya Indonesia menyadari bahwa dalam memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan, maka harus siap berkorban.

Dengan demikian, Indonesia menyetujui untuk membayar semua hutang Belanda dari tahun 1942 hingga saat Konferensi Meja Bundar berakhir.

Mengenai permasalahan Papua Barat, hampir tidak menemui titik terang. Delegasi Indonesia meminta Papua Barat menjadi bagian Hindia Belanda, sementara Belanda menolaknya karena mereka berpikir bahwa Papua Barat tidak memiliki etnik Indonesia.

Akan tetapi, pada tanggal 1 November 1949 terjadi kesepakatan bahwa pemutusan penetapan Papua Barat akan ditentukan satu tahun setelah konferensi tersebut atau  setelah Indonesia mendapatkan kedaulatan.

Dampak positif dan negatif dari Konferensi Meja Bundar (KMB)

Dampak positif dan negatif dari

(foto: minews)

Konferensi Meja Bundar, menghasilkan dampak positif dan juga negatif. Beberapa dampak positif dan negatif tersebut adalah sebagai berikut:

Dampak positif

  • Belanda mengakui sepenuhnya bahwa Indonesia merupakan negara merdeka dan berdaulat.
  • Seluruh tentara Belanda ditarik, dengan demikian berakhirlah perang antara pasukan Indonesia dan Belanda.
  • Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara terbuka.
  • Indonesia mulai melakukan pembangunan setelah konferensi berakhir.
  • Kapal-kapal Belanda akan ditarik dari Indonesia dan pulang ke negara asal, dengan catatan sebagian korvet harus diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.

Dampak negatif

  • Seluruh hutang Hindia-Belanda dari tahun 1942 sampai berakhirnya KMB, sepenuhnya ditanggung oleh Indonesia.
  • Demokrasi yang diimpikan Indonesia tidak tercipta sebab dibentuknya Republik Indonesia Serikat.
  • Tertundanya penyelesaian masalah Irian Barat, sehingga belum menjadi bagian dari Indonesia.
  • Terpecahnya Republik Indonesia menjadi beberapa negara bagian.
  • Indonesia menjadi bagian dari negara Belanda karena terbentuknya Republik Indonesia Serikat.

Apa makna Konferensi Meja Bundar (KMB) bagi bangsa Indonesia?

Konferensi Meja Bundar

(foto: dreamers)

Konferensi Meja Bundar (KMB) memiliki makna penting bagi bangsa Indonesia. Sebab, berkat konferensi tersebut, Indonesia mendapat pengakuan sebagai negara merdeka dan berdaulat. Dengan demikian, seluruh penjajahan yang dilakukan oleh Belanda telah berakhir.

Berakhirnya penjajahan tersebut merupakan hadiah besar bagi bangsa Indonesia yang turut andil dalam memperjuangkan Indonesia dengan melawan para penjajah.

Seperti yang kita tahu bahwa, ketika Indonesia berjuang untuk melawan penjajah, sejumlah daerah juga turut berperang mengusir para penjajah.

Salah satu contohnya adalah peristiwa Bandung lautan api. Dimana rakyat Indonesia terpaksa membakar seluruh kota Bandung yang ingin dijadikan sebagai markas oleh para pasukan Belanda.

Dengan ditandatanginya Konferensi Meja Bundar (KMB), maka keberhasilan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga menjadi kemenangan seluruh rakyat Indonesia.

Akhir kata

Demikianlah penjelasan tentang makna Konferensi Meja Bundar (KMB) bagi bangsa Indonesia, beserta hasil dan dampak positif serta negatifnya.

Sebagai bangsa Indonesia, kita wajib meneruskan perjuangan para pahlawan terdahulu dengan selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.