inspirasi

Berambisi Menaklukkan Dunia, Alexander Agung Dirikan Banyak Kota dengan Namanya

Penulis:   | 

Alexander Agung adalah seorang pemimpin militer Makedonia yang brilian, karismatik, dan sekaligus kejam.

Sejak usia belasan, ia sudah menunjukan keunggulan dalam hal strategi perang dan berdiplomasi.

Terkenal dengan ambisinya menaklukkan dunia, ia nyaris tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran.

Sepanjang kepemimpinannya di Kekaisaran Makedonia yang relatif pendek, ia berhasil menciptakan koloni Makedonia di beberapa negara.

Makedonia saat itu menjadi bagian dari Yunani di timur laut. Ia menyebarkan budaya Yunani ke seluruh kerajaan baru di wilayah yang berhasil ditaklukkan.

Konon kemampuannya menurun dari ayahnya, Raja Phillip II yang juga ambisius. Setelah Raja Phillip II wafat tahun 336 SM, Alexander segera naik tahta di usia 20 tahun.

Baca juga: Kaghati Kolope, Layang-layang Tradisional Tertua di Dunia dari Sulawesi Selatan

Alexander Agung sudah sangat terlatih memimpin sejak usia remaja

Berambisi Menaklukkan Dunia, Alexander Agung Dirikan Banyak Kota dengan Namanya

(foto: pictorem)

Sebelum dikenal dengan kelihaiannya di medan perang, Alexander pada usianya yang ke-12 tahun telah menunjukkan keberanian yang mengesankan.

Ia mampu menaklukkan Bucephalus, seekor kuda jantan besar dan liar. Berhasil dijinakkan, Bucephalus menjadi teman bertempurnya di sepanjang hidup.

Kemudian saat berusia 13 tahun, ayahnya memanggil filsuf besar Aristoteles yang kemudian menjadi pembimbingnya di Kuil Nimfa, Meiza sampai usia 16.

Aristoteles mengajar sambil menumbuhkan minat dalam bidang sastra, sains, politik, medis, dan filsafat.

Homer’s Iliad menjadi inspirasi Alexander untuk menjadi seorang pejuang heroik, Karena itu, Aristoteles sangat mendukungnya.

Menciptakan koloni baru dan membangun kota dengan namanya

Berambisi Menaklukkan Dunia, Alexander Agung Dirikan Banyak Kota dengan Namanya

(foto: wallpapercave)

Kampanye penaklukan Mesir adalah bagian dari agenda Alexander Agung setelah naik tahta.

Sesudah mengepung wilayah Gaza dalam perjalanan ke Mesir, dengan mudah ia menyelesaikan penaklukan yang ambisius. Mesir segera jatuh tanpa terjadi perlawanan.

Sudah menjadi strateginya bahwa penaklukan yang dilakukan adalah demi menciptakan koloni baru Makedonia.

Hal itu diwujudkan dengan pembangunan kota-kota setempat yang diganti dengan namanya sendiri.

Ini adalah strategi pertahanan kekuasaan yang nyaris tidak pernah dilakukan penguasa lainnya.

Tahun 331, ia membangun Alexandria di kota besar di Mesir yang dirancang untuk menjadi pusat budaya dan perdagangan Yunani.

Selain di Mesir, banyak ‘Alexandria lain’ yang didirikan, misalnya di Iran, India, Pakistan, Uzbekistan dan beberapa wilayah yang jumlahnya mencapai puluhan.

Menaklukkan Persia dan mempertahankan kekuasaan

Berambisi Menaklukkan Dunia, Alexander Agung Dirikan Banyak Kota dengan Namanya

(foto: thescotsman)

Pasukan militer Alexander makin agresif bergerak ke penjuru lain. Achaemenid di Persia ia taklukkan. Persepolis yang megah ia porak porandakan.

Dalam masa penaklukan Persia, banyak prajurit Persia yang diajak bergabung. Terlihat seperti misi yang mulia untuk melatih kemiliteran prajurit muda Persia, tapi itu adalah strateginya yang terselubung.

Ia ingin mengetahui hal-hal internal militer Persia agar dapat mempertahankan kekuasaan. Putri-putri Persia juga dinikahinya dengan tradisi Persia.

Ia segera menjadi seorang pangeran baru di Persia yang disegani dan dikagumi untuk beberapa saat.

Baginya cara terbaik mempertahankan pengaruh di Persia ialah dengan ‘berusaha terlihat seperti mereka’.

Baca juga: Mengenal RMP Sosrokartono, Kakak RA Kartini yang Jenius Menguasai 35 Bahasa

Pasukannya mulai goyah setelah penaklukkan banyak negara

Berambisi Menaklukkan Dunia,  Dirikan Banyak Kota dengan Namanya

(foto: quora)

Prajurit yang mengikutinya sejak awal menjadi lelah dan bingung dengan jalan pikiran pimpinan mereka yang terlihat tidak terarah.

Achaemenid sudah ditaklukkan, seharusnya misi selanjutnya adalah ke negara Arab.

Tapi Alexander dari Makedonia seolah lupa asalnya. Ia justru memberi komando pasukannya ke India demi pesta kemenangan dan larut dalam kerumunan orang yang memujanya.

“Alexander yang agung! Alexander yang agung!” kata orang-orang di kerumunan dalam bahasa setempat.

Karena itulah kemudian dunia menyebutnya Alexander The Great. Tapi karena lupa diri, pasukannya jadi goyah.

Ia lupa bahwa hal-hal yang ia pandang sebagai pencapaian hebat, kenyataanya adalah karena peran banyak orang. Khususnya sang ayah dan kemudian para tentaranya.

Alexander Agung meninggal sebelum menunjuk orang yang menggantikannya

Berambisi Menaklukkan Dunia, Dirikan Banyak Kota dengan Namanya

(foto: gettyimages)

Pada usianya yang ke-32, Alexander telah menaklukkan banyak kerajaan dari Balkan sampai Pakistan.

Invasi lainnya sedang dalam pematangan strategi. Tapi, ia tiba-tiba jatuh sakit. 12 hari kemudian meninggal dunia, sebelum sempat menunjuk orang yang menggantikannya.

Jasad Alexander dijaga di Babilonia dan di Balsem. Tetapi ada spekulasi lain dari A. Wallis Budge, ahli Mesir Kuno bahwa jasadnya justru direndam di dalam larutan madu agar tidak membusuk.

Meski pada akhirnya meninggal dunia sebelum benar-benar mewujudkan impiannya menyatukan dunia.

Strategi militernya masih banyak dikaji oleh berbagai kalangan di era modern. Banyak kata-kata bijaknya yang mencerminkan kehidupannya dan menginspirasi banyak orang. seperti berikut ini.

“Aku lebih suka menjalani hidup kemuliaan yang singkat daripada yang panjang ketidakjelasan.”

“Pada akhirnya, ketika ini selesai, yang penting adalah apa yang telah kamu lakukan.”

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.