inspirasi

Sejarah Sabun, Dari Masyarakat Babilonia Hingga Disempurnakan Ilmuwan Muslim

Penulis:   | 

Banyak benda kebutuhan sehari-hari yang mungkin dianggap sepele, tapi punya sejarah yang panjang untuk menciptakannya.

Contohnya adalah sabun yang biasa dipakai untuk mandi. Memang tidak ada satu nama orang yang secara spesifik dianggap jadi pencipta atau penemu sabun pertama kali.

Tapi bukti sejarah menunjukkan bahwa sabun sudah pernah ada sejak tahun sebelum Masehi di Babilonia, Mesir kuno dan dilanjutkan dengan banyak modifikasi di berbagai peradaban di dunia agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya.

Sampai menemukan formula seperti sekarang ini, sejarah sabun sudah melewati eksperimen yang sangat banyak.

Baca juga: 5 Tari Tradisional Jawa Timur, Ada yang Sudah Mendunia

Ribuan tahun sebelum Masehi, Babilonia dan Mesir kuno sudah kenal zat sejenis sabun

Sejarah Sabun, Dari Babilonia dan Disempurnakan Ilmuwan Muslim

(foto: realmofhistory)

Pada awalnya, sabun hanyalah bahan pembersih biasa dan belum memiliki kandungan yang kompleks. Masyarakat Babilonia pada tahun 2800 SM sudah mengenalnya.

Bukan untuk mandi, tapi waktu itu sabun dimanfaatkan untuk jadi pembersih alat-alat rumah tangga, alat makan, alat medis, dan tekstil. Cara membuatnya adalah dengan cara merebus abu dan lemak.

Tentu bentuk dan aromanya juga belum seperti sekarang ini. Bukan hanya di Babilonia, ternyata bangsa Mesir kuno juga sudah mengenal zat sejenis sabun pada tahun 1550 SM.

Bangsa Mesir kuno saat itu mencampur minyak nabati dan hewani bersama garam alkali agar bisa menghasilkan larutan zat seperti sabun cair.

Lebih banyak dipakai untuk  pembersih alat rumah tangga dan alat kesehatan

Sejarah Sabun, Dari Babilonia dan Disempurnakan Ilmuwan Muslim

(foto: pixabay)

Dalam bahasa Latin, sabun disebut sapo. Istilah tersebut muncul kali pertama dalam karya penulis dari Kekaisaran Romawi, Pliny the Elder. Memasuki tahun masehi, sabun masih banyak dibuat dari bahan alami.

Bukan hanya lemak dari hewan atau tumbuhan, malah ada yang lebih ekstrem dari itu. Disebut dalam Pliny the Elder’s Historia Naturalis, dahulu orang Romawi menciptakan sabun dari bahan air kencing.

Terkesan menjijikan, tapi memang itulah yang pernah dilakukan orang zaman dahulu sebagai bagian dari percobaan. Berabad-abad setelahnya, bahan lemak nabati dan lemak hewani masih tetap digunakan.

Jika sebelumnya penggunaan sabun lebih banyak untuk  pembersih alat rumah tangga dan alat kesehatan, pada era Romawi ini sabun mulai dipakai untuk membersihkan badan keseluruhan.

Saat itu sabun masih berupa cairan seperti di Babilonia dan Mesir kuno.

Baca juga: Legenda Putri Mandalika, Cerita Tragis dari Pantai Pulau Lombok

Sabun batang dengan pewangi mulai dibuat oleh seorang dokter dari Persia

Sejarah Sabun, Dari Babilonia dan Disempurnakan Ilmuwan Muslim

(foto: pixabay)

Bagaimana dengan bentuk sabun batang? Ternyata sejarah sabun bertekstur padat pernah disempurnakan oleh ilmuwan muslim dari Persia bernama Abu Bakr Muhammad Ibn Zakariya Ar Razi (864-930) atau yang lebih dikenal dengan Ar Razi.

Ar Razi yang juga seorang dokter membuat modifikasi sabun memakai minyak zaitun, minyak wijen, alkali, dan lemon (lime). Bahan-bahannya diolah sedemikian rupa sampai menjadi keras dan juga ditambah dengan pewangi.

Sabun batang yang dimodifikasi oleh Ar Razi semakin banyak manfaatnya bagi masyarakat karena bisa menjaga diri tetap bersih dan mencegah bau badan yang mengganggu.

Apalagi untuk umat Islam yang badannya harus bersih setiap kali akan mendirikan salat. Tentu saja inovasi pembuatan sabun pada peradaban manusia terus berkembang, khususnya pada abad pertengahan di Eropa.

Sejak abad ke-18, formula sabun modern dipertahankan sampai sekarang  

modern dipertahankan sampai sekarang

(foto: pixabay)

Pada abad pertengahan di Eropa, sabun hanya dibuat dari bahan yang benar-benar alami tanpa banyak campuran kimia.

Walau sebenarnya bahan alami yang digunakan harganya masih terlalu mahal. Baru pada abad ke-18 atau tahun 1791, harga sabun semakin murah setelah ada inovasi dari Prancis.

Sosok bernama LeBlanc dari Prancis menemukan sebuah proses kimiawi yang menjadikan harga sabun jauh lebih murah.

Masih dari Prancis sekitar 20 tahun berikutnya, peneliti Prancis yang lain mengidentifikasi lemak, asam, dan gliserin yang menjadi tanda sejarah sabun modern.

Memang tidak ada satu orang yang diakui sebagai ilmuwan atau penemu sabun. Tapi, ribuan eksperimen sudah dilakukan untuk menemukan metode membuat sabun dengan harga yang terjangkau di masyarakat.

Sampai hari ini tidak ada lagi penemuan penting tentang sabun, karena proses pembuatannya masih dipertahankan sejak abad ke-18 sampai terbentuk menjadi seperti yang kita pakai sehari-hari.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.