lifestyle

4 Fakta Tentang Fobia, Ketakutan yang Berlebihan pada Sesuatu

Penulis:   | 

Apa kamu pernah merasa begitu ketakutan kepada suatu hal sampai sulit mengendalikannya? Karena takut pada sesuatu, jadi merasa gemetar dan tidak ingin mencoba atau mendekatinya.

Memang ketakutan itu wajar untuk dialami setiap manusia. Ada kalanya rasa takut muncul kepada hal kecil, tapi bisa sangat mengganggu.

Barangkali kamu pun menyadari selama punya fobia tertentu, dan bukan sekadar rasa takut.

Baca juga: Perbedaan Makan Dine In dan Take Away, Kenali Plus Minusnya

Bisa disebabkan oleh trauma di masa lalu, faktor lingkungan, dan faktor genetik

4 Fakta tentang Fobia, Ketakutan yang Berlebihan pada Sesuatu

(foto: pixabay)

Fobia manusia bisa beragam, misalnya takut ketinggian, takut gelap, takut hewan tertentu, takut keramaian, dan masih banyak lagi.

Semuanya bisa memicu rasa cemas dan kecenderungan untuk menghindar dari objek yang sangat ditakuti dan benar-benar mengganggu.

Perlu diketahui bahwa fobia berbeda dari rasa takut karena dampak psikologis yang ditimbulkan.

Kebanyakan orang mengalaminya ketika masa pubertas. Tapi, untuk fobia binatang dan darah biasa dimulai sejak masa kanak-kanak. Perempuan cenderung lebih sering mengalaminya dibandingkan dengan laki-laki.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Pada dasarnya pemicu utamanya adalah trauma di masa lalu, faktor lingkungan, dan faktor genetik. Orang yang mengidapnya tentu saja mengalami rasa tidak nyaman.

Ada bermacam-macam jenisnya dan bisa memicu gangguan panik dan kecemasan

4 Fakta tentang Fobia, Ketakutan yang Berlebihan pada Sesuatu

(foto: pixabay)

Ada bermacam-macam fobia, yang dilansir Harvard Health Publishing, jenis-jenisnya adalah;

Specific phobia

Pada umumnya dialami orang-orang yang punya rasa takut berlebihan kepada benda, hewan, keadaan, atau peristiwa tertentu.

Waktu munculnya adalah ketika masih kecil dan remaja, kemudian berkurang ketika beranjak dewasa.

Social Phobia atau Sosial Anxiety Disorder

Kondisi ketika seseorang takut dengan keadaan yang mungkin memicu penghinaan, kemungkinan dipermalukan, atau perasaan dihakimi orang lain.

Penderitanya merasa panik dan cemas saat berinteraksi dengan orang-orang asing.

Agoraphobia

Agoraphobia ditandai dengan rasa takut berlebih saat berada di kerumunan atau ruang publik . seperti konser, bioskop, atau stasiun.

Penderitanya merasa malu dan kesulitan saat harus meninggalkan suatu tempat secara tiba-tiba. Agoraphobia juga sering diikuti gangguan panik.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Anxiety Disorder, Dijamin Ampuh

Rasa takutnya ada kaitan dengan perubahan struktur kimia tertentu di otak

4 Fakta tentang Ketakutan yang Berlebihan pada Sesuatu

(foto: pixabay)

Otak pun bekerja untuk merangsang kemunculan rasa takut berlebih atau bangkitnya kenangan yang mengerikan.

Saat bagian otak bernama amigdala menghubungkan rangsangan dengan memori negatif, maka muncullah sebuah reaksi menghindar yang ekstrem.

Khusus untuk trauma, ini bisa memicu perubahan struktur kimia tertentu di otak. Inilah yang bisa memicu perasaan takut, lalu memberi rangsang amigdala untuk merespons ‘fight or flight’.

Penderitanya cenderung merespon rasa takut sebagai bahaya atau ancaman, sehingga otak memerintah kelenjar adrenal agar mengeluarkan hormon adrenalin yang jumlahnya banyak.

Tubuh pun bereaksi dengan berbagai perubahan pada fisik dan emosi.

Reaksi yang muncul adalah jantung yang berdebar-debar, napas sesak, keringat dingin, sampai menjerit keras.

Bahkan bisa muncul reaksi fisik yang sangat mengganggu seperti mual, menggigil, kesemutan, diare, sampai ingin pingsan.

Kalau sudah terasa mengganggu aktivitas sehari-hari, maka tidak bisa dibiarkan 

4 Fakta tentang Ketakutan yang Berlebihan pada Sesuatu

(foto: pixabay)

Perasaan takut yang berlebihan kepada hal tertentu, bisa memicu dampak negatif kondisi fisik ataupun mental.  Apalagi kalau hal yang ditakuti ada di sekitar dan harus ditemui setiap hari.

Kalau dibiarkan saja tanpa diatasi, akibatnya rasa percaya diri menurun, tidak tenang, produktivitas terhambat, dan relasi dengan orang lain yang bisa terganggu.

Sampai sekarang belum ada cara yang teruji menjadi pencegahan fobia. Tapi, ada beberapa hal yang bisa ditempuh kalau ketakutan sudah jadi semakin parah.

Ketika aktivitas sehari-hari mulai terganggu, ada baiknya berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Dengan demikian, efeknya tidak menimbulkan gangguan mental yang lebih lanjut. Selanjutnya bisa dilakukan proses penyembuhan dengan terapi, tujuannya adalah agar kualitas hidup meningkat.

Pikiran dan perasaan pun lebih tenang dan bisa mengendalikan ketakutan.