inspirasi

Sejarah Suku Zulu, Etnis Terbesar yang Berpengaruh di Afrika Selatan

Penulis:   | 

Sejak zaman dahulu, benua Afrika menyimpan banyak hal unik dan menakjubkan. Misalnya berkaitan dengan budaya, peninggalan sejarah, atau suku bangsa yang sudah bertahan hidup selama ribuan tahun.

Di Afrika Selatan terdapat Suku Zulu yang banyak terlibat dalam kehidupan politik dan sosial. Bisa dikatakan kalau Suku ini berperan besar pada sejarah bangsa Afrika Selatan.

Dari yang sebelumnya dianggap terbelakang, tapi bisa menyesuaikan dengan zaman modern.

Baca juga: Sejarah Sansekerta, Bahasa India Klasik yang Berpengaruh di Dunia

Sering tinggal berpindah-pindah sesuai musim dan membawa binatang ternak

Kisah Suku Zulu, Etnis Terbesar yang Berpengaruh di Afrika Selatan

(foto: historycollection)

Suku Zulu merupakan salah satu kelompok masyarakat yang terkenal dan berpengaruh di Afrika Selatan.

Ribuan tahun lalu, kehidupannya dijalani secara nomaden atau sering berpindah-pindah menyesuaikan musim dan kondisi tanah.

Saat berpindah ke wilayah yang subur, mereka terbiasa membawa ternak mereka. Populasinya mencapai 11 juta jiwa dan banyak menempati Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.

Tempat tinggalnya adalah gubuk yang berbentuk lingkaran atau dikenal dengan nama kraal. Masing-masing kraal terdiri atas beberapa gubuk yang ditempati oleh satu kelompok beserta hewan ternaknya.

Banyak mempertahankan pola hidup tradisional dalam kesehariannya

Kisah Suku Zulu, Etnis Terbesar yang Berpengaruh di Afrika Selatan

(foto: thegreatcoursedaily)

Dalam banyak hal, Suku Zulu cenderung mempertahankan tradisi. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan dengan berburu, pemilihan pakaian, sampai soal keyakinan.

Pakaian tradisional yang biasa dikenakannya memiliki banyak manik-manik. Tentang kehidupan spiritualnya, mayoritas dari mereka memegang teguh kepercayaan tradisional yang diwariskan nenek moyang.

Nenek moyangnya menganggap bahwa ketika mereka tertimpa malapetaka atau kesialan, hal itu adalah pengaruh roh-roh jahat atau akibat tingkah laku buruk yang sudah dilakukan selama ini.

Meski banyak menganut kepercayaan tradisional, mereka juga toleran dan bisa terbuka pada ajaran agama lain, khususnya Kristen.

Baca juga: Kisah Echidna, Makhluk Berbadan Ular dan Induk dari Monster Mitologi Yunani

Berkembang jadi Kerajaan Zulu dengan gejolak dan tantangan besar yang dialami

Kisah Suku Zulu, Etnis Terbesar yang Berpengaruh di Afrika Selatan

(foto: historyanswers)

Sebelumnya, mereka hanya dipandang sebagai golongan kelas dua dan menjadi korban diskriminasi yang kejam.

Sampai pada tahun 1816 M, seorang kepala suku sekaligus pendiri Kerajaan Zulu, Shaka kaSenzangakhona membawa perubahan dengan kepemimpinan yang kuat.

Dari yang awalnya suku terbelakang, Kerajaan Zulu menjadi kelompok yang terorganisir, bersenjata, dan berkuasa. Wilayahnya terbentang luas di antara sungai Phongolo dan sungai Mzimkhulu di Afrika bagian selatan.

Dengan cepat, Suku Zulu menjadi berpengaruh besar karena pihak Kerajaan Zulu mampu menaklukkan beberapa suku tetangga untuk bergabung.

Suku Zulu yang berkembang terus mengalami gejolak dan tantangan, apalagi ketika kepala sukunya tewas karena ketegangan politik.

Kemudian setelah abad ke-19, perannya dalam sejarah Afrika Selatan sangat terlihat keterlibatannya, khususnya saat diterapkannya politik apartheid.

Bahasanya masih banyak dituturkan oleh penduduk Afrika Selatan

Kisah Suku Zulu, Etnis Terbesar yang Berpengaruh di Afrika Selatan

(foto: cnn)

Dengan populasi yang besar, bahasanya pun masih dilestarikan. Sekitar 23% penduduk Afrika Selatan menuturkan bahasa Zulu.

Universitas KwaZulu-Natal, sebuah kampus terkenal di Afrika Selatan berencana menjadikan mata kuliah bahasa Zulu sebagai materi wajib untuk mahasiswa di tahun pertama.

Tanda dari pengaruh Suku Zulu masih terasa hingga kini, yaitu dalam hal bahasanya. Bahasa Zulu termasuk bahasa yang masih dilestarikan penduduk di Afrika Selatan.

Seiring waktu, Suku Zulu secara perlahan meninggalkan pola hidup tradisional dan beradaptasi dengan zaman modern. Sekarang, proporsi penduduknya yang hidup di kota dan di desa cukup seimbang.

Setengah penduduknya tinggal di desa dan menggarap ladang, sedangkan setengahnya lagi bekerja di kota.