inspirasi

Amazon Dahomey, Pasukan Perang Wanita yang Anggotanya Para Istri Raja

Penulis:   | 

Di wilayah pesisir Afrika Barat berdiri sebuah negara kecil bernama Republik Benin. Posisi Benin berbatasan dengan Togo, Nigeria, Niger, dan Burkina Faso.

Dahulu Republik Benin bernama Dahomey dan merupakan kerajaan. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-17 sampai abad ke-19.

Bukan masalah namanya atau wilayahnya, tapi keunikan dari kerajaan ini adalah karena adanya sebuah kelompok pasukan perang wanita yang disebut Amazon Dahomey.

Nama Amazon diberikan pada mereka karena terinspirasi dari bangsa wanita Amazon yang tangguh dari mitologi Yunani.

Baca juga: Keunikan Suku Lingon, Orang Pedalaman Halmahera yang Bermata Biru

Direkrut dari para penjaga istana dan ‘istri-istri raja kelas tiga’

Amazon Dahomey, Pasukan Perang Wanita yang Anggotany Para Istri Raja

(foto: pinterest)

Pada masa pemerintahan raja Dahomey, yaitu Raja Dako pada tahun 1625, ada ribuan perempuan tangguh yang dijadikan tentara atau pasukan elit.

Pada masa pemerintahan Raja Agaja (1708-1732) Amazon Dahomey menjadi pengawal raja.

Orang di Dahomey menyebut mereka mino yang dalam bahasa Fon (bahasa daerah orang Dahomey) artinya ibu kami.

Bukan hanya pasukan perang, mereka juga merupakan para ‘istri raja kelas tiga’. Statusnya adalah istri tapi tidak tinggal bersama dan tidak melahirkan anak raja.

Tugas mereka hanya mengabdi pada raja Dahomey sebagai pasukan elit yang siap bertempur menjaga pertahanan istana.

Sebelum menjadi tentara kerajaan, mereka memang para penjaga istana yang dikenal pemberani.

Senjata mereka mulai dari pisau, tongkat, dan pedang lurus yang panjangnya tiga kaki. Nama Amazon Dahomey didapat dari para tentara dan misionaris Eropa kontemporer.

Tidak boleh punya anak selama menjadi anggota Amazon Dahomey

Amazon Dahomey, Pasukan Perang Wanita yang Anggotany Para Istri Raja

(foto: weafriquenations)

Para wanita tangguh di barisan tentara Amazon Dahomey berperan sangat penting di dalam militer kerajaan Dahomey.

Jumlah mereka ada ratusan. Ada yang direkrut dari penjaga istana, tapi ada pula yang memang mengajukan diri sukarela.

Bahkan ada yang rakyat biasa dan terpaksa bertempur karena suami atau ayah mereka melaporkan perilaku mereka kepada raja.

Para wanita yang sedang ikut menjadi anggota dilarang untuk punya anak, meski beberapa di antaranya sudah menikah. Mereka benar-benar ditempa dengan pelatihan fisik intensif untuk menjadikan mereka ahli berperang.

Baca juga: Tassili N’Ajjer, Situs di Gurun Sahara yang Punya Peninggalan Lukisan Menakjubkan

Mendapat hak istimewa yang tidak didapat oleh tentara lain

Amazon Dahomey, Pasukan Perang Wanita yang Anggotany Para Istri Raja

(foto: alamy)

Selain menjalankan kewajiban, Amazon Dahomey juga mendapat hak-hak istimewa yang tak didapat oleh tentara lain.

Mereka boleh untuk berada di istana sepanjang hari. Sedangkan prajurit yang lain tidak dibolehkan ada di istana saat malam hari.

Jumlah pasukan mereka mencapai jumlah 3000 – 5000 orang. Keseluruhan pasukan Amazon Dahomey harus menikah kontrak dengan raja, tapi pernikahan itu hanya sebuah formalitas untuk menunjukkan loyalitas kepada raja.

Pernikahan mereka jelas tidak untuk melanjutkan keturunan. Sebagiannya sudah pernah menikah dalam kehidupan pribadinya.

Bahkan kalau sampai ada anggota yang hamil, ia akan dihukum mati. Konon raja yang sedang menjabat juga tidak berani untuk menyentuh para prajurit wanitanya, karena mereka pada umumnya terlihat menakutkan.

Saat Prancis datang menguasai Dahomey, Amazon Dahomey akhirnya dibubarkan

(foto: pinterest)

Sejak tahun 1870-an jumlah anggota Amazon Dahomey berkurang drastis. Dari jumlah 1700 anggota yang masih ada, kualitas mereka tidak menurun.  Mereka masih dipercaya untuk menyerang berbagai wilayah.

Tapi, pada akhir abad ke-19 saat Kerajaan Dahomey terancam karena negara-negara Eropa mulai menguasai wilayah Afrika. Posisi Amazon Dahomey jadi tidak berdaya saat menghadapi tentara Prancis yang senjatanya lebih superior.

Amazon Dahomey akhirnya dibubarkan ketika Kerajaan Dahomey jadi daerah kekuasaan Prancis.