inspirasi

Socotra, Pulau Alien di Yaman yang Ditumbuhi Flora Unik

Penulis:   | 

Socotra merupakan salah satu wilayah pulau yang unik sekaligus asing di muka bumi. Hewan dan tumbuhannya berbeda dari tempat lain di dunia.

Banyak yang menyebutkan bahwa kawasan di lepas pantai Yaman ini adalah pulau alien dan sudah ada sejak jutaan tahun lamanya. Meski terisolasi, ternyata tempat ini dihuni ribuan penduduk.

Masyarakatnya kebanyakan berbicara menggunakan bahasa Socotri atau Soqothri. Tapi, yang diakui sebagai bahasa resmi di pulau ini adalah Bahasa Arab.

Baca juga: Mengenal Turtuk, Desa Berpenduduk Muslim yang Terpisah dari Negaranya

Disebut sebagai Galapagos di Samudera Hindia

Dianggap Sebagai Pulau Alien, Inilah Keunikan yang Dimiliki Kepulauan Socotra

(foto: wikipedia)

Kepulauan Galapagos di Ekuador wilayah Samudera Pasifik itu terkenal dengan makhluk endemiknya, begitu juga Socotra. Karena itu, pulau ini disebut sebagai Galapagos di Samudera Hindia.

Salah satu tanaman endemik di sini adalah pohon besar Dracaena cinnabari dengan kanopi yang terlihat seperti payung.

Tanaman ini dikenal dengan Pohon Darah Naga (Dragon Blood Trees) yang jadi pemandangan utama saat berada di Pulau Socotra. Keunikan dari pohon darah naga adalah keluarnya getah warna merah yang mirip darah.

Pada zaman dulu, getah pohon darah naga sering dicari untuk kosmetik dan obat. Tapi sekarang dipakai sebagai pewarna atau cat.

Tumbuhan endemik lain di pulau ini adalah sukulen raksasa (Dorstenia gigas), mentimun (Dendrosicyos socotranus), aloe perryi, dan delima Socotra (Punica protopunica) yang langka.

Memiliki bentang alam seperti bulan

Dianggap Sebagai Pulau Alien, Inilah Keunikan yang Dimiliki Kepulauan Socotra

(foto: thenational)

Claudius Schulze, seorang Fotografer dari Jerman mempunyai kesan tersendiri saat melihat pulau ini. Seperti dilansir CNN Travel, ia terpesona keunikan Socotra pada waktu membaca ulasan tentang kawasan unik ini di majalah.

Demi melancarkan misinya, buku perjalanan dan foto-foto seputar Socotra, Schulze memberanikan diri datang untuk merasakan sendiri pengalaman itu.

Ia segera terkejut oleh panorama Gunung Hajhir yang berpasir dan berbatu sekaligus dikelilingi oleh lautan.

Schulze hanya mengunjungi pulau utama, juga disebut Socotra, yang meliputi area seluas 3.625 kilometer persegi.

Takjub sejak pertama datang ke sana, ia menyebutkan bahwa bentang alam di Pulau Socotra agak aneh dan bahkan seperti bulan.

Pada tahun 2012 akhirnya ia mewujudkan penerbitan buku fotografi dan catatan perjalanan berjudul Socotra, An Island.

Meskipun terisolasi, pulau ini terbuka bagi wisatawan

Dianggap Sebagai Pulau Alien, Inilah Keunikan yang Dimiliki Kepulauan Socotra

(foto: shutterstock)

Untuk warga Yaman sendiri, ternyata pulau itu juga dianggap asing karena jaraknya jauh dari pusat kota.

Memang dijuluki pulau alien, tapi Socotra yang pernah jadi lokasi syuting film Alice in Wonderland ini bukan wilayah yang tak berpenghuni. Ada sekitar 60.000 orang yang menjalani kehidupan sehari-hari di sini.

Socotra yang berjarak kurang lebih 340 km dari daratan utama Yaman ini juga terbuka bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara .

Lokasinya terasing dan tidak mudah dijangkau dengan transportasi harian. Cukup jauh, pelaut pun sulit mencapai tempat ini.

Untuk bisa sampai ke sini, wisatawan bisa memilih tiket penerbangan dari Kairo Mesir menuju ke Seiyun, Yaman. Yemen Airways mengantarkan ke pulau ini, tapi jadwal penerbangan yang ada hanya sekali seminggu.

Baca juga: Kisah Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur yang Penuh Keteladanan

Ada realitas menyedihkan di pulau ini

 Inilah Keunikan yang Dimiliki Kepulauan

(foto: prnewswire)

Menurut UNESCO, keanekaragaman hayati di daratan dan lautan pulau ini banyak yang terancam punah. Ini menjadi realitas yang cukup menyedihkan.

Penghuni pulau juga tidak selalu menggantungkan hidup pada wisata karena kondisi di Yaman yang tidak terprediksi. Kawasan unik ini juga jadi rebutan antara pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak.

Realitas kurang menyenangkan juga terjadi pada penduduk setempat yang umumnya hidup dengan menggembala kambing, berkebun kurma, atau memancing ikan.

Di sini juga terdapat kegiatan penangkap ikan illegal yang membuat penduduk jadi kesusahan. Bahkan saat mereka tak mendapat tangkapan ikan, mereka makan seadanya sisa dari hari sebelumnya.