inspirasi

Kisah Nabi Adam, Manusia yang Pertama Menjadi Khalifah di Dunia

Penulis:   | 

Sosok Nabi Adam diketahui sebagai manusia pertama yang pertama kali tercipta di dunia. Allah SWT mengutusnya menjadi seorang nabi dan juga menjadi khalifah di dunia.

Tugasnya menyampaikan ke penduduk bumi agar beriman dan taat pada Allah, mengikuti syariat, dan mencegah kemungkaran.

Sebagai manusia pertama, dakwah Nabi Adam tidak seperti nabi-nabi lain yang diutus ke kaum tertentu.

Ajaran dakwahnya lebih banyak ke keluarga, karena perannya juga menjadi ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Ada beragam hikmah dan pembelajaran yang bisa diambil dari kisahnya, termasuk tentang didikan ke anak-anaknya. Begini sekilas tentang kisah Nabi Adam dari berbagai sumber.

Baca juga: Kisah Nabi Saleh yang Diberikan Mukjizat Seekor Unta Betina

Awalnya menjadi penghuni surga, tapi melanggar larangan dan turun ke bumi

Kisah Nabi Adam, Manusia yang Pertama Menjadi Khalifah di Dunia

(foto: pexels)

Sebelum membangun kehidupan di bumi, Nabi Adam diciptakan Allah sebagai penghuni surga bersama Hawa sebagai pasangannya. Sebelumnya ia diciptakan sendirian di surga.

Kemudian Allah menciptakan seseorang untuk mendampingi. Bersama Hawa, ia diizinkan oleh Allah untuk menikmati segalanya yang berada di surga.

Ada riwayat yang menyebutnya tinggal di surga selama 46 tahun.

Di antara segala kenikmatan yang dibebaskan, hanya ada satu larangan, yaitu pohon khuldi.

Keduanya pada awalnya taat aturan dan tidak berani mendekati pohon khuldi, apalagi kalau sampai makan.

Rayuan iblis ternyata begitu kuat dan buah khuldi pun dipetik untuk dimakan. Sejak saat itu keduanya bukan lagi penghuni surga dan mulai membangun hidup di bumi.

Para malaikat pun bersujud kepadanya, tapi iblis tidak bersedia

Kisah Nabi Adam, Manusia yang Pertama Menjadi Khalifah di Dunia

(foto: pinterest)

Takdir penciptaannya sebagai khalifah di dunia disebutkan dalam Alquran QS Al Baqarah: 30.

(Ingat) ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, ‘Aku ingin menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka bertanya, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana? Padahal, kami bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu.’ Dia berkata, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui,’”

Malaikat pun mempertanyakannya sebagai manusia yang mungkin justru berbuat kerusakan. Allah sudah berkehendak memberinya ilmu dan pengetahuan.

Malaikat diperintah untuk bersujud kepadanya. Malaikat yang taat bersedia bersujud, tapi tidak dengan golongan iblis yang sombong dan merasa lebih unggul karena diciptakan Allah dari api.

Baca juga: Kisah Nabi ibrahim, Melawan Raja Namrud hingga Hancurkan Berhala

Dikaruniai anak-anak kembar dan mulai hidup besama keluarganya di Makkah

Kisah Nabi Adam, Manusia yang Pertama Menjadi Khalifah di Dunia

(foto: republika)

Allah menurunkannya di bumi denga Hawa, tapi di tempat berbeda. Selama 40 tahun keduanya saling mencari, baru kemudian dipertemukan di Jabal Rahmah, Makkah.

Setelah tobat, kehidupan di bumi dijalani dengan mulai bercocok tanam dan menggembala ternak. Tempat tinggalnya untuk membangun keluarga kini mencakup wilayah kota Makkah.

Ada hal unik dari keluarganya, yaitu tentang anak-anak keturunannya yang lahir kembar. Konon, anak-anaknya sampai 40 orang.

Di antara seluruh anak-anaknya, ada yang kisahnya sangat terkenal yaitu Qabil dan Habil.

Ada satu lagi yang bersejarah, tapi justru tidak banyak diceritakan yaitu tentang anaknya yang bernama Syits dan juga menjadi seorang nabi walau tidak termasuk ke 25 nama yang wajib diimani.

Menyampaikan wasiat kepada seorang putranya tentang tugas untuk menjadi nabi

Kisah Nabi Adam, Manusia yang Pertama Menjadi Khalifah di Dunia

(foto: pinterest)

Kisah tentang putranya, Qabil dan Habil adalah peristiwa kejahatan besar yang pertama kali terjadi di bumi.

Sempat merasa sedih karena wafatnya Habil, tidak berjarak lama kemudian lahirlah seorang putra lagi yang bernama Syits.

Di antara anak-anaknya yang terlahir kembar, Syits menjadi seorang anak yang tidak punya saudara kembar, diberkahi dengan pikiran yang cerdas, akhlaknya pun baik.

Menjelang akhir hayat, sebuah wasiat penting disampaikannya kepada Syits dan harus dijaga kerahasiaannya agar jangan sampai didengar Qabil.

Menurut Ibn Katsir dalam Qashashul Anbiya, Nabi Adam menderita sakit parah menjelang wafat di usia 960 tahun. Setelah wafat, penerus kenabian dan tugas dakwah dijalankan oleh Nabi Syits.