inspirasi

Rentan Bencana Alam, Vanuatu Termasuk Negara Paling Bahagia di Dunia

Penulis:   | 

Peringkat tertinggi negara yang paling bahagia di dunia selama ini rata-rata ditempati negara Skandinavia.

Ternyata masih ada satu negara yang paling bahagia di tengah-tengah Samudra Pasifik, yakni Vanuatu.

Fakta tentang Vanuatu yang jadi negara paling bahagia mungkin belum banyak terdengar, karena ada hal lain yang lebih banyak diberitakan.

Mulai dari keberadaannya yang rentan bencana, kemiskinan, sampai yang mencuat akhir-akhir ini yang dianggap ikut campur pada urusaan Papua.

Baca juga: Higanbana, Bunga Cantik dari Jepang yang Menjadi Lambang Kematian

Daftar isi

Vanuatu termasuk negara kecil di Samudra Pasifik yang pernah dijajah Inggris dan Prancis

Rentan Bencana Alam, Vanuatu Termasuk Negara Paling Bahagia di Dunia

(foto: sprep)

Vanuatu adalah sebuah Negara kecil berbentuk kepulauan di Samudra Pasifik. Jaraknya kurang lebih 2.000 kilometer ke arah timur benua Australia. Negara ini memiliki 80 pulau dengan ibukota Port Vila di Pulau Efate

Sebelum mencapai kemerdekaan pada tahun 1980, Vanuatu adalah wilayah yang dijajah oleh Inggris dan Prancis. Waktu itu antar pulau di negara ini masih terpisah-pisah dan seolah berdiri sendiri.

Begitu terlepas dari penjajahan, pulau-pulau yang terpisah-pisah akhirnya bisa bersatu jadi satu negara. Setelah merdeka juga tidak ada lagi tanah atau pulau yang dijual kepada pihak asing.

Nama Vanuatu berasal dari bahasa penduduk asli yang berarti ‘Tanah Kami Selamanya’. Penduduknya memang menaruh perhatian khusus kepada unsur tanah.

Kepemilikan atas tanah bisa menentukan kebahagiaan masyarakat 

Rentan Bencana Alam, Vanuatu Termasuk Negara Paling Bahagia di Dunia

(foto: pinterest)

Vanuatu termasuk ke dalam empat besar negara yang paling bahagia di dunia. Gelar tersebut diperoleh berdasarkan Happy Planet Index yang diukur berdasarkan sejumlah kriteria, misalnya harapan hidup, kesejahteraan bangsa, tingkat ketimpangan, dan kualitas ekologi.

Menurut survei dari Vanuatu National Statistics Office, didapatkan sebuah fakta unik tentang alasan kebahagiaan penduduknya.

Bahwa ternyata rata-rata penduduk yang mempunyai tanah cenderung lebih bahagia dari yang tidak mempunyai sebidang tanah, untuk tempat tinggal maupun bercocok tanam.

Baca juga: Alberobello, Desa Kurcaci Bak Negeri Dongeng yang Jadi Warisan UNESCO

Sebagian penduduknya bertempat tinggal di wilayah pedesaan

Rentan Bencana Alam, Vanuatu Termasuk Negara Paling Bahagia di Dunia

(foto: vanuatuescapes)

Salah satu hal unik dari Vanuatu adalah banyaknya bahasa asli yang dimiliki penduduknya. Dari 298 ribu penduduk ada lebih dari 130 bahasa.

Sekitar 92 persen dari penduduk di negara ini bicara dengan bahasa asli atau bahasa daerah sendiri, yang lainnya bisa berbahasa Inggris atau Prancis.

Penduduknya mempunyai pemahaman kuat mengenai siklus pertanian tradisional, pengelolaan tanah, asal usul keluarga, serta pentingnya melestarikan tumbuhan dan hewan lokal.

Mayoritas penduduknya bertempat tinggal di wilayah pedesaan dan sebagian besar penduduknya mempunyai akses dan kepemilikan tanah. Di atas tanah itulah penduduk setempat bercocok tanam.

Vanuatu memiliki komoditas terkenal berupa tanaman kava dari Pasifik Selatan. Kava adalah jenis merica yang kadang dipakai untuk mengurangi kecemasan dan stres. Saking mudahnya diperoleh, kava dipertukarkan tanpa uang.

Posisi Vanuatu berisiko terkena dampak bencana alam

Rentan Bencana Alam,  Termasuk Negara Paling Bahagia di Dunia

(foto: bookings)

Menjadi negara terbahagia tidak menjadikan Vanuatu otomatis lepas dari bahaya dan tantangan. Berdasarkan laporan United Nations University (2014), Vanuatu termasuk negara yang paling berisiko untuk terkena dampak dari bencana alam.

Posisinya di sekitar Cincin Api Pasifik membuatnya cenderung rentan bencana alam. Tidak hanya itu, beberapa tahun belakangan, beberapa pulau kecil terancam akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut serta perubahan cuaca.

Pada tahun 2015, bencana Topan Pam juga telah melanda sebagian besar pulaunya yang menimbulkan kerusakan sangat parah.

Sekitar 75 ribu penduduknya harus kehilangan tempat tinggalnya. Akan tetapi, ketahanan penduduk negara ini dikenal kuat.

Penduduknya segera membangun kembali melalui desa-desa. Yang terbaru adalah badai Harold di bulan April 2020. Pemerintah juga memperingatkan penduduknya untuk selalu waspada.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.