inspirasi
Asal Mula Sigiriya, Batu Singa Raksasa yang Pernah Jadi Istana Rahasia
Kamu pernah melihat bangunan istana yang dibentuk seperti singa? Bukan sebuah istana di cerita mitologi, tapi pernah ada di dunia nyata yang bernama Sigiriya.
Istana yang berupa batu raksasa adalah sebuah tempat unik yang menjadi bagian dari sejarah Sri Lanka sejak abad ke-3 SM.
Tempat ini sudah tercatat sebagai warisan budaya UNESCO menjadi tempat tujuan wisata yang menarik.
Baca juga: Alexander Fleming, Ilmuwan yang Tidak Sengaja Menemukan Antibiotik Penicilin
Berbentuk batu singa yang sekarang tinggal tersisa kakinya saja
Istana yang berada di Distrik Matale Sri Lanka adalah salah satu contoh karya arsitektur zaman kuno masih menakjubkan sampai sekarang.
Ukuran tingginya sekitar 370 mdpl, sehingga siapapun yang ingin melihat bagian atasnya harus mendaki. Nama Sigiriya diambil dari kata Sihagri.
Sumber sejarah lain menyebut bahwa namanya berasal dua kata; singha yang berartu singa dan giri berarti gunung.
Jadi Sigiriya adalah singa gunung atau batu singa (lion rock). Sesuai namanya, istana ini berbentuk bebatuan berwujud singa.
Ada kaki yang mencengkeram bagian tanah dan terlihat memiliki kuku tajam. Walaupun sekarang yang bisa dilihat tinggal kaki saja di gerbang masuk atau lion’s gate. Karena memang bagian atas telah hancur dimakan usia.
Pernah menjadi persembunyian raja yang melarikan diri dari saudaranya
Di dalamnya ada kompleks biara, istana, gua, taman batu, dan taman-taman bertingkat. Ada pula sistem aliran air hidrolik yang terdiri atas pintu air, kanal, danau, jembatan, bendungan, air mancur, dan pompa air bawah tanah.
Setelah dilakukan pembangunan kompleks biara pada abad ke-3 SM, istana ini kembali dibangun dua ratus tahun kemudian oleh Raja Kasyapa untuk kediaman yang tersembunyi.
Ada sebuah legenda lokal yang menyebutkan bahwa bangunan ini merupakan tempat pelarian Raja Kasyapa dari saudaranya yang dijatuhkan demi mendapat kekuasaan.
Merasa takut dengan pembalasan yang dilakukan saudaranya, Raja Kasyapa menjadikan batu besar Sigiriya sebagai istananya yang terkenal sangat susah untuk dijamah manusia.
Dengan selera seni yang tinggi, istana batu raksasa dipahat dalam bentuk singa. Pada masa awal pembangunan terlihat seperti singa ilusi yang mengambang, dikelilingi kebun, bendungan, dan kolam pemandian.
Baca juga: Jembatan Stari Most, Saksi Bisu Perang Antar Etnis di Bosnia-Herzegovina
Sigiriya diubah menjadi biara dan mulai dikunjungi orang pada abad ke-14
Ternyata tidak lama bangunan ini menjadi istana rahasia. Akibat keberadaannya diketahui saudaranya, Raja Kasyapa yang paranoid nekad memotong leher sendiri.
Setelah itu istana ini diubah jadi kompleks biara. Pada abad ke-14, biara pun ditinggalkan akibat bangunannya mulai rusak dan banyak reruntuhan berbahaya.
Pada beberapa sisi masih menyisakan lorong kecil untuk dikunjungi. Ada beberapa prasasti tua di dinding, yang kira-kira sudah ada pada abad ke-8. Yang cukup terkenal adalah adanya lukisan para selir raja dan mirror wall.
Sejak masih jadi istana, ada dinding yang dipoles sampai benar-benar mengilap dan bisa dipakai bercermin. Selain lukisan selir, di dalam dinding juga terdapat sisa-sisa grafiti yang dibuat oleh tangan-tangan pengunjung.
Setelah berselang ratusan tahun lamanya, kompleks Sigiriya ditata ulang dengan tampilan luar yang baru. Tenyata keunikan bentuk dan nilai historisnya menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
Sebelum mendaki kompleks ini, pastikan kondisi tubuh sedang fit
Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa berangkat dari kota Polonnaruwa dan akan butuh waktu satu jam perjalanan.
Begitu sampai di lokasi, jangan kaget kalau terlihat antrean panjang orang-orang yang akan mendaki puncaknya. Di sana ada seorang pemandu untuk setiap wisatawan yang mendaki.
Ada juga dokumenter Honoured Sri Lanka Sigiriya berbentuk DVD yang diterjemahkan dalm tiga bahasa yaitu (Inggris, Jerman, dan Perancis).
Saat sudah sampai di atas, wisatawan bisa melihat ke hutan sekitarnya dan patung-patung Buddha. Pastinya harus cek kondisi cuaca dan kesehatan tubuh sebelum melancong ke sana.
Kondisi tubuh harus fit saat akan mendaki ke sana. Beberapa anak tangganya sangat curam dan tegak lurus. Sesekali ada angin yang bertiup kencang dan membuat tubuh agak goyah.
Kalau memungkinkan, duduk sejenak menunggu angin normal kembali dan pegangan ke gagang besi yang ada di setiap undakan.
Meskipun medannya tidak mudah, pastinya akan jadi pengalaman luar biasa ketika sampai di puncaknya.
0 comments