inspirasi

Unit 731, Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

Penulis:   | 

Perang Dunia I yang membuat negara-negara besar adu kekuatan sudah berakhir pada tahun 1918. Jepang masuk ke golongan negara Asia yang menjadi pemenang.

Kemenangan di Perang Dunia I menjadi kesan tersendiri dalam diri prajurit militer Jepang. Bagi Jepang yang memang sedang mengincar posisi nomor satu di Asia-Pasifik, pencapaian di Perang Dunia I adalah momentum yang penting.

Demi melancarkan strategi untuk jadi yang paling tangguh di Asia, Jepang mulai memperkuat persenjataan.

Maka dibentuklah Unit 731 atau Unit Manchuria No. 731, yakni unit penelitian senjata biologis yang dapat memusnahkan pertahanan musuh. Ini adalah kesatuan dalam militer kekaisaran yang mendukung kekuatan tempur utama.

Dengan pergerakan yang cenderung rahasia, Unit 731 menorehkan potret kekejaman pada umat manusia.

Baca juga: Apa Itu Sandwich Generation, Apakah Kamu Termasuk Salah Satunya?

Daftar isi

Dipimpin oleh ilmuwan muda bernama Shiro Ishii

Unit 731, Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

(foto: pinterest)

Petinggi militer Jepang menaruh perhatian pada Shiro Ishii, seorang dokter sekaligus ilmuwan muda yang pernah belajar di Kyoto Imperial University.

Daftar prestasinya yang mengesankan, serta karakternya yang terkenal ambisius membuatnya dilirik kekaisaran.

Pada tahun 1920 Ishii telah menyelesaikan kuliah kedokteran dan bergabung di kesatuan militer Angkatan Darat kekaisaran Jepang. Sebagai dokter, Ishi bertugas di rumah sakit militer Tokyo.

Ishii juga diberi kesempatan lanjut studi ke Amerika dan Eropa untuk mempelajari senjata biologis yang berkembang semasa Perang Dunia I.

Menjadi alat kejahatan yang mengerikan 

Unit 731, Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

(foto: scmp)

Begitu kembali ke tanah airnya pada tahun 1932, Ishii beserta tim menyusun rencana pembangunan pabrik senjata biologis di Manchuria yang sudah dikuasai militer Jepang. Inilah cikal bakal berdirinya Unit 731 yang menjadi alat kejahatan yang mengerikan.

Pengaruh Unit 731 sangat besar, khususnya di Negara China yang memang saat itu terlibat perang dengan Jepang. Efek senjata biologis Jepang terhadap manusia di negara tirai bambu selama Perang Dunia II bisa jadi yang paling parah di dunia.

Bukan semata-mata senjata yang efektif, tapi percobaan yang dilakukan itu seperti alat kejahatan yang mengerikan.

Rahasia penelitian dijaga dengan ketat

Unit 731, Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

(foto: darktourist)

Untuk mengendalikan operasional penelitian Unit 731, Shiro Ishii memimpin dan berjaga-jaga di Harbin, China. Pihak yang paling bertanggung jawab pada penelitian tersebut adalah Pasukan militer Kekaisaran Jepang.

Para peneliti di Unit 731 diberi penjagaan sangat ketat, bahkan pihak pemerintah Jepang juga menyamar untuk menjaga rahasia penelitian itu.

Ada unit yang lain selain yang dibangun di Harbin, tempat itu adalah di Changchun. Pihak Jepang menyamar seolah menjadi lembaga pencegahan penyakit-penyakit hewan.

Baca juga: Abdoel Moeis, Sastrawan yang Jadi Pahlawan Nasional Pertama di Indonesia

Unit 731 melakukan eksperimen pada manusia

Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

(foto: researchgate)

Menurut penelitian sejarawan Hal Gold, kegiatan Unit 731 yang utama adalah bereksperimen medis. Bukan pada hewan, melainkan manusia. Merka melakukan praktik medis yang sebenarnya terlarang.

Dalam buku Hal Gold yang berjudul Japan’s Infamous Unit 731: Firsthand Accounts of Japan’s Wartime Human Experimentation Program, disebutkan bahwa sampel penelitian yang diambil pasukan Jepang untuk memenuhi kebutuhan Unit 731 itu mayoritas berasal dari manusia.

Mereka adalah para tahanan perang ketika Jepang menginvasi Manchuria. Orang dari berbagai daerah dibawa ke penampungan di dekat kamp penelitian untuk jadi bahan percobaan senjata.

Mereka yang sudah masuk ke ruang penelitian itu tidak akan ada jaminan untuk tetap hidup. Kalau dapat bertahan, mungkin tidak lama lagi mereka akan meninggal di penampungan.

Orang-orang meninggal setelah jadi bahan eksperimen

Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

(foto: cornerofknowledge)

Berbagai macam kengerian terjadi di kamp tersebut. Ada dokter yang melakukan operasi bedah tanpa obat bius. Ada orang-orang yang dalam kondisi sehat disuntikan virus dan bakteri ke tubuhnya.

Jarang ada yang bertahan hidup, korban-korban tersebut dibiarkan tewas. Dokter hanya mencatat setiap reaksi tubuh korban sejak dilakukan eksperimen.

Selama masa percobaan senjata perang, Unit 731 sudah menelan korban yang konon jumlahnya ribuan. Tapi fakta ini menjadi sesuatu yang terbilang tabu untuk dibahas di Jepang.

Masih ada sejumlah fakta tersembunyi, tapi banyak sejarawan yang berusaha mengungkap kebenarannya.