inspirasi

Monumen Gunongan, Wujud Ketulusan Hati Sultan Iskandar Muda

Penulis:   | 

Bagi masyarakat Aceh, Masjid Baiturrahman adalah salah satu kebanggaan.

Selain masjid, di sebelah kirinya juga ada sebuah lokasi wisata yang juga merupakan peninggalan sejarah, yaitu Monumen Gunongan.

Bentuknya menyerupai gunungan, berwarna putih, memiliki tinggi 9,5 meter dengan hiasan ukiran pada dindingnya.

Sejarah mencatat monumen ini merupakan wujud cinta tulus Sultan Iskandar Muda sebagai raja Aceh yang sangat terkenal kepada permaisurinya, Putri Kamaliah yang berasal dari Negeri Pahang, Malaysia.

Sultan Iskandar Muda adalah pemimpin Kesultanan Aceh yang berhasil membawa kesultanannya meraih puncak kejayaan.

Tidak tanggung-tanggung, pada masa itu, daerah kekuasaan Kesultanan Aceh terbentang dari mulai pesisir Barat Minangkabau sampai ke Semenanjung Malaya.

Kesuksesan Sultan Iskandaar Muda membuat namanya disegani oleh kerajaan-kerajaan lain, bahkan sampai ke Eropa sana.

Ratu Elizabeth I disebutkan pernah mengirim hadiah kepada Sultan Iskandar Muda, begitu juga dengan pendiri dinasti Oranje, Pangeran Maurits.

Baca juga: Fakta Tentang Sianida, Zat Kimia Beracun Sejak Abad ke-18

Sejarah Monumen Gunongan dibangun karena mengobati kesedihan permaisuri

Monumen Gunongan, Wujud Ketulusan Hati Sultan Iskandar Muda

(foto: antara)

Sejarah awal Monumen Gunongan dimulai dari kisah Sultan Iskandar Muda yang berhasil menaklukan kerjaan Pahang di semenanjung Malaya.

Berkat keberhasilannya itu, Sang Sultan diberikan hadiah atau persembahan Putri Pahang yang bernama Kamaliah atau Putie Phang.

Setelah menyelesaikan segala urusannya, Sultan membawa sang putri kembali ke Aceh.

Tidak lama kemudian Sultan Iskandar Muda tertarik dengan keluhuran budi pekerti dan kecantikan sang putri.

Mereka berdua menikah dan Putri Kamaliah resmi menjadi permaisuri di Kesultanan Aceh.

Sayang sekali, setelah tinggal di Aceh, Putri Kamaliah sering terlihat murung karena teringat akan kampung halamannya.

Sultan Iskandar Muda yang melihat kesedihan istrinya pun membangun gunung kecil (gunongan) di belakang istana.

Monumen Gunongan tidak begitu besar, namun meninggalkan kesan menyentuh hati

Monumen Gunongan, Wujud Ketulusan Hati Sultan Iskandar Muda

(foto: travelingnews)

Sultan berharap agar gunongan yang telah dibuat semirip mungkin dengan kampung asli istrinya bisa mengobati kerinduan akan kampung halamannya.

Tidak tanggung-tanggung, Sultan Iskandar Muda membangun gunongan menyerupai gunung yang bertingkat tiga dan memiliki puncak seperti menara.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat monumen wujud ketulusan cinta Sang Sultan ini terdiri dari batu gamping, pasir, dan juga kapur perekat.

Bangunannya tidak begitu besar, namun kokoh dan meninggalkan kesan yang menyentuh hati sampai ratusan tahun.

Menurut keterangan dari prasasti yang ada di sebelah kanan monumen, gunongan diketahui dibangun pada tahun 1607-1636.

Baca juga: Sejarah Batu Akik, Perhiasan yang Ngetren Sejak Zaman Purba

Ada filosofi pada setiap tingkatan Monumen Gunongan

Monumen Gunongan, Wujud Ketulusan Hati Sultan Iskandar Muda

(foto: triptrus)

Gunongan merupakan monumen yang penuh dengan filosofi termasuk di setiap tingkatan yang ada.

Pada tingkatan pertama merupakan gambaran dari kondisi manusia yang sangat lekat dan dekat dengan air, tanah, tanaman, rumput, kolam pasir, batu, hutan, dan lainnya.

Pada tingkatan pertama ada makna bahwa setiap manusia perlu mengolah alam agar kebutuhannya terpenuhi.

Ini juga terkait penggambaran tempat manusia yang memancing, berkebun, dan berburu di hutan.

Teras pertama, bisa juga dianggap sebagai wajah manusia yang menjalani hidupnya dengan penuh strategi.

Sebelum memasuki tingkatan kedua, maka orang-orang harus melewati pintu masuk yang dikenal sebagai pinto tangkop.

Pada pintu itulah siapa saja diharuskan menunduk sebagai ungkapan hormat dan kerendahan hati seorang manusia.

Pada tingkatan ketiga, ada sebuah menara tinggi yang berbentuk seperti kelopak bunga, persis seperti sebuah permata yang melambangkan kejayaan.

Gunongan memang menyeimbangkan antara nilai yang sakral sekaligus keindahan.

Fungsi Gunongan pernah menjadi taman dan tetap dilestarikan sampai sekarang

Wujud Ketulusan Hati Sultan Iskandar Muda

(foto: glorytravel)

Gunongan bagi Putri Kamaliah yang bukan asli Aceh adalah tempat untuk mengingat kampung halaman.

Ia biasa menghibur diri ketika sedang gundah dengan mengamati sekeliling istana dari puncak monumen.

Selain itu, Gunongan juga biasa digunakan untuk berjemur dan tempat berganti pakaian setelah mandi di sungai yang melewati tengah-tengah istana.

Sampai ratusan tahun sepeninggal Sultan Iskandar Muda dan Putri Kamaliah, Gunongan masih menjadi sebuah warisan sejarah yang bernilai luhur.

Di belakang Gunongan ada satu bangunan yang merupakan makam Sultan Iskandar Thani, yakni menantu Sultan Iskandar Muda.

Menurut sejumlah catatan sejarah, bangunan Gunongan pernah menjadi taman.

Yang pasti, Monumen Gunongan memiliki arti yang sangat besar bagi masyarakat Banda Aceh, sehingga pada bulan Juli selalu digelar acara pengecetan bangunan ini agar tetap terawat dengan baik seperti Sultan Iskandar Muda yang merawat cintanya kepada permaisurinya.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.