inspirasi

Menelusuri Desa Hallstatt, Surga Tersembunyi Bekas Tambang Garam

Penulis:   | 

Desa Hallstatt di Austria menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di Eropa bahkan dunia. Suasana danau dan pegunungannya serasa di negeri dongeng, apalagi saat diselimuti es.

Beberapa tahun lalu, Hallstatt yang seperti surga tersembunyi makin terkenal karena disebut mirip dengan yang ditampilkan film Frozen dalam bentuk Desa Arendelle.

Memang alamnya yang menakjubkan menginspirasi banyak seniman, penulis, maupun fotografer untuk berkarya.

Tapi mungkin tidak semuanya mengetahui bahwa Hallstatt sejak lebih dari 2500 tahun lalu adalah lokasi tambang garam. Produktivitas tambang garam itulah yang menghidupkan perekonomian daerahnya.

Baca juga: Kisah Myrmidon, Pasukan Tangguh Perang Troya yang Berasal dari Semut Pekerja

Bentang alamnya tetap dilestarikan dan tidak terkena imbas zaman modern

Menelusuri Desa Hallstatt, Surga Tersembunyi di Austria Bekas Tambang Garam

(foto: pixabay)

Hallstatt adalah sebuah wilayah di Salzkammergut, Austria tidak jauh dari Danau Hallstattersee. Wilayahnya masih alami dan lebih cocok disebut desa.

Pemandangannya termasuk background yang sempurna untuk ditampilkan di media sosia. Kemakmuran desa  tercermin dalam arsitekturnya yang indah.

Bentang alam Pegunungan Alpen Timur menjadi salah satu visual yang tampak dramatis dengan gunung-gunung besar yang terlihat seperti menyembul di lembah-lembah.

Yang menjadikan Hallstatt dan daerah sekitarnya makin populer adalah kelestarian alamnya.

Masyarakatnya mempertahankan seluruh elemen yang ada di alam. Selama 2500 tahun, ciri khas bentang alamnya tetap dilestarikan dan tidak terkena imbas negatif akibat perkembangan zaman modern.

Daerahnya memperoleh kemakmuran dari pertambangan garam

Menelusuri Desa Hallstatt, Surga Tersembunyi di Austria Bekas Tambang Garam

(foto: pixabay)

Ternyata aktivitas masyarakatnya yang hanya berkisar 800 orang sudah dimulai di zaman prasejarah.

Salah satu sumber kekayaan yang menghidupi daerahnya adalah keberadaan endapan garam yang sudah dieksploitasi sejak tahun sebelum Masehi.

Produksi garam dalam skala besar menjadikan Hallstatt mencapai kemakmuran di pertengahan abad ke-20. Tambang garam yang ada di sana adalah salah satu yang paling tua di dunia.

Bahkan pada tahun 1300-an, Hallstatt sebagai kota perdagangan berperan penting di era kekaisaran Romawi.

Kemudian tahun 1959, hampir semua produksi garamnya diangkut ke Ebensee dengan pipa khusus saluran air asin yang jauhnya sekitar 40 km.

Baca juga: Hyperborea, Peradaban Misterius Bagaikan Surga dalam Mitologi Yunani

Semakin jauh mengeksplor wisatanya, semakin banyak hal yang membuat terpesona

Menelusuri Desa Hallstatt, Surga Tersembunyi di Austria Bekas Tambang Garam

(foto: pixabay)

Selain tambang garam, tentunya nilai jual Hallstatt adalah pemandangan alamnya yang sangat menakjubkan. Pariwisatanya juga tidak kalah banyak menjadi penopang daerahnya.

Dari kota Vienna menuju Hallstatt, pengunjung bisa menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam perjalanan.

Kunjungan ke Hallstatt bisa dilakukan sendiri atau melalui travel agent. Desa Hallstatt bisa dinikmati dari mana pun.

Lebih menakjubkan kalau dilihat dari atas observasi Hallstatt Skywalk, sebuah gardu yang tinggi menjulang 350 m.

Untuk bisa sampai ke titik Hallstatt Skywalk, pengunjung bisa menumpang sebuah kereta gantung ke Gunung Hallstatt Salt.

Semakin dieksplor lebih dalam lagi, pengunjung akan makin menemukan banyak pesonanya. Popularitasnya makin meluas sampai ke Asia Timur ketika Spring Waltz (2006) dari Korea Selatan difilmkan di Hallstatt.

Jutaan orang Asia makin penasaran dengan pesonanya ketika China membuat replika Hallstatt di Guangdong.

Turis lokal suka berkunjung di musim dingin, sedangka turis asing di musim panas

Menelusuri Desa Hallstatt, Surga Tersembunyi di Austria Bekas Tambang Garam

(foto: ootouristik)

Tidak hanya menikmati dari ketinggian, museum sejarah Hallstatt dan toko sovenir juga menarik untuk dikunjungi.

Jika ingin menikmati waktu lebih lama, pengunjung juga bisa menginap di hotel yang posisinya berada di depan dermaga.

Pemandangannya akan sangat bagus karena menghadap langsung ke danau dan pegunungan.

Di musim dingin, banyak pengunjung lokal di Astria dan dari negara tetangga di Eropa Utara. Sementara itu, di musim panas lebih banyak pengunjung dari Asia dan Amerika.

Selama bertahun-tahun, ada sekitar 10.000 turis setiap hari. Tapi pandemi mengubah banyak hal untuk penduduk lokal.

Hanya segelintir yang berkunjung, sehingga Hallstatt sangat sepi. Beberapa penduduknya mengatakan bahwa Hallstatt di tahun 2020 seperti kota hantu karena terlalu sepi.

Suasana yang tenang dan terasa seperti kota kuno menjadikan suara angsa yang berenang pun terdengar. Bagaimana menurutmu? Apakah suatu saat nanti kamu ada rencana mengunjungi Hallstatt?