inspirasi

Sejarah Kancing Baju, Benda Mungil dari Peradaban Mohenjo-Daro

Penulis:   | 

Kancing baju sudah menjadi salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari.

Benda mungil berbentuk bulat pipih ini berfungsi untuk menyatukan dua kain yang bertumpuk atau sebagai ornamen.

Saat ini kancing sudah digunakan di kemeja, tas, celana, sampai dengan sepatu. Kancing sekarang juga tidak hanya terbuat dari plastik yang keras.

Perkembangan dunia fashion yang cepat menciptakan variasi bahan dasar kancing itu sendiri.

Ada kancing yang terbuat dari bahan sintetis seperti gelas, logam, seluloid, bakelit; atau bahan-bahan alami seperti kayu, tulang, tanduk, kerang, dan gading.

Kira-kira, seperti apa bentuk dan bahan dasar kancing baju zaman dulu ya?

Baca juga: Kisah Nabi Ilyasa, Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

Sejarah kancing baju dibuat dari bahan cangkang yang keras

Sejarah Kancing Baju, Benda Mungil dari Peradaban Mohenjo-Daro

(foto: pinterest)

Kancing ternyata sudah digunakan oleh manusia bahkan sebelum ditemukan tulisan. Tepatnya pada tahun 2000 SM, kancing yang terbuat dari cangkang kerang sudah dikenal sebagai ornamen di Peradaban Lembah Indus.

Beberapa kancing tersebut ada yang diukir sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk-bentuk geometris, lalu dilubangi agar bisa dijahit pada pakaian dengan menggunakan benang.

Sementara itu, kancing tertua ditemukan oleh arkeolog di situs Kebudayaan Lembah Indus di Mohenjo-Daro.

Kancing tertua di dunia ini terbuat dari cangkang kerang yang bergelombang dan menurut perkiraan para arkeolog, berusia sekitar 5.000 tahun.

Konon, sekitar 4.000 tahun yang lalu, bangsa Yunani menggunakan kancing yang terbuat dari emas.

Sejak abad ke-12 Masehi semakin dikenal di dunia, khususnya di Eropa 

Sejarah Kancing Baju, Benda Mungil dari Peradaban Mohenjo-Daro

(foto: thevatican)

Meskipun sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi, penggunaan kancing sendiri baru populer sekitar abad ke-12 M saat manusia mulai senang mengenakan pakaian yang longgar.

Sebelum masa itu, manusia masih menggunakan peniti atau ikat pinggang untuk menyatukan pakaiannya. Kancing yang digunakan pun masih terbuat dari kerang, pecahan kaca, kulit, atau mutiara.

Pada abad ke-13 M, kancing dan rumah kancing untuk menyatukan serta menutup pakaian digunakan pertama kali di Jerman.

Lalu menyebar luas seiring dengan meningkatnya kepopuleran busana sampai abad ke-14 M di Eropa. Pada abad tersebut, kancing dibuat menggunakan perak, tembaga, baja, nikel, timah, atau perunggu.

Menjadi bagian dari kebijakan raja yang menyukai kebersihan di kalangan prajuritnya

 Benda Mungil dari Peradaban Mohenjo-Daro

(foto: pinterest)

Kemudian pada abad ke-15 M, Raja Frederich Agung selaku pemimpin kerajaan Prusia juga menggunakan kancing pada seragam pasukannya. Raja Frederich terkenal dengan kedisiplinan dan kebersihannya.

Suatu hari, ia datang memeriksa pasukannya dan menemukan kotoran pada bagian lengan dari seragam prajuritnya.

Setelah ditelusuri, ternyata kotoran ini berasal dari kebiasaan prajurit menyeka keringat di wajah menggunakan ujung lengan seragamnya.

Kemudian raja membuat sebuah kebijakan baru yang mengharuskan ujung lengan seragam prajurit diberi kancing.

Saat itu, kancing yang digunakan masih terbuat dari kulit kerang atau beling, sehingga hal ini justru melukai wajah prajurit.

Tidak lama kemudian, Raja Frederich pun mengganti kancing kerang dengan bahan-bahan yang lebih aman dan tidak melukai kulit seperti saat ini.

Baca juga: Digital Nomad, Gaya Hidup Unik Buat Anak Muda Kreatif

Ada perbedaan posisi kancing baju di pakaian laki-laki dan perempuan

 Benda Mungil dari Peradaban Mohenjo-Daro

(foto: shutterstock)

Jika diperhatikan, posisi kancing di pakaian laki-laki dan perempuan ternyata berbeda. Untuk perempuan, posisi kancingnya berada di sebelah kiri, sedangkan untuk laki-laki berada di sebelah kanan.

Menurut sejarah, perbedaan posisi kancing ini dimulai pada abad pertengahan. Saat itu, laki-laki diharuskan untuk mengikuti perang dan beradu senjata dengan pakaian yang kancingnya berada di sebelah kiri.

Dalam keadaan perang, mereka harus bisa bergerak cepat untuk mengambil pedang yang juga terletak di sebelah kiri. Sementara itu, tangan kanan mereka harus membuka kancing-kancing terlebih dahulu.

Kancing di sebelah kiri jelas tidak efektif dan memakan waktu lama untuk membukanya. Karena itu, diubahlah posisi kancing pakaian pria menjadi ke sebelah kanan.

Dengan begitu, tangan kiri mereka bisa digunakan untuk membuka baju dan tangan kanan untuk mengambil pedang.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.