Menguak Rahasia Freemason, Organisasi Misterius yang Dianggap Ingin Menguasai Dunia

Penulis:  resti  |  8 bulan lalu

Freemason sudah sejak lama dianggap sebagai organisasi misterius dan dicurigai ingin menguasai dunia. Sejumlah kontroversi pun menyertai perkembangan Freemason di berbagai negara di dunia.

Bukan kelompok sembarangan, beberapa tokoh terkenal di dunia seperti Sir Winston Churchill, Oscar Wilde, dan Sir Arthur Conan Doyle juga disebut-sebut sebagai anggota Freemason di eranya.

Seperti Illuminati, organisasi ini juga dipandang tertutup dan terkait dengan konspirasi yang ingin menguasai dunia.

Mereka konon memiliki ritual khusus yang terkait dengan pemujaan setan. Di Indonesia pun sempat dijamah oleh pergerakan Freemason.

Baca juga: Misteri Point Nemo, Wilayah di Muka Bumi yang Paling Sulit Dikunjungi

Organisasi ini didirikan di London, Inggris pada tahun 1717

Menurut penjelasan Margaret Jacob, seorang sejarawan dari University of California Los Angeles (UCLA), Freemason bukanlah satu jenis aliran agama, tapi organisasi sosial dan persaudaraan.

Di dalam agama ada ritual, begitu juga kelompok Freemason. Hanya saja tidak ada sosok penyampai ajaran. Setiap anggota adalah pemikir untuk dirinya sendiri. Tapi juga tidak membatasi atau menentang agama yang dianut anggotanya.

Sejak didirikan di London sejak tahun 1717, sudah ada sekitar enam juta anggota Freemason di dunia dan ada lebih dari 200.000 di Inggris Raya di bawah naungan United Grand Lodge of England (UGLE).

Freemason di zaman kuno berasal dari para tukang batu yang eksklusif

Menurut catatan The Halliwell Manuscript (1390), didapati tulisan-tulisan yang isinya seperti prinsip-prinsip freemason modern. Ini menunjukkan bahwa kelompok ini punya akar sejarah sejak ratusan tahun lalu.

Berdasarkan istilah yang dipakai, Freemason terdiri atas dua kata yaitu free artinya bebas dan mason yang artinya tukang atau juru bangun. Pada awalnya mereka yang menjadi anggota Freemason kuno adalah para tukang batu yang ahli.

Keahlian orang-orang di dalamnya dianggap eksklusif, jadi mereka dipercaya untuk membangun katedral di seluruh penjuru Eropa. Mereka pun berhak atas imbalan dari raja Eropa dalam bentuk fasilitas mewah dan bebas pajak.

Mereka pun biasa memakai apron atau semacam kantong khusus untuk tukang batu. Tujuannya adalah untuk perlindungan diri dari serpihan batu yang mungkin mencelat. Di kemudian hari apron ini juga menjadi identitas tersendiri.

Sempat eksis di Indonesia, dikabarkan pernah ada jejak kegiatan Freemason di Bandung tahun 1937

Pada tahun 1937, di Bandung berdiri sebuah bangunan besar yang oleh warga disebut sebagai rumah setan. Bangunan bercat putih dengan empat pilar yang besar itu terlihat mencekam di mata seorang anak bernama Goerjama yang akrab dipanggil Goer.

Namun Goerjama kini sudah menjadi kakek berusia 90 tahun. Ia merupakan saksi mata kegiatan Freemason di Bandung.

Gedung itu adalah Loji Sint Jan, sebuah tempat berkumpul bagi para anggota kelompok Freemason  di Bandung. Mereka yang anggotanya orang-orang Belanda juga disebut sebagai Vrijmetselarij. Goer kecil hanya bisa menyaksikan dari jauh orang-orang mendatangi Loji.

Baca juga: Uniknya Kyz Kuu, Tradisi Cari Jodoh dengan Menunggang Kuda ala Masyarakat Kirgistan

Dokumen daftar nama anggota Freemason di Indonesia dimusnahkan Jepang

Goer mengenang suasana waktu itu, bahwa tidak ada hal mencolok dari pakaian mereka. Hanya saja, tidak lama sesudah orang-orang ke dalam gedung, akan ada suara yang menyeramkan.

Bukan suara orang yang sedang mengaji, Goer menjelaskannya seperti bunyi yang asing seperti ingin memanggil kekuatan gaib.

Sampai pendudukan Belanda digantikan Jepang, tidak banyak terungkap tentang apa yang dilakukan di dalam gedung.

Memang ada sejumlah dokumen kegiatan mereka yang juga berisi daftar nama anggota. Namun dokumen itu dimusnahkan saat Jepang datang ke Indonesia.

Mereka banyak bergerak di kegiatan amal dan kemanusiaan

Dr. David Staples yang menjadi pemimpin kelompok ini di Inggris bersedia menjelaskan tentang apa aktivitas Freemason sebenarnya. Ia menjelaskan bahwa kelompoknya bukan masyarakat yang tertutup.

Tidak ada anggota yang termasuk anggota parlemen ataupun wartawan. Seperti yang dilansir BBC saat menemui Staples, mereka banyak bergerak di kegiatan amal dan juga kemanusiaan.

Bagaimana dengan negara lain? Kita bisa menyimak penjelasan Rich James, seorang pemuda Selandia Baru yang secara terbuka menjelaskan tentang dirinya sebagai anggota Freemason.

Seperti yang disampaikannya Vice, Freemason sebenarnya hanya organisasi amal untuk membantu orang menjalani hidup lebih baik.

Bagi James, menjadi Freemason telah memperbaiki hidupnya dan membantu memahami dirinya sendiri, orang lain, dan dunia.