inspirasi

Apa Itu Sugar Daddy, Fenomena Kencan Pria Kaya dengan Pasangan Belia

Penulis:   | 

Cerita-cerita tentang sosok sugar daddy menjadi warna tersendiri dalam kehidupan masyarakat urban dalam berkencan. Sebagian orang memandang dari sisi gelapnya, tapi sebagian yang lain mengakuinya sesuai fakta.

Sebenarnya apa itu sugar daddy dan apa yang mereka tawarkan kepada teman kencannya?

Biasanya pria sugar daddy yang ‘sudah berumur’ mengincar wanita cantik yang jauh lebih muda untuk diajak menjalin hubungan sugar dating.

Tentunya tarif yang dibayarkan cukup fantastis. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sugar daddy pasti kaya raya.

Baca juga: Mengenal Burung Enggang, Punya Paruh Seperti Tanduk dan Dianggap Keramat

Berawal dari pernikahan pengusaha pabrik gula dari Amerika Serikat

Apa Itu Sugar Daddy, Fenomena Kencan Pria Kaya dengan Pasangan Belia

(foto: thecut)

Tahukah kamu sejak kapan munculnya fenomena sugar daddy? Memang belum bisa dipastikan kapan istilah yang satu ini dikenal dan disepakati maknanya oleh masyarakat umum.

Tapi, dalam sebuah kolom Reporterherald, sebutannya berawal dari cerita pernikahan pengusaha gula kaya raya dari Amerika Serikat pada tahun 1908.

Pengusaha yang bernama Adolph Spreckels menikahi Alma, perempuan yang usianya 24 tahun lebih muda.

Karena itulah, istilah sugar sebenarnya mengacu pada pabrik gula (sugar company) yang dimiliki Adolph Spreckels. Pasangannya yang lebih muda kemudian diberi sebutan sugar baby.

Sugar daddy dan sugar baby hanya menjalankan perannya sesuai kontrak

Apa Itu Sugar Daddy, Fenomena Kencan Pria Kaya dengan Pasangan Belia

(foto: businessinsider)

Menurut Kamus Merriam-Webster, istilah sugar daddy adalah seorang pria berusia tua yang menghabiskan uangnya secara boros bersama teman kencannya.

Sugar daddy bisa berstatus duda atau masih terikat pernikahan dengan istrinya. Urusan kencan dengan sugar baby, tentu tidak dikompromikan dengan keluarganya.

Begitu juga bagi sugar baby, tidak ada kepentingan dengan urusan pribadi dengan teman kencannya.

Masing-masing hanya menjalankan peran sesuai kontrak yang disepakati. Untuk tarif yang dibayarkan bisa bervariasi. Yang pasti, bisa memenuhi keinginan sugar baby untuk bersenang-senang.

Meskipun hubungan antara keduanya adalah terikat kontrak semata, tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya bisa menjadi pasangan yang saling mencintai.

Baca juga: Fakta Rumah Makan Padang, Terkenal di Seluruh Penjuru Indonesia

Sebagian wanita memilih jadi simpanannya karena gaya hidup

Apa Itu Sugar Daddy, Fenomena Kencan Pria Kaya dengan Pasangan Belia

(foto: knowledgeformen)

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan wanita terjerat dalam hubungan dengan seorang sugar daddy. Yang paling banyak memang motivasi finansial yang dijanjikan.

Pemberian uang jajan dan berbagai hadiah tampaknya menjadi daya tarik bagi perempuan belia yang belum berpenghasilan sendiri.

Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa sugar baby terbawa tren pertemanannya dan memiliki keinginan untuk mencoba hal baru.

Dalam hal ini, kedua belah pihak bisa dibilang saling membutuhkan dan menginginkan.

Jika dahulu wanita muda yang menjadi simpanan memiliki keterbatasan ekonomi, belakangan trennya berubah karena sugar baby juga tidak sedikit yang sebenarnya dari keluarga berada.

Gaya hidup hedonis yang kadang demi memenuhi tuntutan sosial membuat sosok sugar daddy sebagai ‘penyelamat’.

Sebagian besar masyarakat tetap tidak mendukung karena alasan risiko kesehatan

Apa Itu Sugar Daddy, Fenomena Kencan Pria Kaya dengan Pasangan Belia

(foto: sugardaddie)

Di Indonesia sendiri, fenomena ini termasuk hal baru. Meskipun masih ada anggapan tabu untuk membicarakan tentang hal ini, beberapa orang justru ada yang terang-terangan mengakuinya sebagai bagian dari pilihan hidup.

Beberapa orang mempercayakan pilihannya untuk mencari pasangan sugar dating melalui internet. Teknologi dan media sosial pun ikut melancarkan tawar menawar antara lelaki dan wanita muda pilihannya.

Sebagaimana dalam dunia prostitusi, ada orang lain yang berperan sebagai penyalur.

Bagaimanapun adanya fenomena ini, sebagian besar masyarakat tetap tidak menyarankan pilihan ini karena risiko penyakit yang mungkin terjadi akibat berganti-ganti pasangan.