inspirasi

Sejarah Penemuan Lampu Lalu Lintas, Dahulu Dipandang Mengerikan

Penulis:   | 

Lampu lalu lintas sering ditemukan di hampir setiap persimpangan jalan besar di dunia. Dengan warna merah, kuning, dan hijau itu, masing-masing warna memiliki arti. Tujuannya adalah agar pengendara di jalan lebih aman dan lancar perjalanannya.

Bisakah dibayangkan kalau jalanan tanpa ada pengatur lampu lalu lintas? Pastinya akan lebih macet dan berbahaya. Lampu lalu lintas memang sudah sangat umum menjadi bagian dari keseharian kita saat perjalanan.

Tapi, sudah tahukah tentang sejarah awal diciptakannya lampu lalu lintas pertama di dunia? Ternyata dalam perkembangannya tidak lepas dari masalah dan tantangan, sampai hal-hal mengerikan.

Baca juga: Unit 731, Penelitian Senjata Biologis Jepang yang Dirahasiakan

Berawal dari lalu lintas London yang buruk pada masanya

Sempat Dipandang Mengerikan, Begini Sejarah di Balik Penemuan Lampu Lalu Lintas Pertama di Dunia

(foto: deviantart)

Masalah jalan macet sudah jadi tantangan tersendiri, bahkan sebelum kendaraan semaju sekarang. Di era 1860-an, ratusan pejalan kaki tewas di jalan raya London.

Padahal saat itu kendaraan bermotor pun belum dikembangkan. Yang paling membahayakan area pedestrian saat itu adalah kereta kuda yang kecepatannya tidak beraturan di jalanan kota.

Itulah yang membuat seorang insinyur dari Nottingham, Inggris yang bernama John Peake Knight menggagas sebuah sistem manajemen lalu lintas.

Pertama kali memanfaatkan gas dan semaphore

Sempat Dipandang Mengerikan, Begini Sejarah di Balik Penemuan Lampu Lalu Lintas Pertama di Dunia

(foto: free3d)

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa lampu lalu lintas dulu awalnya menggunakan sistem semaphore. Ketika tongkat semaphore diturunkan 45 derajat, maka  lalu lintas bisa mengalir bebas sekaligus hati-hati.

Tapi, ketika tongkat naik, maka lalu lintas berhenti untuk memberi jalan pejalan kaki yang menyeberang.

Khusus untuk malam hari, sebuah lentera merah dan hijau di pucuk dipasang dan dinyalakan memakai energi gas. Operasionalnya pun masih secara manual. Ada polisi yang berdiri di sampingnya agar lampu bisa beroperasi.

Baca juga: Apa Itu Sandwich Generation, Apakah Kamu Termasuk Salah Satunya?

Awalnya masyarakat menyambut dengan senang hati

Sempat Dipandang Mengerikan,

(foto: hackster)

Meskipun masih secara manual, tapi penduduk Inggris waktu itu menyambutnya dengan senang. Transportasi pilihan warga yang umumnya masih memakai kereta kuda itu lebih teratur. Begitu juga saat kendaraan bermotor mulai berkembang.

Waktu itu lampu lalu lintas generasi awal dipasang di menara setinggi 6 m di persimpangan Bridge Street di London dan Great George Street, yakni wilayah Westminster yang dekat dengan gedung parlemen Inggris.

Sampai suatu hari, adanya lampu ini justru memakan korban. Masyarakat mulai mempertanyakan itu.

Lampu lalu lintas yang menggunakan gas dan dioperasikan secara manual itu ternyata menimbulkan polemik setelah ada polisi yang jadi korban.

Peristiwanya saat itu pipa gas bocor dan menyebabkan salah satu lampu meledak di depan polisi yang sedang mengoperasikan.

Polisi tersebut terbakar hebat di bagian wajahnya lalu meninggal dunia. Dianggap sebagai benda yang menerikan, proyek besar yang sudah mulai dapat sambutan itu justru dibatalkan.

Tahun 1920 sistemnya diperbaiki di Amerika

Sempat Dipandang Mengerikan,

(foto: flickr)

Setelah beberapa waktu beroperasi dan sempat dianggap berbahaya, sistem lampu lalu lintas dari insinyur John Peake Knight dihentikan, meskipun sebenarnya tidak benar-benar berhenti.

Setelah itu tetap ada berbagai pihak yang mengembangkan, sampai ada persaingan hak paten. Baru kemudian tahun 1920 di Amerika mulai dibuat inovasi yang lebih baik.

Selain warna merah yang berarti berhenti dan hijau yang berarti jalan, ditambah pula warna kuning untuk berhati-hati.

Tujuannya adalah kecelakaan berkurang dan lebih jalanan teratur. Periode ini juga bertepatan dengan berkembangnya kendaraan bermotor pada waktu itu.

Pada tahun 1930-an, John S. Allen pertama kalinya membuat tanda untuk pejalan kali yang digabung dengan lampu lalu lintas.

Waktu itu sudah tidak digunakan gas lagi, tapi minyak tanah untuk menyalakan lampu. Baru di kemudian hari menggunakan listrik dan dioperasikan dengan bantuan saklar.