inspirasi

Mengenal Ibnu Majid, Pelaut Muslim dan Penemu Gagasan Kompas Modern

Penulis:   | 

Orang-orang di zaman dahulu terbiasa berlayar dan menjelajah lautan untuk memahami berbagai wilayah di dunia. Sampai sekarang, aktivitas pelayaran juga masih dilakukan dengan keahlian khusus.

Selain keahlian, untuk menjelajah lautan juga butuh alat navigasi yang bisa menunjukkan arah yang dapat dipercaya. Alat navigasi atau kompas modern yang berguna di lautan pernah dikembangkan oleh Ibnu Majid.

Dilengkapi dengan 32 arah mata angin, kompas Ibnu Majid dinilai canggih oleh bangsa Eropa. Beginilah perjalanannya sebagai pelaut dan intelektual.

Baca juga: Kisah Echidna, Makhluk Berbadan Ular dan Induk dari Monster Mitologi Yunani

Sejak kecil sering diajak ayahnya melakukan pelayaran di Laut Merah

Mengenal Ibnu Majid, Pelaut Muslim dan Penemu Gagasan Kompas Modern

(foto: amano)

Ibnu Majid terlahir dengan nama panjang Syihabudin Ahmad bin Majid As Sa’di bin Abu Rakaib An Najdi.

Sejak lahir dan sepanjang masa kecilnya dijalani di desa Jilfar, suatu wilayah di timur Ra’su Al Khaimah, di sekitar Teluk Arab.

Ia hidup pada abad ke-14. Keluarganya berasal dari Bani Tamim, dan ia dikenal sebagai anak-anak nahkoda. Ayahnya sering mengajaknya ikut berlayar ke Laut Merah, sehingga sejak kecil, ia sudah tidak asing dengan lautan.

Ayahnya pernah menuliskan sebuah buku Al Hijaziyyah yang membahas kondisi lautan sekitar kawasan Hejaz. Kakeknya pun termasuk seorang pelaut yang terkenal di sekita Laut Merah.

Menghasilkan karya yang masih berpengaruh di dunia pelayaran modern

Mengenal Ibnu Majid, Pelaut Muslim dan Penemu Gagasan Kompas Modern

(foto: aramcoworld)

Dikenal sebagai sosok intelektual yang cerdas, sejak kecil ia banyak belajar tentang matematika, bahasa Arab, geografi, kartografi, dan astronomi.

Tentang kelautan, ia tekun mempelajari teori dan praktiknya secara langsung bersama ayahnya.

Saat sudah punya bekal keahlian untuk berlayar, ia dipercaya bersama rombongannya untuk mengarungi lautan.

Tidak hanya Laut Merah, tapi juga Samudra Hindia yang ia taklukkan. Tidak hanya berlayar, tapi ia juga merangkum pengalaman dan pengetahuannya tentang laut.

Karya-karyanya yang masih berpengaruh di dunia pelayaran modern adalah Hawiyah Al Ikhtisar fi Usul ilm Al Bihar (Rangkuman Ilmu Kelautan) dan Al Fawaid fi Usul Ilm Al Bahr wa Al Qawaid (Pedoman Dasar Ilmu Kelautan).

Semua karyanya berdasarkan teori-teori kelautan dan navigasi yang dipelajarinya dan juga pengalamannya sebagai pelaut.

Baca juga: Sejarah Suku Zulu, Etnis Terbesar yang Berpengaruh di Afrika Selatan

Kompas yang dikembangkannya berperan penting dalam ekspedisi Vasco da Gama

Mengenal Ibnu Majid, Pelaut Muslim dan Penemu Gagasan Kompas Modern

(foto: amanoobserver)

Berkat ketekunan dan keberaniannya untuk menjelajahi wilayah baru seperti Samudera Hindia saat itu, namanya semakin dikenal. Apalagi ketika ia mampu mengembangkan kompas yang canggih dan akurat.

Meskipun ia bukan penemu kompas yang pertama di dunia, tapi kompas buatannya menjadi cikal bakal kompas modern.

Reputasinya makin tinggi saat ia bisa menjadi penunjuk jalan untuk Vasco da Gama saat akan melakukan ekspedisi ke Tanjung Harapan pada tahun 1498. Kepada Vasco da Gama, ia tunjukkan kompas ciptaannya.

Ekspedisi itulah yang membuat bangsa Eropa berhasil menemukan sebuah jalur baru menuju benua Asia. Karena dianggap berjasa, ia diajak bergabung dalam ekspedisi Vasco da Gama berikutnya.

Meskipun berperan penting, beberapa karyanya terlupakan sejak zaman renaissance

Mengenal Ibnu Majid, Pelaut Muslim dan Penemu Gagasan Kompas Modern

(foto: wibur)

Tidak hanya di kalangan pelaut bangsa Arab, ia juga dikenal di Eropa. Catatan ekspedisi dan buku tentang kelautan yang ditulisnya ada lebih dari 40 judul.

Dalam bukunya, bermacam-macam istilah kelautan disebutkan untuk pertama kali, contohnya adalah oceanography. Meskpun karyanya sangat berpengaruh, tapi mengapa namanya cenderung tidak banyak dikenal?

Memang catatannya tentang lautan sempat dianggap paling penting dan sudah diterjemahkan ke banyak bahasa.

Tapi banyak hal yang berubah sejak zaman kebangkitan atau renaissance di Eropa. Tidak sedikit hasil karya dan penemuan ilmuwan Muslim abad pertengahan yang terlupakan.