lifestyle

Mengenal Cabin Fever, Risiko Kesehatan Akibat Terlalu Lama di Rumah

Penulis:   | 

Apa itu cabin fever? Istilah tersebut terdengar lebih sering di masa pandemi seperti sekarang ini. Cabin fever terjadi karena isolasi dan masa karantina yang sengaja diberlakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Akibatnya, orang-orang yang melakukannya lama kelamaan akan merasa cemas dan stress. Umumnya, hal tersebut ditandai oleh gejala fisik seperti sulit bangun tidur, lesu, sulit berkonsentrasi, atau pola makan yang berantakan.

Ada juga gejala mental seperti menurunnya motivasi, putus asa, dan cenderung emosional atau sensitif.

Baca juga: Hangatkan Tubuh, Kenali Perbedaan Minyak Kayu Putih dan Eukaliptus

Banyak efek negatif yang timbul karena kurangnya aktivitas

Mengenal Cabin Fever, Risiko Kesehatan Akibat Lama di Rumah

(foto: pixabay)

Kurangnya beraktivitas selama masa karantina akan membuat tubuh menjadi lesu dan bad mood. Keadaan tersebut akan memicu diri menjadi tidak bahagia, mudah tersinggung, dan gelisah.

Ini bukan sekadar gangguan atau sakit yang akan sembuh begitu saja. Dirangkum dari beberapa sumber, cabin fever juga menjadi penyebab lahirnya kebiasaan buruk yang berakibat pada kesehatan tubuh.

Terlalu sering menghabiskan waktu di depan layar dan kamar tidur berakibat buruk bagi kesehatan di masa yang akan datang.

Tidak berolahraga akan menyebabkan obesitas, daya tahan tubuh melemah, sirkulasi darah yang buruk, hingga ketidakseimbangan hormon.

Lebih beratnya lagi, hal tersebut juga akan meningkatkan risiko sindrom metabolik, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, hipertensi, stroke, kanker, dan serangan jantung.

Juga bisa menjadi sebuah ancaman untuk kesehatan mentalnya

Mengenal Cabin Fever, Risiko Kesehatan Akibat Lama di Rumah

(foto: pixabay)

Secara sederhana, cabin fever terjadi karena isolasi atau karantina yang terlalu lama. Orang-orang merasa sulit untuk bersosialisasi dan cenderung menghabiskan waktu sendiri.

Menurut Hafid Algristian, salah satu spesialis kejiwaan alumni FK UNAIR, mengatakan bahwa gejalanya memang sulit disadari karena hal tersebut bukanlah sindrom maupun diagnosa.

Mereka yang mengalami hal yang demikian akan dilanda stress yang berkepanjangan. Sayangnya, ini pun tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

Pembatasan sosial membuat seseorang mengalami derivasi sensorik. Mereka menerima sensor suara dan cahaya yang terbatas.

Sehingga, inilah yang sering kali menimbulkan efek halusinasi. Itulah kenapa jika seseorang yang mengalami akan sedikit terancam kesehatan mental mereka.

Baca juga: Tradisi Mohibadaa, Perawatan Wajah Ala Masyarakat Gorontalo

Setiap orang memiliki gejala yang berbeda pada fisik dan mentalnya

Mengenal Cabin Fever, Risiko Kesehatan Akibat Lama di Rumah

(foto: pixabay)

Gejalanya setiap orang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kepribadian dan kemampuan memecahkan masalah. Para ekstrover pasti akan sulit beradaptasi dengan kondisi yang mengharuskan mereka untuk menyendiri.

Meskipun demikian, hal ini juga berat dilewati oleh mereka yang introvert dalam jangka panjang. Keadaan diperparah karena masalah tekanan mental. Mereka butuh bantuan agar keluar dari masalah ini.

Tekanan yang meningkat akan memicu gangguan lainnya seperti paranoia, depresi, gangguan obsesif kompulsif, depresi, atau lebih parah dari itu.

Nyatanya, tidak semua orang akan mengalami gangguan kesehatan mental akibat kondisi ini.

Jika kamu mulai merasa nafsu makan menurun, pola tidur terganggu, bahkan sulit berkonsentrasi, kamu bisa ke dokter untuk mendapat solusi terbaik.

Bagaimana cara mengatasi cabin fever yang mungkin mulai mengganggu?

Mengenal Cabin Fever, Risiko Kesehatan Akibat Lama di Rumah

(foto: pixabay)

Cara terampuh untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan bersikap seperti biasa. Kerjakan rutinitas harian, mengatur jam tidur, mengobrol dengan teman, dan makan secara teratur.

Untuk memperkuat sumber daya mental, mereka yang mengalami ini perlu mempraktikkan rasa syukur setiap hari. Bingkai ulang situasi dan jadikan momen ini sebagai cara untuk menemukan diri sendiri.

Selain itu, hal-hal seperti berikut ini mungkin bisa mengatasi.

  • Mengikuti fungsi harian dengan bersikap normal dan menghindari tidur siang yang panjang.
  • Tetap mengerjakan tugas dan meninjaunya, menata ulang kembali tujuan, dan beristirahat sejenak.
  • Hindari aktivitas di depan layar dalam waktu yang lama seperti bermain game online dan menonton televisi. Alihkan perhatian dengan memandang pemandangan atau mengeksplorasi alam.

Setelah mengetahuinya, sekarang kamu bisa menghindari, mencegahnya, atau mengatasinya agar tidak berlarut-larut.

TULIS KOMENTAR

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.