inspirasi

Legenda Ebu Gogo, Makhluk Mirip Manusia dalam Mitologi Flores

Penulis:   | 

Membahas tentang kehidupan suku pedalaman, sepertinya selalu menarik. Sisi misteriusnya memicu rasa penasaran. Contohnya adalah Ebu Gogo yang cukup terkenal dalam cerita rakyat Flores.

Ada sebagian yang menyebut bahwa ia makhluk mitologi atau legenda, tapi tidak sedikit yang juga menyebutnya benar-benar hidup di Nusa Tenggara sekitar 400 tahun yang lalu.

Dalam cerita legenda, sosoknya adalah nenek yang rakus, perutnya besar, dan suka menyantap daging. Daging yang disukainya bukan sembarang daging, tapi daging manusia. Itulah mengapa ia tampak menyeramkan.

Sekujur tubuhnya tampak kehitaman tertutup rambut. Konon tingginya hanya sekitar 100 cm, sehingga gerakannya cukup gesit dan larinya cepat.

Baca juga: Tan Jin Sing, Sosok Berjasa Dibalik Penemuan Candi Borobudur

Terkenal di dalam cerita rakyat dengan tampilan yang menakutkan

Legenda Ebu Gogo, Makhluk Mirip Manusia dalam Mitologi Flores

(foto: aeon)

Nama Ebu Gogo berarti nenek pemakan segalanya. Wilayah yang menjadi tempat tinggalnya adalah pedalaman Flores.

Ia disebut-sebut bisa bicara dengan cara berbisik-bisik dan menirukan manusia. Sebagai makhluk legenda, wujudnya diyakini merupakan gabungan antara manusia dan peri (leprechaun).

Sampai pada era modern, keberadaannya dalam cerita rakyat masih dikenal sampai sekarang.

Karena memang masyarakat Flores dan sekitarnya ingin menceritakan legenda ke anak-anak agar anak-anak tidak nakal atau keluar rumah sembarangan.

Dari generasi ke generasi, legenda Ebu Gogo cenderung ditampilkan dengan sosok yang menakutkan. Meskipun arti namanya nenek pemakan segala, tapi cara jalannya seperti sosok laki-laki yang kerdil tapi terlihat kekar.

Tidak lepas dari spekulasi dan dianggap sama denga Homo floresiensis

Legenda Ebu Gogo, Makhluk Mirip Manusia dalam Mitologi Flores

(foto: roamindonesia)

Sejumlah ilmuwan percaya tentang keterkaitan Ebu Gogo dengan Homo floresiensis, walaupun sebenarnya belum ada bukti yang kuat dan mendukung pernyataan itu.

Kehadirannya tidak lepas dari spekulasi, apalagi ketika pada tahun 2004 pernah ada temuan yang mengejutkan tentang fosil yang disebut Homo floresiensis.

Para arkeolog yang berjasa menemukannya adalah dari Indonesia dan juga Australia. Temuannya berupa tulang tengkorak manusia purba yang tidak lagi utuh.

Karena ukurannya kecil, sempat dikira fosil anak-anak. Tapi setelah diperiksa giginya, diketahui bahwa fosilnya adalah manusia purba yang sudah dewasa.

Diperkirakan manusia purba yang diteliti usianya 18-20 tahun. Tinggi badannya lebih dari satu meter. Peneliti menyebutnya bahwa masa hidupnya di Flores adalah sekitar 12 ribu tahun lalu.

Baca juga: Pak Dal Pencipta Lagu Bintang Kecil, Sosoknya Jarang Diketahui

Sempat menghebohkan masyarakat dunia karena dianggap mirip tokoh fiksi

Legenda Ebu Gogo, Makhluk Mirip Manusia dalam Mitologi Flores

(foto: antaranews)

Masyarakat dunia, khususnya yang antusias dengan sains, ikut heboh dan penasaran dengan fosil kerdil di sebuah gua kapur yaitu Liang Bua, Manggarai, Flores, NTT.
Hasil dari temuan sains yang juga dipublikasikan oleh jurnal Nature membuat lebih banyak orang di dunia mengenal Homo floresiensis.

Ada alasan lain mengapa temuan fosil Homo floresiensis juga menghebohkan sampai negara-negara barat.

Ternyata Homo floresiensis disebut mirip salah satu tokoh film Lord of The Rings yang diadaptasi dari karya populer dari J.R.R. Tolkie.

Bukan hanya masyarakat pemerhati budaya populer, tenyata ada juga penelitian lain dari Arizona State University bahwa fosil di Flores menarik perhatian bagi antropolog di dunia.

Ada banyak pertanyaan muncul setelah penemuan, khususnya adalah tentang bagaimana tradisi lisan bisa menjelaskan suatu peristiwa nyata ribuan tahun lalu dengan akurat.

Disebut-sebut telah punah ketika datang bangsa Belanda dan Portugis di Flores 

Makhluk Mirip Manusia dalam Mitologi Flores

(foto: floresnews)

Saat dihitung jarak usianya antara Homo floresiensis dan Ebu Gogo, ternyata diketahui bahwa keduanya hidup di zaman yang berbeda. Itu pun jika Ebu Gogo benar-benar ada.

Yang paling banyak diyakini masyarakat setempat adalah legenda Ebu Gogo sudah lenyap dari muka bumi sekitar empat abad lalu saat tanah Flores didatangi penjajah Belanda dan Portugis yang menganggap mereka adalah hama yang harus dimusnahkan.

Sains dan legenda memang seringkali berkaitan, tapi keduanya hal yang berbeda.

Ilmuwan pun berpandangan bahwa semakin kompleks dan misterius hubungan sains dan mitos, maka semakin terlihat menarik untuk ditelusuri atau setidaknya diceritakan.

Begitu juga antara temuan fosil dan legenda Ebu Gogo yang menjadi bagian penting dalam cerita rakyat Flores.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.