inspirasi

Sejarah Ragunan, Tanah Bangsawan yang Menjadi Kebun Binatang

Penulis:   | 

Kebun Binatang Ragunan pada tahun ini memasuki usia yang ke-157 tahun. Ratusan jenis binatang bisa dijumpai di sana. Masyarakat sudah lama menjadikannya sebagai tempat wisata yang edukatif dan juga murah.

Terletak di Jalan Harsono RM 1 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kebun Binatang Ragunan selalu ramai pengunjung terutama di akhir pekan saat masyarakat beristirahat dari kesibukannya sehari-hari.

Sebagai kebun binatang tertua di Indonesia, ternyata sejarah Ragunan cukup panjang dan menarik untuk diketahui.

Baca juga: Mengenal Handschar, Tentara Muslim yang Angkat Senjata di Barisan Hitler

Seperti ini sejarah Ragunan dan asal usul namanya 

Sejarah Ragunan, Tanah Bangsawan yang Menjadi Kebun Binatang

(foto: sejarahone)

Sejarah nama Ragunan ternyata diambil dari nama orang Belanda, yaitu Hendrik Lucaasz Cardeel atau dikenal sebagai nama Wiraguna.

Ia diberikan gelar pangeran oleh Sultan Haji yang merupakan anak dari Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Kerajaan Banten.

Pada tahun 1675, Cardeel atau Wiraguna datang ke Keraton Surasowan untuk merenovasi bagian keraton yang rusak karena terbakar. Saat itu ia bersedia bekerja pada Sultan Haji sekaligus menjadi mualaf.

Mendengar keteguhannya dan terdesak oleh kondisi, Sultan Haji akhirnya menerima Cardeel sebagai ahli bangunan. Sultan Haji ketika itu belum mendapatkan kekuasaan karena Sultan Ageng Tirtayasa masih menjadi raja.

Lalu Sultan Haji meminta diangkat menjadi raja kepada ayahnya, namun keinginannya justru ditolak hingga akhirnya terjadilah perang antara ayah dan anak untuk memperebutkan kekuasaan.

Terjadi perebutan kekuasaan dan bantuan dari Belanda

Sejarah Ragunan, Tanah Bangsawan yang Menjadi Kebun Binatang

(foto: daerahkita)

Sultan Haji yang kagum dengan pekerjaan Cardeel lantas menugaskannya untuk meminta pertolongan pada Belanda.

Cardeel menjalankan tugasnya sekali lagi dan berhasil mendapatkan bantuan dari Belanda. Akhirnya Sultan Haji berhasil merebut kekuasaan dari sang ayah, Sultan Ageng Tirtayasa.

Berkat jasa Cardeel dalam perebutan kekuasaan, Sultan Haji menghadiahi gelar Pageran Aria Wiraguna kepadanya.

Selepas mendapatkan gelar, Cardeel atau Wiraguna menetap di kerajaan Sultan Haji untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya pamit pulang ke Belanda.

Alih-alih pulang, ternyata Cardeel justru pergi ke Batavia dan menetap di sana. Pada tahun 1695, dia diangkat menjadi asisten pribadi seorang pejabat Batavia.

Baca juga: Hongcun, Desa Kuno di China yang Berusia 900 Tahun

Berasal dari Kebun Binatang Cikini dan hibah dari pelukis Raden Saleh

Sejarah Ragunan, Tanah Bangsawan yang Menjadi Kebun Binatang

(foto: pinterest)

Sejak hijrah ke Batavia, Cardeel mendapatkan kekayaan dan tanah yang sangat luas. Salah satu tanahnya berada di selatan kota Batavia.

Oleh penduduk sekitar, tanah milik Wiraguna yang berada di selatan Batavia sebagai Tanah Wiraguna.

Di tahun 1964, T.H.E.W. Umboh memindahkan Kebun Binatang Cikini ke Ragunan karena letaknya di pusat kota membuat kebun binatang tersebut tidak bisa diekspansi lagi.

Dengan luas 85 hektar, pusat wisata yang menyatukan dua kebun binatang ini dibangun ulang dalam waktu dua tahun.

Kebun Binatang Cikini merupakan kebun binatang yang didirikan di atas tanah hibah dari Raden Saleh, seorang pelukis ternama Indonesia.

Raden Saleh sangat mencintai hewan dan tumbuhan, bahkan senang merawat dan memeliharanya.

Ketika Raden Saleh bersekolah di London, Inggris, dia mendapatkan ide untuk mendirikan bangung. Karena selain merawat dan memelihara, ternyata Raden Saleh sering menjadikan hewan sebagai sumber inspirasi untuk melukis.

Kebun Binatang Ragunan sempat berganti-ganti nama

  Bangsawan yang Menjadi Kebun Binatang

(foto: sejarahone)

Setelah pembangunan selesai, tepatnya pada tahun 1966, kebun binatang ini diberi nama baru yaitu Taman Margasatwa Jakarta. Delapan tahun kemudian namanya diubah lagi menjadi Kebun Binatang Ragunan.

Nama ini bertahan sampai dengan tahun 1999, sebelum akhirnya diganti sekali lagi menjadi Taman Margasatwa Ragunan dan tetap bertahan sampai saat ini.

Sekarang, Kebun Binatang Ragunan memiliki lahan sebesar 147 hektar yang dihuni oleh 200 jenis satwa.

Jumlah total satwa di kebun binatang ini juga telah mencapai angka 2.000 ekor termasuk satwa karnivora seperti harimau, macan, dan singa.

Ada juga satwa herbivora seperti gajah, rusa, dan jerapah; beberapa jenis burung, primata, serta reptil. Untuk membuat satwa-satwa tersebut merasa nyaman, kebun Binatang Ragunan menerapkan konsep open zoo. 

Demikianlah ulasan tentang sejarah Ragunan, apakah kamu pernah mengunjunginya untuk liburan?

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.