inspirasi

Mengenal Barbarossa, Pelaut Muslim yang Dicitrakan Negatif oleh Dunia Barat

Penulis:   | 

Pelaut tangguh itu dikenal dengan Barbarossa. Bukan nama asli sejak lahir, Barbarossa adalah julukan untuk dua orang pelaut muslim yang merupakan kakak beradik, Arouj dan Khairuddin.

Mereka kemudian dikenal sebagai Barbarossa Brothers atau Barbarossa bersaudara. Barbarossa sendiri diambil dari bahasa Latin yaitu barber yang berarti janggut dan rossa yang berarti merah.

Khairuddin atau Hayreddin nama lahirnya adalah Khirz sedangkan Arouj nama lahirnya Horush. Menurut catatan dari Americana Encyclopedia, keduanya lahir di daerah Mytilene, Pulau Lesbos di Kepulauan Aegean, Yunani. Mereka sebenarnya terdiri dari empat bersaudara; Horush, Elias, Khirz, dan Isaac.

Khairuddin dan Arouj  pada mulanya hanyalah pelaut biasa, tapi sebuah serangan mengubah misinya menjadi balas dendam sekaligus perjuangan.

Baca juga: Kekejaman Khmer Merah, Rezim Diktator yang Menghabisi Nyawa Rakyatnya

Daftar isi

Dari pelaut biasa kemudian menjadi ditakuti militer Eropa

Barbarossa Bersaudara, Pelaut Muslim yang Dicap Negatif oleh Eropa

(foto: thoughtco)

Awalnya, Arouj dan Khairuddin adalah pelaut biasa. Tentu saja tidak mengancam atau membahayakan siapapun. Mereka berlayar di perairan Yunani dan Turki.

Sampai pada suatu hari, kapal merela diserang oleh kapal St. John of Jerusalem yang kemudian mengakibatkan salah seorang adiknya, yaitu Elias terbunuh.

Arouj dan Khairuddin terdorong untuk melakukan sebuah aksi balas dendam terhadap semua kapal militer Kristen Eropa. Aksi bajak laut tersebut sempat menggemparkan dan sekaligus mengancam militer Kristen Eropa.

Sejak saat itu, mereka dikenal sebagai perompak Barbarossa Brothers. Bahkan sosoknya ditampilkan ke dalam film Pirates of Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003).

Salah satu karakternya ialah seorang nahkoda yang ditakuti siapa saja yang melintas di laut Mediterania. Namanya ditampilkan sebagai Captain Hector Barbarossa, seorang perompak yang kejam dan memiliki ciri khas janggut merah dan kapal Black Pearl-nya.

Disegani anak buah dan ditakuti musuhnya

Barbarossa Bersaudara, Pelaut Muslim yang Dicap Negatif oleh Eropa

(foto: thefamouspeople)

Barbarossa bersaudara merupakan orang-orang yang memiliki peran mempersatukan Tunisia dan Aljazair menjadi bagian dari Dinasti Ottoman. Pengaruh besar mereka di pesisir laut Mediteran diakui sangat luar biasa.

Meski dalam catatan sejarah Islam sosok Barbarossa dipandang sebagai orang yang cerdas dan berpengaruh penting, lain halnya dengan yang terjadi di benak bangsa Eropa.

Barbarossa yang merupakan dua bersaudara ini terkesan sebagai figur yang bengis, kejam, dan barbar. Keluarga Barbarossa pun jadi pusat perhatian karena kekuatannya di laut Mediterania.

Mereka merupakan terror utama bagi armada laut Genoa dan Spanyol.  Semakin kuat, mereka menjadi bajak laut yang disegani para anak buah dan ditakuti musuhnya saat itu. 

Baca juga: Kisah Kapal Padewakang, Tanpa Mesin Mampu Berlayar ke Australia

Aksi penyelamatan bangsa Moor dan terbunuhnya Arouj dalam pertempuran tak menyurutkan perjuangannya

Barbarossa Bersaudara, Pelaut Muslim yang Dicap Negatif oleh Eropa

(foto: pinterest)

Aksi Barbarossa untuk misi balas dendam mulai berubah ketika terjadi peristiwa Reconquista, yaitu pembersihan muslim Spanyol sekaligus jatuhnya Andalusia. Dari balas dendam, aksi mereka berubah jadi perjuangan bagi umat Islam.

Mereka pun ikut menyelamatkan bangsa Moor untuk bisa menyeberang ke Maroko, Tunisia, dan Aljazair yang lebih aman.

Alhasil pasukan Spanyol pun merasa jadi semakin terancam oleh kekuatan mereka yang berkembang. Namun akhirnya Arouj tewas terbunuh di sebuah pertempuran di  Rio Salado, tahun 1518.

Setelah Arouj terbunuhnya, bukan berarti perjuangan Barbarossa berhenti. Mereka masih berlanjut di bawah kepemimpinan Khairuddin.

Khairuddin berperan signifikan dalam penyelamatan Muslim Spanyol

Pelaut Muslim yang Dicitrakan Negatif oleh Dunia Barat

(foto: dailysabah)

Khairuddin Barbarossa punya peranan signifikan ketika Sultan Sulaiman harus menghadapi orang-orang Spanyol. Ia secara tidak langsung berhasil menyelamatkan ribuan umat Muslim di Spanyol dari kejamnya milisi Eropa.

Tidak hanya itu, Ia pun berjasa untuk urusan kerja sama militer dengan Perancis dalam rangka pembebasan Kota Nice pada 1543.

Hasil kerja sama ini membuat Ottoman diberi kuasa atas Toulon, kota pelabuhan yang jadi basis militer Kesultanan Ottoman di Laut Mediterania barat.

Berselang tiga tahun sesudah perjanjian dengan Perancis itu, Khairuddin akhirnya tutup usia di tahun 1546. Sejak saat itulah, petualangan Barbossa berakhir.