inspirasi

Kisah Perang Uhud, Ada Hikmah di Balik Kekalahan

Penulis:   | 

Perang Uhud adalah salah satu pertempuran paling besar dalam sejarah umat Islam. Ada ratusan pasukan sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi korban, dan bahkan Nabi Muhammad SAW pun terluka.

Lokasinya adalah di Jabal Uhud, yang merupakan bukit yang bernilai sejarah pada sejarah Islam.

Pasukan umat muslim yang bergerak di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW pun bertempur totalitas melawan musyrikin Makkah.

Kisahnya termasuk pilu jika dibandingkan perang lainnya. Jabal Uhud yang bersejarah kemudian disebut bahwa kelak akan dilihat kembali di surga.

Jemaah haji yang berkunjung ke tanah suci biasanya juga menyempatkan untuk ziarah ke Jabal Uhud.

Baca juga: Kisah Komunitas Warga Armenia yang Pernah Mewarnai Sejarah Indonesia

Ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya perang di Jabal Uhud

Kisah Perang Uhud, Ada Hikmah di Balik Kekalahan

(foto: alikhlas)

Perang Uhud terjadi tahun 3 Hijriyah/625 M di Madinah antara pasukan muslim dan kaum kafir Quraisy dari Makkah. Perang tersebut adalah peperangan kedua yang berlangsung di antara muslim dan kafir Quraisy.

Pecahnya peperangan di Jabal Uhud tidak lepas dari peristiwa kekalahan yang dialami kaum kafir Quraisy pada Perang Badar tahun sebelumnya. Perang Uhud disebabkan karena beberapa hal yaitu;

  • Niat untuk balas dendam dari kaum kafir Quraisy, khususnya Abu Sufyan karena kekalahan pada saat Perang Badar.
  • Adanya perasaan dengki kaum kafir Quraisy kepada perkembangan Islam di Madinah
  • Kaum kafir Quraisy ingin menghilangkan pengaruh Nabi Muhammad SAW di Madinah

Nabi Muhammad SAW sempat bermusyawarah untuk menentukan strategi perang

Kisah Perang Uhud, Ada Hikmah di Balik Kekalahan

(foto: kumparan)

Pasukan yang dibawa oleh kaum Quraisy adalah tidak kurang dari 3.000 orang yang di dalamnya dibagi menjadi 200 orang pasukan berkuda, 700 orang pasukan dengan unta. Selebihnya merupakan pasukan infanteri dan pemanah.

Sementara itu, pasukan muslim yang dipimpin Nabi Muhammad SAW membawa sekitar 1.000 orang pasukan yang merupakan gabungan beberapa kaum dari Madinah.

Tanggl 13 Syawal 3 H, Nabi Muhammad SAW dan pasukan mengadakan suatu musyawarah dengan tujuan menentukan strategi terbaik dalam peperangan.

Setelah musyawarah didapatkan hasil atau ketetapan bahwa kaum muslim melancarkan perangnya di luar kota agar masyarakat Madinah tetap aman.

Baca juga: Kisah Violet Jessop, Korban Selamat dari Tenggelamnya Kapal Titanic

Abdullah bin Ubay berkhianat dan membawa pasukan untuk membelot ke pihak musuh

Kisah Perang Uhud, Ada Hikmah di Balik Kekalahan

(foto: zaahara)

Satu kejadian yang membekas dalam sejarah adalah pengkhianatan yang dilakukan Abdullah bin Ubay saat perjalanan menuju ke Jabal Uhud.

Awalnya Abdullah bin Ubay berada dalam pasukan kaum muslim bersama Nabi Muhammad SAW.

Di tengah perjalanan Abdullah bin Ubay membelot ke pasukan musuh dengan mengajak 300 pasukan, jadi pasukan Rasulullah yang awalnya 1.000 orang prajurit, kemudian menjadi sebanyak 700 orang prajurit yang masih bertahan.

Setelah peristiwa pengkhianatan, Nabi Muhammad SAW segera menyerukan agar kaumnya tetap merapatkan barisan untuk menghadapi Perang Uhud, tanpa harus digoyahkan karena pengkhianatan.

Perang pun berjalan dengan heroik dan penuh perjuangan yang tidak gentar mengorbankan nyawa. Sayap kanan pasukan berjaga di kaki Jabal Uhud, sedangkan untuk sayap kiri ada di kaki Jabal Ainain.

Pasukan muslim masih terbawa euforia kemenangan di Perang Badar tahun sebelumnya

da Hikmah di Balik Kekalahan

(foto: liputan6)

Di barisan belakang pasukan kaum muslimin ada 14 orang wanita yang juga bertugas untuk memberikan air minum untuk prajurit yang haus dan mengobati yang luka karena pertempuran. Salah satu wanita yang bertugas yaitu Fatimah binti Rasulullah.

Pada mulanya, sekitar tujuh hari pertama, pasukan kaum muslim bisa membuat kaum kafir Quraisy kewalahan dan terpaksa mundur, walau ternyata aksi mundur yang dilakukan hanyalah bagian dari suatu strategi.

Kaum kafir Quraisy segera kembali lagi untuk melakukan penyerangan mendadak, sampai kaum muslim pun dikepung dari segala penjuru.

Di saat yang sama, euforia kemenangan kaum muslim di Perang Badar setahun sebelumnya ternyata masih melekat di antara pasukan muslimin.

Tidak sedikit di antaranya yang terlalu percaya diri ‘menyambut’ datangnya musuh di Madinah tanpa memperhatikan kekuatan barisan sendiri.

Ada beberapa pelajaran penting yang didapatkan dari Perang Uhud

Ada Hikmah di Balik Kekalahan

(foto: republika)

Selain jumlah pasukan yang tidak imbang, di dalam pasukan muslimin sendiri justru terjadi beberapa perdebatan internal yang menyebabkan kekompakan pasukan berkurang.

Kaum muslimin berusaha tetap mempertahankan posisinya dan juga melindungi Rasulullah sebagai pemimpin.

Meski telah berusaha keras ternyata perang tetap memakan korban, termasuk dari kalangan sahabat serta keluarga Rasulullah.

Pasukan musuh yang jumlahnya lebih banyak ternyata menunjukkan kekuatan sampai menjelang akhir.

Hal itu tidak lepas dari peran Khalid bin Walid sebagai panglima perang yang terkenal piawai. Saat perang, Khalid bin Walid belum memeluk Islam.

Perang Uhud berakhir saat Khalid bin Walid menyeru pasukan kafir Quraisy mundur dan segera mengumumkan tentang kemenangan mereka.

Kekalahan pasukan kaum muslimin di Jabal Uhud memberi pelajaran penting, khususnya untuk tidak berkhianat, menghindari perseteruan saat genting, dan disiplin melaksanakan strategi perang yang telah disepakati.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.