4 Fakta Desa Bendar, Kampung Nelayan Terkaya di Indonesia

Penulis:  resti  |  10 bulan lalu

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kondisi geografis seperti ini membuat negara memiliki banyak pantai yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Tidak heran jika nelayan menjadi mata pencaharian yang dipilih oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dulu.

Sayangnya, kehidupan nelayan masih sering dipandang sebelah mata karena ada anggapan bahwa hasil melaut tidak selalu bisa diandalkan.

Akan tetapi ada satu desa yang dihuni oleh nelayan makmur dan memiliki penghasilan sampai puluhan juta setiap bulannya.

Nama desanya adalah Desa Bendar yang terletak di Kabupaten Pati, dan dijuluki sebagai desa nelayan terkaya di Indonesia.

Berikut ini adalah 5 fakta tentang Desa Bendar yang perlu kamu ketahui.

Baca juga: Kisah di Balik Tari Kinyah Mandau, Kesenian dari Suku Dayak

Sudah terkenal sejak belasan tahun lalu sebagai kampung nelayan makmur

Bendar memang sempat viral beberapa waktu lalu melalui postingan media sosial.

Warganet pun mengaguminya sebagai tempat yang tidak biasa. Bukan seperti kampung nelayan, justru seperti perumahan elit di kota besar.

Sebutan desa nelayan paling kaya di Indonesia yang disematkan pada Desa Bendar ternyata tidak lahir baru-baru ini.

Dalam buku kumpulan jurnalistik Kompas yang berjudul Ekspedisi Anjer-Panaroekan terdapat satu artikel yang membahas Desa Bendar secara khusus dengan judul Bendar, Pengecualian Sebuah Desa Nelayan.

Dalam paragraf pertama artikel tersebut disebutkan bahwa di sana, nelayan tidak bertempat tinggal di bangunan reyot, namun di rumah-rumah yang seperti istana.

Ada gedung berlantai dua, bahkan lebih, ada pilar yang tinggi, lantai marmer, dan atap beton.

Juga ada rumah yang dilengkapi sebuah kolam renang. Gambaran kemewahan seperti itu masih tetap valid sampai beberapa minggu yang lalu ketika masyarakat mendatangi sendiri.

Mayoritas penduduk Bendar memiliki kapal ikan dan berpenghasilan fantastis

Desa nelayan terkaya ini berada di kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Tepatnya di pinggir laut utara pulau Jawa dan jalan De Grote Postweg yang ada di pinggir sungai Juwana.

Kecamatan Juwana sendiri terkenal dengan kualitas ikan bandeng dan pindangnya. Selain itu, ada 1.196 penduduk Bendar yang bekerja sebagai nelayan.

Sebagaimana nelayan pada umumnya, penduduk desa Bendar juga identik dengan kepemilikan kapal yang digunakan untuk menangkap ikan.

Hanya saja, di desa ini mayoritas penduduknya memiliki kapal ikannya sendiri atau pun saham di kapal ikan lainnya.

Hal inilah yang membuat pendapatan penduduk desa Bendar jauh lebih tinggi daripada nelayan pada umumnya.

Tidak tanggung-tanggung, satu kapal ikan tersebut dapat menghasilkan 80-100 juta per bulannya.

Maka tidak aneh jika mereka mampu membangun rumah mewah lengkap dengan kolam renang dan tembok marmer.

Baca juga: Monumen Gunongan, Wujud Ketulusan Hati Sultan Iskandar Muda

Ada rahasia desa Bendar sebagai desa nelayan paling kaya di Indonesia

Menurut sejarah, penduduk Bendar mulai menjadi nelayan sejak tahun 1950-an.

Pada masa itu, kehidupan mereka belum sejahtera seperti saat ini. Bendar dulunya hanyalah desa kumuh yang dipenuhi oleh nelayan miskin.

Pada tahun 1980 sungai Juwana dikeruk sehingga membuka jalur perdagangan di wilayah tesebut. Bendar berubah menjadi desa yang ramai tempat perputaran industri perdagangan hasil laut.

Di sisi lain, nelayan Bendar juga dikenal sebagai nelayan yang rajin bekerja, pantang foya-foya, dan pandai berhemat.

Penduduk Bendar lebih memilih menyimpan penghasilan mereka untuk digunakan sebagai modal membeli kapal sendiri.

Selain itu, masyarakat Bendar juga terkenal memiliki sistem bagi hasil yang jelas dan adil antara anak buah kapal, pemilik saham, dan pemilik kapal.

Masyarakat Bendar memiliki tradisi rutin yang disebut sedekah laut

Membahas tentang kemewahan di kampung nelayan sepertinya sangat tidak umum, mengingat kondisi lingkungan yang ada. Tapi Bendar memang tidak seperti kampung nelayan pada umumnya.

Hal yang mendatangkan kemakmuran di tengah masyarakat Bendar tampaknya bukan sekadar usaha dari manusianya. Ada sesuatu yang menjadi nilai plus dalam usaha yang dijalani masyarakat.

Masyarakat Desa Bendar memiliki tradisi sedekah laut yang dilakukan secara rutin. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur karena diberikan Tuhan melalui hasil laut yang melimpah.

Biasanya tradisi sedekah laut dibuka dengan proses larung sesaji di tengah muara Laut Jawa, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan berbagai macam hiburan tradisional dan diakhiri dengan karnaval.