inspirasi

Kisah Nabi Ilyasa, Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

Penulis:   | 

Nabi Ilyasa adalah anak angkat dari Nabi Ilyas yang juga merupakan keturunan dari Akhtub bin ‘Ajuz dan memiliki garis keturunan Nabi Yusuf.

Nabi Ilyasa juga merupakan anak dari wanita yang menyelamatkan Nabi Ilyas dari kejaran bangsa Ba’labak, Bani Israil. Pertemuannya dengan Nabi Ilyas pertama kali adalah ketika masih belia dan sangat dekat dengan Nabi Ilyas.

Karena bertemu setiap hari, timbullah kedekatan emosional antara keduanya yang lebih dari sekadar guru dan murid tapi seperti ayah dan anak. Bahkan ia merawat saat Nabi Ilyas sakit.

Memang kedua tidak memiliki hubungan darah, tapi dari cara berdakwah mereka memiliki karakter yang sama. Beginilah kisah Nabi Ilyasa.

Baca juga: Digital Nomad, Gaya Hidup Unik Buat Anak Muda Kreatif

Nabi Ilyasa diangkat menjadi nabi, meneruskan perjuangan gurunya

Kisah Nabi Ilyasa, Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

(foto: thescience)

Nabi Ilyasa diangkat menjadi nabi untuk kaum Bani Israil menjadi penerus Nabi Ilyas. Selain diutus untuk Bani Israil, ia juga berdakwah ke bangsa Arami atau Amoria di sekitar Panyas atau di utara Suriah.

Kaum Bani Israil sebenarnya sempat berada di jalan yang benar di akhir masa dakwah Nabi Ilyas, Tapi sepeninggal Nabi Ilyas, mereka kembali menyembah berhala dan tidak taat pada ajaran Allah.

Nabi Ilyasa diberi tugas meneruskan apa yang telah dibangun sebelumnya oleh ayah angkat yang juga merupakan gurunya.

Ia juga terus berusaha tanpa henti-hentinya mengajak kaum Bani Israil untuk menyembah Allah, seperti Nabi Ilyas yang diutus oleh Allah sebelumnya. Perjuangannya sebagai seorang nabi juga tidak mudah.

Kisah hidupnya disebutkan dua kali di dalam kitab suci Alquran

Kisah Nabi Ilyasa, Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

(foto: pixabay)

Kisahnya dalam Alquran sendiri tidak diceritakan dengan begitu detail. Namanya hanya disebut sebanyak dua kali di dalam kitab suci, yaitu pada surah Al An’am dan surah Shad.

Dalam Surah Al An’am ayat 86-87, Allah SWT berfirman mengenai keistimewaan Nabi Ilyasa sebagai salah satu utusan Allah, yang artinya:

“Dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya), Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”

Kisahnya memang selalu terkait dengan Nabi Ilyas karena keduanya juga sempat berdakwah bersama untuk mengajak kaumnya menyembah Allah SWT.

Bahkan dalam ayat di atas juga disebutkan bersama nabi-nabi lain yang diutus untuk Bani Israil.

Juga menjadi seorang pemimpin yang terkenal bijaksana

Kisah Nabi Ilyasa, Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

(foto: made)

Selain berdakwah, ia adalah pemimpin yang bijaksana. Selama masa pemerintahannya, ia berhasil menciptakan tatanan masyarakat yang makmur dan sejahtera.

Menurut beberapa riwayat, ada banyak dugaan bahwa ia adalah raja yang mewariskan kerajaan pada Nabi Zulkifli.

Tidak ditemukan riwayat tentang keluarganya. Disebutkan bahwa ia tidak memiliki keturunan, jadi kerajaannya diwariskan pada orang yang mampu memenuhi syarat.

Ia mengumumkan akan memberikan tahta pada orang yang sanggup berpuasa saat siang hari, beribadah pada malam hari, dan tidak pernah marah.

Perjalanan hidupnya lebih banyak disebut saat mulai menemani Nabi Ilyas berdakwah.

Atas izin sang ibu, ia ikut kemanapun Nabi Ilyas pergi, sehingga dia tahu persis bagaimana cara berdakwah dan bagaimana sikap ayah angkatnya.

Baca juga: Sejarah dan Isi Piagam Madinah, Disusun Nabi Muhammad demi Perdamaian Umat

Umatnya sempat bertobat, tapi kembali menyembah berhala, dan diuji bencana kekeringan

Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

(foto: republika)

Bani Israil sempat berada di jalan yang benar setelah dulunya menyembah berhala di masa zaman Nabi Ilyas. Tapi, setelah nabi Ilyas wafat, Bani Israil kembali menyembah berhala dan tidak lagi ingat ajaran Allah.

Di situlah perjuangannya dimulai, yaitu dengan kembali mengajak kaumnya ke jalan yang benar, walaupun butuh perjuangan besar.

Berawal dari tahun 885-795 SM, selama itu pula banyak kaum Bani Israil yang kembali insaf dan menjadi pengikutnya.

Tapi saat itu Allah SWT menguji kaum Bani Israil dengan bencana kekeringan berkepanjangan. Dengan berbagai rintangan, ia berusaha mengembalikan kaumnya ke jalan yang benar.

Kepada kaumnya, ia terus menyeru untuk menyembah Allah, juga selalu mengingatkan kaumnya tentang adanya hari akhir, beserta surga dan neraka.

Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Ilyasa

Murid Ilyas yang Menyeru kepada Bani Israil

(foto: madeblog)

Ada beberapa hal yang dapat diteladani dari sosoknya yaitu kepatuhannya yang selalu melakukan segala perintah Allah SWT dan tidak melakukan hal yang dilarang. Lalu pantang menyerah saat menyampaikan kebenaran di tengah kaumnya.

Bahkan dalam kisahnya disebut ketika banyak yang menghujat atau memerangi, ia terus berusaha mengajarkan kebaikan walaupun balasannya sangat tidak menyenangkan.

Ia selalu memaafkan siapa yang menjahatinya bahkan mendoakan agar mereka segera diberi hidayah. Ia juga adil ketika mewariskan kekuasaan kepada orang lain yang memang punya kemampuan untuk memimpin umat.

Dari kisah Nabi Ilyasa, kita dapat mengambil pesan bahwa seorang pemimpin yang baik, bijaksana, dan amanah adalah yang mampu menciptakan masyarakat rukun, damai, dan makmur di bawah lindungan Allah SWT.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.