inspirasi

Awal Mula Kerajaan Majapahit, Berasal dari Buah Maja yang Dianggap Titisan Dewa Siwa

Penulis:   | 

Kamu pasti sudah familiar dengan nama Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan terbesar di seluruh nusantara. Kerajaan Majapahit berjaya pada abad 13-16 Masehi.

Dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas, ternyata dahulu Majapahit hanyalah sebidang tanah desa di hutan.

Nama Majapahit pun terinspirasi dari nama pohon berbuah yang tumbuh di hutan, yakni buah maja (Aegle marmelos).

Pernahkah kamu melihat pohonnya yang sedang berbuah? Uniknya, buah maja dianggap bukan buah biasa di India dan sekitarnya, tapi buah yang istimewa karena dianggap titisan Dewa Siwa.

Baca juga: Suku Asaro Papua Nugini, Masyarakat Tradisional yang Memakai Topeng Lumpur Menakutkan

Masyarakat Indonesia tidak mengonsumsi buah maja seperti buah-buahan

Asal Usul Kerajaan Majapahit, Berasal dari Buah Maja Titisan Dewa Siwa

(foto: piqsel)

Sebelum menemukan fakta sejarah Kerajaan Majapahit dan buah maja, simak dulu ulasan tentang buah maja. Ciri khas buah maja adalah kulitnya yang hijau, tapi isinya memiliki warna kuning atau jingga.

Ketika dibelah, buah maja mengeluarkan aroma yang harum dan menyegarkan. Rasanya tidak familiar di lidah, sehingga masyarakat Indonesia tidak biasa memakannya.

Bukan untuk konsumsi seperti buah-buahan pada umumnya, tapi buah maja bisa digunakan untuk obat tradisional.

Perlu kita ketahui bahwa sekarang ini beberapa spesies buah maja sudah mulai langka. Sebagian masyarakat desa di Yogyakarta akan memanfaatkan kulit maja yang keras menjadi peralatan seperti gayung dan alat ukur sederhana.

Orang Asia Selatan menganggap buah maja sebagai titisan Dewa Siwa

Asal Usul Kerajaan Majapahit, Berasal dari Buah Maja Titisan Dewa Siwa

(foto: pixabay)

Jika di Indonesia buah maja tidak lazim dimakan, lain halnya dengan penduduk di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, dan Bangladesh.

Orang-orang Asia Selatan biasa memakan buah maja secara langsung,  dikeringkan dulu, atau atau dibuat jus. Buah maja begitu dianggap penting di Asia Selatan karena dianggap menjadi titisan Dewa Siwa (Sang Hyang Syiwa).

Bagaimana kemudian buah maja menjadi bagian penting dari berdirinya Kerajaan Majapahit?

Semuanya bermula ketika Raden Wijaya dan pengikutnya sedang babat alas untuk sebuah permukiman baru di hutan yang banyak ditumbuhi pohon maja.

Baca juga: Laksamana Malahayati, Wanita Aceh yang Membuat Inggris Takut Bertempur

Pendiri Kerajaan Majapahit pernah membangun permukiman di sekitar pohon maja 

Asal Usul Kerajaan Majapahit, Berasal dari Buah Maja Titisan Dewa Siwa

(foto: alchetron)

Nama Kerajaan Majapahit tidak ditemukan begitu saja. Awalnya adalah karena kekalahan Singasari setelah diserang Jayakatwang dari Kediri.

Waktu itu, Kertanegara masih memegang kuasa dan terbunuh dalam serangan. Menantu Kertanegara, yakni Raden Wijaya justru menyerahkan dirinya.

Ternyata Jayakatwang mau berdamai dan menerima penyerahan diri Raden Wijaya. Bahkan Raden Wijaya memberi bekal untuk melanjutkan hidup berupa lahan kecil yang ada di hutan Tarik Sidoarjo, Jawa Timur.

Di tempat itulah, sebuah desa kecil mulai dibangun. Tapi nama desanya belum ditentukan. Yang jelas, di dalamnya ada banyak pohon Maja yang berbuah. Bentuk buahnya besar, berwarna hijau mirip jeruk, kulitnya tebal serta keras

Nama Majapahit dibuat ketika ada prajurit memakan buah maja yang berasa pahit

Asal Usul Kerajaan Majapahit, Berasal dari Buah Maja Titisan Dewa Siwa

(foto: wallpaperflare)

Karena penasaran dengan rasanya, seorang prajurit kerajaan mencoba memakannya ketika pembangunan desa berlangsung. Dikira manis, ternyata buah maja sangat pahit.

Kemungkinan itu karena prajurit memakan buah Maja yang muda, jadi buahnya terasa begitu pahit. Karena itulah, akhirnya desa diberi nama Majapahit.

Setelah penduduk desa bertambah, secara bertahap Raden Wijaya pun mulai mengumpulkan pasukan.

Raden Wijaya tidak hanya fokus ke dalam, tapi juga bekerjasama dengan beberapa kerajaan dan negara lain yang berlayar ke wilayah Indonesia.

Kerajaan Majapahit jadi makin besar dan kuat pemerintahannya meluaskan pengaruh ke dearah lain di Indonesia sampai tiga abad lamanya.