inspirasi

Apa Itu Wibu, Sebutan yang Sering Dikaitkan dengan Anime

Penulis:   | 

Untuk para penggemar anime, pastinya sudah sangat familiar dengan istilah wibu. Orang-orang yang memang menyukai anime sering dipanggil dengan wibu, meskipun tidak semua suka dipanggil dengan sebutan seperti itu.

Faktanya memang ada anggapan bahwa wibu lebih banyak berkonotasi negatif, meskipun tidak semua orang memahami artinya. Tapi apa itu wibu sebenarnya?

Ketika orang hobi menonton anime, ternyata hal itu belum dapat dikategorikan menjadi wibu. Memang istilah ini mempunyai arti lebih lebih jauh daripada sekadar menyukai anime Jepang.

Baca juga: 5 Film yang Mirip Crows Zero, Penuh Aksi Menegangkan

Ternyata istilah wibu bukan kata-kata dalam bahasa Jepang

Apa Itu Wibu, Sebutan yang Sering Dikaitkan dengan Anime

(foto: line)

Apa itu wibu? Istilah ini juga punya sebutan lain yaitu Japanophilia atau kecintaan berlebih kepada hal-hal tentang Jepang, sedangkan menurut bahasa Jepang, wibu disebut shinnichi.

Lalu dari mana istilah ini berasal? Tenyata kata wibu adalah dari sebuah kata bahasa Inggris weeaboo.

Ungkapan yang satu ini ditujukan untuk orang-orang, khususnya dari luar Jepang yang cenderung terobsesi kepada budaya populer Jepang dengan cara berlebihan.

Orang-orang yang disebut wibu cenderung suka bertingkah seolah-olah mereka ada di Jepang, padahal mereka bukanlah warga asli negara Jepang dan juga tidak bertempat tinggal di Jepang.

Sering mendapat pandangan negatif, karena dianggap tidak cinta tanah air

Apa Itu Wibu, Sebutan yang Sering Dikaitkan dengan Anime

(foto: line)

Istilah ini pertama kali dipakai pada saat awal abad ke-18. Cakupannya pun berubah seiring waktu. Sebelum masyarakat mengenal wibu, terlebih dahulu yang dikenal adalah weeaboo yang disingkat jadi weeb.

Sebutan seperti ini asalnya dari sebuah webcomic yang berjudul The Perry Bible Fellowship.

Menurut sejarah, istilah tersebut sebenarnya tidak mempunyai arti yang khusus dan hanya dipandang sebagai suatu hal yang tidak begitu menyenangkan.

Kecenderungan Japanophilia juga dianggap tidak sepenuhnya positif, lantaran dianggap membuat orang jadi anti sosial, nolep (no life) alias tidak punya kehidupan sosial yang luas.

Bahkan juga dianggap sebagai sikap yang kurang menghormati budaya negara atau bangsa sendiri. Bahkan pada tingkat yang parah, justru membanding-bandingkan dengan hobi yang lain.

Baca juga: Kisah Djainem Moeridjan, Dukun Jawa yang Dikagumi di Belanda

Ada banyak makna yang bias dan lebih dari sekadar anime

Apa Itu Wibu, Sebutan yang Sering Dikaitkan dengan Anime

(foto: wallpapercave)

Menurut berbagai sumber, Japanophilia artinya tidak selalu sama dengan apa itu wibu. Pada intinya, Japanophilia mencakup minat atau kesukaan yang luas mengenai budaya Jepang.

Sementara itu, wibu hanyalah difokuskan kepada budaya populer Jepang, khususnya manga dan anime.

Tapi pada zaman sekarang istilah ini memiliki pemaknaan yang bias. Untuk masyarakat di Indonesia sendiri, istilah ini dipahami sebagai orang-orang yang menjadi fans anime,  suka cosplay beberapa tokohnya, baca cerita manga pada level berlebih.

Walau sebenarnya tidak selalu ekstrem misalnya membanggakan budaya asli Jepang dan membandingkan dengan budaya sendiri.

Pada dasarnya hanyalah tentang hobi atau hiburan yang menyenangkan

Apa Itu Sebutan yang Sering Dikaitkan dengan Anime

(foto: wallpapercave)

Kesimpulannya, istilah ini bukan singkatan dari kalimat apapun dalam bahasa Jepang, tapi hanya kata serapan dari bahasa Inggris. Mereka yang dianggap wibu sebenarnya tidak mengklaim dirinya, tapi karena lingkungannya.

Orang-orang yang sering memakai istilah ini pada umumnya anak-anak muda atau remaja yang aktif di media sosial. Mereka juga memakai beberapa selipan kata-kata bahasa Jepang di dalam obrolan.

Seperti halnya fans idol K-Pop yang tidak ragu untuk memposting tentang idolanya, begitu juga orang yang dianggap

Wibu juga memasang profile picture tokoh anime di media sosialnya atau menampilkan namanya dalam bahasa Jepang, walau aslinya bukan seperti itu.

Sering kali hal seperti itu menjadi bahan tertawaan orang-orang yang tidak memahami. Tapi, pada akhirnya hal seperti ini hanya sebuah hobi yang menyenangkan dan tidak perlu dipersoalkan.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.