inspirasi

Tak Bisa Warisi Tahta, Putri Jepang Ini Juga Terancam Jomblo karena Tak Ada Pria Bangsawan

Penulis:   | 

Menjadi seorang putri menjadi impian banyak perempuan. Banyak gadis kecil yang bermimpi menjadi putri di kehidupan nyata usai menonton film Disney.

Mereka membayangkan kehidupan seorang putri yang dipenuhi dengan gaun-gaun cantik, hidup di istana yang berbalut kemewahan hingga menantikan sang pangeran datang.

Namun kisah bak negeri dongeng ini berbeda dengan yang dialami Putri Aiko yang berasal dari Jepang. Putri Aiko merupakan anak tunggal dari Putra Mahkota Naruhito. Bukan lagi sebagai putra mahkota, sang ayah naik tahta menjadi kaisar Jepang pada 22 Oktober 2019 lalu.

Menjadi putri dan pewaris tahta, ternyata kehidupannya tak seindah yang dibayangkan banyak orang. Salah satunya karena tradisi yang dipegang teguh keluarga kerajaan yang membuatnya terancam menjomblo seumur hidup! Kok bisa? Simak penjelasannya.

Baca juga: Kisah Pilu Elisabeth Fritzl, 24 Tahun Disekap dan Diperkosa Ayah Kandung Hingga Lahirkan 7 Anak

Kehidupan pribadi dan julukannya sebagai Putri Toshi

Pewaris Tahta Kerajaan, Putri Jepang Ini Terancam Jomblo karena Tak Ada Pria Bangsawan

(foto: thetimes)

Lahir pada 1 Desember 2001 di Rumah Sakit Badan Rumah Tangga Kekaisaran di Istana Kekaisaran Tokyo. Ia merupakan anak semata wayang dari Kaisar Naruhito dan Permaisuri Owada Masako.

Sebagai seorang putri yang merupakan kerabat dekat kaisar, Aiko juga dianugerahi gelar Putri Toshi. Arti julukan tersebut adalah seseorang yang menghormati orang lain.

Sebagai seorang putri, ia juga menjalani hidup layaknya anak perempuan lain. ia disebut menggemari sumo dan menaruh minat pada pelajaran bahasa Inggris. Ia juga berlatih cello dan masuk anggota klub orchestra di sekolahnya, SMP Khusus Wanita Gakushuin.

Ketika sang ayah naik tahta pada Oktober lalu, ia dan Permaisuri Masako tak hadir. Hal ini lantaran wanita tak diizinkan untuk menyaksikan penobatan kaisar Jepang.

Pernah menjadi korban bully hingga alami trauma dan takut ke sekolah

Sempat alami tindakan kekerasan di sekolah

(foto: dailymail)

Dengan statusnya itu, Putri Aiko tak lantas terhindari dari masalah bully di sekolah. Bahkan ia mendapatkan aksi tak menyenangkan itu di usia 8 tahun ketika bersekolah di Sekolah Dasar Gakushuin, Shinjuku Ward, Tokyo. Ia tak masuk sekolah selama seminggu lantaran tindak kekerasan dari murid laki-laki di sekolah tersebut.

Akibatnya, sang putri yang saat itu berstatus sebagai cucu Kaisar Akihito trauma dan mengalami gangguan perut karena cemas berlebihan.  Putri Masako bahkan harus mengantar dan mendampingi sang putri belajar di kelas. ”

Anak itu mengingatkan Putri Aiko kalau dia bisa menjadi korban dari murid-murid laki-laki di sana yang suka berbuat nakal seperti melempari seseorang dengan barang- barang atau membuat murid perempuan tak nyaman,” ucap Motomassa Higashisono, salah satu direktur Sekolah Dasar Gakushuin seperti dilansir dari Okezone.

Pada 2016, sang putri juga diketahui absen hampir 2 bulan karena masalah yang tak diketahui. Pejabat istana pun mengatakan bahwa Puri Aiko mengeluhkan masalah perut dan pusing yang dikaitkan dengan berlatih untuk acara atletik.

Di bulan Desember pada ulang tahunnya yang ke 15, banyak orang terkejut karena melihatnya terlalu kurus. Publik pun menduga ia menderita kelainan makan.

Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Industri KPop

Memilih antara tahta atau cinta seperti yang dialami oleh bibinya

Pewaris Tahta Kerajaan, Putri Jepang Ini Terancam Jomblo karena Tak Ada Pria Bangsawan

(foto: themirror)

Kontroversi pewaris tahta Jepang juga menjadi bumerang tersendiri bagi Putri Aiko. Ia dihadapkan pilihan cinta atau tahta.

Jepang memang pernah dikuasai oleh delapan wanita yang memerintah atau disebut sebagai Kaisarina, namun hukum pewarisan tahta telah berubah setelah Restorasi Meiji.

Kini, perempuan dilarang untuk naik tahta. Karena itu, meskipun memiliki posisi satu-satunya keturunan kaisar, ia disebut tak akan pernah duduk sebagai pemimpin masa depan Jepang.

Tidak hanya sulit untuk mendapatkan tahta, ia juga akan kesulitan memilih jodoh. Sebagai putri, ia hanya bisa menikahi pria dengan gelar bangsawan.

Jika menikahi rakyat jelata, maka gelarnya sebagai putri juga akan dicabut. Bukan cuma kehilangan gelar, kekayaan keluarga yang sudah dinikmatinya dari kecil juga tak akan didapatkannya lagi.

Sayangnya, pria kelahiran bangsawan sudah tak ada lagi di Jepang. Artinya, ia akan tetap melajang dan kesepian jika ia memilih hidup sebagai putri. Atau hidup bersama seorang pendamping namun tak sebagai putri kaisar.

Aturan ini memang ketat. Pada 2005 lalu, Putri Sayako yang merupakan bibi dari Putri Aiko dan adik kandung Kaisar Naruhito melepas gelar bangsawannya.

Hal ini lantaran ia menika dengan Yoshiki Kuroda. Pernikahan inilah yang membuatnya tak lagi menjadi bagian keluarga kekaisaran Jepang dan menjadi rakyat biasa dengan nama Sayako Kuroda.

Usaha mengubah peraturan sebagai kekhawatiran masa depan Kekaisaran Jepang

Pewaris Tahta Kerajaan, Putri Jepang Ini Terancam Jomblo karena Tak Ada Pria Bangsawan

(foto: Kyodo News)

Nyatanya sudah ada yang dilakukan untuk mengubah peraturan pewarisan tahta. Pada 2005, ada usaha merevisi undang-undang untuk memungkinkan anak pertama kaisar, tanpa memandang jenis kelamin bisa naik tahta.

Namun dorongan ini terhenti ketika Pangeran Hisahito, yang merupakan sepupu Putri Aiko, lahir pada 2006 lalu. Ia merupakan anggota laki-laki pertama dari keluarga kerajaan yang lahir dalam 41 tahun terakhir.