inspirasi

Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Keberadaannya Sempat Tidak Diakui

Penulis:   | 

Saat membicarakan tentang negara Jepang, apa yang pertama kali kamu bayangkan? Mungkin tentang kemajuan teknologinya, budayanya, bahasanya, kedisiplinannya, atau hal lain?

Apakah kamu sudah tahu tentang penduduk aslinya yang bernama Suku Ainu?

Suku ini banyak bertempat tinggal di Hokkaido, wilayah paling utara Jepang. Sayangnya, mereka terdesak dan terancam keberadaannya karena banyaknya pendatang.

Budaya yang mereka punya pun terbentur oleh budaya populer yang lebih menarik di mata dunia.

Baca juga: Pernah Terjadi Ledakan Nuklir, Chernobyl Jadi Kota Mati yang Berbahaya

Antropolog tertarik meneliti budaya, bahasa, dan penampilan fisik mereka

Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Keberadaannya Sempat Tidak Diakui

(foto: kirikomade)

Dahulu Suku ini menguasi daerah yang terbentang dari Pulau Honshu utara sampai ke Kepulauan Kuril yang kini menjadi wilayah sengketa dengan Rusia.

Meski mereka merupakan penduduk awal di Hokkaido, eksistensi mereka seolah kurang dianggap, terpinggirkan, bahkan tidak diakui oleh orang Jepang sendiri selama ratusan tahun lamanya.

Wisatawan mancanegara pun belum banyak mendengar cerita tentang identitas mereka. Sudah sejak lama para antropolog tertarik untuk meneliti budaya, bahasa, serta penampilan fisik mereka.

Secara fisik, mereka tidak seperti penduduk Asia Timur yang bermata sipit dan berkulit putih. Wajah mereka lebar, rambut mereka berombak, dan mata mereka gelap.

Menempati daerah pantai bagian selatan Hokkaido untuk berdagang

Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Keberadaannya Sempat Tidak Diakui

(foto: smithsonianmag)

Seperti dilansir oleh BBC, sejarah mereka cukup suram. Banyak sejarawan meyakini bahwa sebenarnya mereka keturunan penduduk asli yang sempat menyebar ke segala penjuru Asia bagian utara.

Mereka menyebut wilayah Hokkaido sebagai ‘Ainu Moshiri’ atau Tanah Ainu. Mereka banyak berburu beruang, dan memancing sebagaimana Suku Eskimo di kutub utara.

Di desa mereka, beruang buruan dianggap istimewa seperti anak sendiri. Beratus-ratus tahun mereka menempati pantai bagian selatan Hokkaido untuk melancarkan aktivitas perdagangan.

Setelah berlangsungnya Restorasi Meiji, para penduduk baru dari kota mulai berdatangan. Seolah-olah orang-orang dari daratan Jepang menjajah wilayah mereka. Bahkan keberadaan mereka seperti jadi korban diskriminasi.

Baca juga: Asal Usul Zodiak, Ramalan Bintang yang Dianggap Berpengaruh pada Nasib

Mereka wajib mengikuti aturan Jepang dan menerima perlakuan diskriminatif

Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Keberadaannya Sempat Tidak Diakui

(foto: scmp)

Setelah tahun 1899 mereka terpaksa pindah ke pegunungan yang tandus dan pulau-pulau yang jauh. Pekerjaan mereka sehari-hari pun hilang.

Dari yang biasanya berburu beruang dan memancing ikan, kemudian dipaksa untuk mengurus lahan pertanian yang notabenenya belum mereka kuasai.

Tidak selesai di situ, terkait nama, budaya, dan bahasa asli mereka pun lama-lama pudar. Karena ada kewajiban untuk mengikuti seluruh aturan Jepang.

Karena adanya stigma dan diskriminasi etnis minoritas, mereka terpaksa menyembunyikan identitas nenek moyang.

Jika memilih bertahan menunjukkan identitas, akibat yang harus mereka tanggung pun fatal karena mereka juga kehilangan hak sebagai warga negara.

Sebagian dari mereka pun memilih untuk tinggal di bawah tanah yang dianggap aman.

Butuh proses panjang sebelum diakui menjadi penduduk asli Jepang

Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Keberadaannya Sempat Tidak Diakui

(foto: weaponews)

Pemahaman mereka tentang para leluhur juga sempat hilang karena banyaknya oknum tidak bertanggung jawab. Tahun 1960-an, banyak peneliti yang membongkar makam-makam tua, tapi tidak mengembalikan ke posisi semula.

Bagaimanapun mereka masih bertahan dengan segala tantangan yang dihadapi selama ini. Banyak juga pihak yang menyuarakan keadilan untuk mereka.

Sekarang pihak pemerintah negara Jepang sudah memberi pengakuan dan pada bulan April 2019, secara hukum mereka sudah resmi diakui menjadi penduduk asli di Jepang.

Jejak kebudayaan mereka juga masih terlihat di banyak titik di Hokkaido. Tentu prosesnya sedemikian panjang sampai musyawarah bertahun-tahun.

Setelah diakui, mereka bisa kembali melanjutkan tradisi nenek moyang, khususnya berburu dan merawat beruang.