lifestyle

Apa itu Trypophobia? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Penulis:   | 

Apa itu Trypophobia – Phobia merupakan penyakit kejiwaan yang ditandai dengan rasa cemas, serta rasa takut berlebihan yang terjadi secara terus menerus terhadap suatu benda atau kondisi tertentu.

Penyakit ini umumnya terjadi pada saat kanak-kanan dan berlanjut hingga dewasa. Menurut sebuah penelitian, phobia lebih banyak menyerang wanita daripada pria.

Gejala yang ditimbulkan oleh gangguan kecemasan ini cukup beragam, di antaranya mual, sesak napas, dan pusing ketika melihat benda atau berada di dalam kondisi tertentu.

Apakah kamu termasuk orang yang memiliki phobia? Jenis phobia apa yang kamu punya? Mengingat ada beberapa jenis phobia yang umum terjadi, salah satunya adalah trypophobia. Lantas, apa itu trypophobia?

Baca juga: 10 Khasiat Jambu Kristal, Buah Manis dan Banyak Manfaat

Mengenal apa itu trypophobia

Apa itu trypophobia? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

(foto: istockphoto)

Kata trypophobia rupanya berasal dari bahasa Yunani yang jika diartikan satu satu, “trypta” berarti lubang, serta “phobos” berarti ketakutan.

Sedangkan menurut istilah, trypophobia merupakan ketakutan seseorang terhadap benda yang memiliki lubang banyak, atau bintik-bintik yang berkumpul menjadi satu.

Akan tetapi, menurut sebuah penelitian, trypophobia tidak termasuk ke dalam fobia sejati melainkan hanya rasa jijik.

Fobia sejati sendiri artinya ketakutan terhadap suatu benda atau kondisi tertentu secara terus menerus hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala trypophobia

Apa itu trypophobia? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

(foto: istockphoto)

Penderita trypophobia saat melihat benda berlubang akan mengalami gejala seperti mual, pusing, sesak napas, ketakutan secara berlebihan, cemas, gemetar, hingga serangan panik.

Umumnya gejala tersebut dibagi menjadi tiga, yakni reaksi terkait kulit, reaksi terkait kognitif dan reaksi fisiologis.

Reaksi terkait kulit seperti bulu kuduk berdiri, merinding, serta merasa gatal secara tiba-tiba tanpa alasan. Sementara reaksi terkait kognitif lebih cenderung ke perasaan mental seperti jijik, takut, gelisah dan cemas.

Adapun reaksi fisiologis seperti sakit kepala, pusing, sesak napas, jantung berdegup kencang, berkeringat, mual, bahkan juga menyebabkan muntah.

Setelah mengalami gejala-gejala di atas, para penderita trypophobia akhirnya lebih memilih menghindari objek pemicu agar tidak terganggu oleh gejala yang akan ditimbulkan.

Penyebab trypophobia

Apa itu trypophobia? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

(foto: istockphoto)

Seseorang menderita trypophobia bukan tanpa alasan. Sebab, ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, di antaranya:

1. Membayangkan hewan berbahaya

Ketika melihat benda berlubang atau berbintik dalam jumlah yang banyak, maka mereka akan membayangkan sesuatu yang berbahaya, khususnya hewan.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa reaksi antara penderita trypophobia dengan orang non- trypophobia adalah berbeda.

Seperti contoh, ketika melihat sarang lebah yang memiliki lubang kecil dalam jumlah banyak, seorang non-trypophobia akan membayangkan madu dan lebah di dalamnya.

Sementara orang yang menderita trypophobia akan membayangkan ada hewan berbahaya di dalamnya seperti ular hingga parasit berbahaya.

2. Disebabkan oleh gangguan lain

Sebuah studi membuktikan bahwa orang yang menderita trypophobia kemungkinan besar juga disebabkan oleh gangguan lain, misalnya gangguan mental.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa para trypophobia akan mengalami kecemasan dan ketakutan yang sangat berlebih ketika melihat objek tertentu. Bahkan, ketakutan dan kecemasan tersebut bisa mengakibatkan depresi.

Kondisi tersebut tentu saja akan membuat mereka merasa tidak nyaman, dan lebih parahnya lagi bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Takut tertular penyakit

Seorang penderita trypophobia disebabkan oleh ketakutan terhadap sebuah penyakit tertentu yang mungkin terjadi akibat menatap benda yang berlubang. Mereka takut akan tertular dengan penyakit tersebut.

Ha ini dibuktikan oleh sebuah studi yang diterbitkan tahun 2017 oleh jurnal Cognition and Emotion yang menyatakan bahwa, seseorang mengalami ketakutan ketika melihat benda berlubang atau berbintik secara berlebihan dan terus menerus, mereka cenderung takut tertular penyakit yang ada di dalamnya seperti parasit dan penyakit menular.

Seperti yang kita tahu bahwa ada banyak macam penyakit yang disebabkan oleh parasit sehingga menghasilkan kelompok lubang dan bintik-bintik seperti campak, rubella, serta terinfeksi tungau dan kutu.

Hal itulah yang menyebabkan para trypophobia merasa geli, pusing, mual, sakit kepala, bahkan muntah.

4. Rasa takut yang semakin lama semakin bertambah

Trypophobia bisa disebabkan oleh rasa takut yang kemudian semakin lama semakin parah.

Sebuah studi membuktikan bahwa rasa takut bertambah saat melihat pola berlubang atau bintik-bintik sehingga berubah menjadi rasa khawatir dan cemas akan terinfeksi penyakit tertentu.

Kondisi ketakutan tersebut akan membuat seorang penderita trypophobia merasa jijik dan geli saat melihat benda-benda berlubang, sehingga mereka akan melupakannya melalui muntah.

Baca juga: 11 Manfaat Jahe, Baik untuk Kesehatan dan Kecantikan

Cara mengatasi trypophobia

Cara mengatasi

(foto: istockphoto)

Trypophobia sebenarnya bisa diatasi walaupun belum terdapat perawatan khusus yang bisa menanganinya. Kamu bisa mencoba beberapa cara berikut untuk mengatasi trypophobia.

1. Mengubah pola hidup lebih sehat

Untuk mengatasi trypophobia, kamu bisa mengubah pola hidupmu menjadi lebih sehat, misalnya rajin berolahraga, waktu tidur cukup, makan makanan bernutrisi lengkap, dan tidak mengonsumsi alkohol dan roko.

Selain itu, kamu juga bisa menjaga kebersihan dengan selalu membersihkan rumah, terutama sudut-sudut ruangan yang kemungkinan besar ditempati oleh berbagai macam hewan serangga.

Dengan demikian, kamu tidak akan merasa takut lagi akan benda-benda yang memiliki pola berlubang atau bintik-bintik.

2. Terapi perilaku

Seseorang yang memiliki fobia biasanya berpikiran negatif akan suatu objek. Mereka berpikir bahwa benda tersebut akan membahayakan dirinya.

Oleh sebab itu, para penderita fobia khususnya trypophobia bisa diatasi dengan cara Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi perilaku.

Terapi tersebut akan mengubah pola pikir secara bertahap. Sehingga, dengan berubahnya pola pikir maka rasa takut dan khawatir akan bisa teratasi.

3. Ikut dalam komunitas

Terlibat dalam komunitas yang berisi orang-orang dengan penderita trypophobia, akan sangat membantu dalam mengatasi phobia tersebut.

Dalam grup nanti kamu pasti akan mendapatkan dukungan serta kekuatan dari mereka. Kamu juga bisa saling berbagi tentang masalah yang kamu hadapi sehingga dapat menemukan solusi yang tepat.

Dengan demikian, kamu tidak akan merasa sendiri dan masih banyak orang lain yang juga berjuang melawan trypophobia.

4. Terapi visual dan relaksasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa trypophobia dapat disebabkan oleh pikiran negatif akan suatu benda yang dilihat.

Dengan terapi visual dan relaksasi, maka akan membantumu untuk selalu berpikiran positif tentang benda yang memiliki pola berlubang di sekitarmu.

Dengan demikian, kamu tidak akan melihat benda tersebut seperti sesuatu yang menjijikkan lagi.

5. Mengonsumsi obat-obatan

Jika semua cara di atas sudah kamu lakukan, maka tahap selanjutnya adalah dengan mengonsumsi obat-obatan. Tentunya, resep obat tersebut haruslah dari ahli yang tepat agar trypophobia-mu dapat teratasi dengan benar.

Biasanya, dokter juga akan memberikan resep obat antidepresan mengingat penderita phobia memiliki tingkat risiko depresi lebih tinggi.

Sehingga, dengan adanya obat tersebut rasa cemas dan khawatir yang menjadi penyebab depresi akan berkurang.

Akhir kata

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai trypophobia, gejala, penyebab, serta cara mengatasinya. Usahakan untuk selalu berpikiran positif terhadap benda yang ada di sekelilingmu agar terhindar dari phobia.

Namun, jika kamu mengalami gejala di atas atau bahkan termasuk penderitanya, lebih baik untuk segera konsultasi psikolog atau psikiater agar segera mendapatkan penanganan.

Jika tetap dibiarkan, maka dapat mengganggu aktivitasmu sehari-hari.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.